PERENUNGAN PENCIPTAAN.
Ajaran Tasawuf yang rumit tentang manifestasi
diperlukan untuk melengkapi doktrin kosmologis dan metafisis
mengenai hakikat realitas..
Selain itu, ajaran-ajaran itu memberikan latar belakang teoritis
untuk merenungkan alam dan realitas kosmik sebagai sarana mencapai
Realitas Metakosmik dan juga memberi kita sebuah peta
untuk membantu perjalanan melalui kosmos
menuju Realitas yang diluar semua manifestasi.
Namun, tidak semua Sufi berkecenderungan pada kontemplasi alam.
Sebagian diantaranya, , seperti Sufi wanita abad kedelapan dari Basrah,
Rabi'ah al-Awadiyyah , hanya berkenaan dengan Allah semata,
melebihi surga dan neraka, melebihi para nabi, dan orang suci dan
kemegahan ciptaan Allah.
Banyak orang lain yang juga menekankan cinta kasih Allah atau
kesatuan murni tidak peduli pada kontemplasi alam dan
pengkajian hierarki kosmik,
banyak yang melakukannya , beberapa ahli makrifat dan metafisika
paling terkemuka, seperti Ibn 'Arabi dan Rumi.
Namun demikian,
kontemplasi alam adalah bagian penting dari doktrin dan praktik Sufi,
dan menjelaskan makna esoterik dari tatanan yang tercipta
dan alam semesta sebagai elemen yang terpadu
dalam mengungkapkan kebenaran.
Karena dalam Islam wahyu datang dalam bentuk kitab suci,
banyak orang bijak Muslim yang memandang alam sebagai kitab Allah,
sebagaimana banyak rekan mereka di Yahudi dan Kristen..
Kosmos sebenarnya adalah wahyu Allah yang pertama dan primordial.
Ada Al-Qur'an yang kekal dan arketipal, yang merupakan arketipe
dari kitab dari kitab yang diwahyukan kepada Nabi sebagai Al-Qur'an
dan kosmos , yang oleh banyak Sufi disebut sebagai Al-Qur'an kosmik.
Sebagaimana setiap huruf , kata dan kalimat di dalam Al-Qur'an
diwahyukan dalam bahasa Arab berasal dari Allah dan
menyampaikan pesan dari-Nya , setiap fenomena di alam
juga merupakan tanda dari Langit .
Bahkan , di dalam Al-Qur'an fenomena alam dan ayat-ayat Al-Qur'an
disebut ayat, atau simbol-simbol dan tanda-tanda ,
masing-masing menyampaikan sebuah makna
yang melampaui dirinya sendiri.
Setiap ayat, selain memiliki makna lahiriah,
mempunyai arti simbolis dan batiniah.
Setiap fenomena kosmik merupakan fakta dan
sekaligus simbol sebuah nomena
Dalam arti yang mendalam, sains modern,
yang bersangkutan dengan fenomena hanya sebagai fakta-fakta
dan bukan sebagai simbol dari sebuah nomena,
adalah mirip dengan literalisme agama dalam interpretasi kitab suci.
'
Tasawuf selalu menolak kedua jenis literalisme dan
sepanjang berabad-abad telah memberikan interpretasi esoterik
terhadap Al-Qur'an dan "filsafat alam"
berdasarkan komentar esoterik atas kitab kosmik.
"Filsafat alam", ini sangat penting pada masa kini ketika,
akibat literanisme dan kelahiran sains maupun agama ,
kita umat manusia telah menjadi perusak alam
bukannya pelindungnyadan penyebar rahmat.
Makna batin dari kitab kosmik telah menjadi tersembunyi dari kita.
Kaum Sufi merenungkan alam ,
melihat di dalam bentuk-bentuk kehidupan,
dan ritmenya realitas spiritual yang sangat penting tidak hanya
di dalam menuju kesempurnaan ruhani.
Sebab, bagi orang bijak
setiap pohon merupakan cerminan dari pohon Surga,
setiap gunung merupakan simbol transendensi ,
setiap air yang mengalir di sungai
merupakan simbol dari Rahmat Ilahi,
angin sebagai pertanda Jiwa.
Elang yang terbang di angkasa melambangkan jiwa manusia
yang melambangkan jiwa manusia yang disempurnakan
melalui praktik ruhani terbang menuju Arays Ilahi,
daan ikan yang berenang dilubuk merupakan simbol dari jiwa
yang membenamkan dirinya di dalam samudera ketidakterbatasan.
Alam semesta terdiri atas serangkaian teofani;
kosmos adalah serangkaian simbol untuk direnungkan dan
sarana untuk mencapai Yang Dilambangkan,
sebuah buku untuk dibaca dan dipahami arti lahiriah dan batiniahnya.
Setelah seseorang selesai membaca buku kosmik itu,
dia dapat menyingkirkan nya lalu berdiri di hadapan
Pengarang Kitab Eksistensi.
Salah satu makna yang dimaksud Al-Qur'an
ketika mengacu pada naskah yang digulung pada akhir waktu
adalah selesainya pembacaan kitab alam bagi sang Sufi
yang selalu berlalu melewati kosmos , mengalami kematian di dunia
dan kebangkitan di dalam Ruh, yaitu kiamat bagi dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar