“Apakah di dalam ajaran Islam yang disebut swarga itu juga bertingkat-tingkat
seperti yang diyakini oleh kalangan kami,
yaitu ada
Bhurloka, Bhuwarloka, Swarloka, Maharloka, Janarloka, Tapoloka, dan Satyaloka?”
“Sesungguhnya tempat kebahagiaan dan kemuliaan yang disebut swarga
oleh orang-orang Hindu-Budha, di dalam Islam disebut dengan nama Jannah (Taman),
yang bermakna tempat sangat menyenangkan yang di dalamnya hanya terdapat kebahagiaan dan kegembiraan.
Hampir mirip dengan swarga yang dikenal di dalam Syiwa-Budha,
di dalam Islam dikenal ada tujuh surga besar yang disebut
‘Ala ‘Iliyyin, al-Firdaus, al-‘Adn, an-Na’im, al-Khuld, al-Ma’wah, Darussalam.
Di surga-surga itulah arwah orang-orang yang baik ditempatkan
sesuai amal ibadahnya selama hidup di dunia.”
“Sementara itu, tidak berbeda dengan ajaran Syiwa-Budha yang meyakini
adanya Alam Bawah, yaitu neraka yang bertingkat-tingkat dan jumlahnya sebanyak jenis siksaan, Islam pun mengajarkan demikian.
Jika di dalam ajaran Syiwa-Budha dikenal ada tujuh neraka besar, yaitu
Sutala, Witala, Talatala, Mahatala, Rasatala, Atala, dan Patala,
maka
di dalam ajaran Islam pun dikenal tujuh neraka besar yang disebut
Jahannam, Huthamah, Hawiyyah, Saqar, Jahim, dan Wail.
Bahkan sebagaimana kenyataan yang ada di dalam agama Hindu,
di dalam agama Islam pun masalah swarga dan neraka adalah
masalah yang selalu menjadi bahasan utama kalangan awam.
Sehingga, mereka salig berebut pengakuan sebagai yang paling benar dan
paling berhak menghuni swarga.
Orang-orang bertentangan dengan mereka dianggap sebagai calon penghuni neraka,”
kata Abdul Jalil.
#Novel Syaikh Siti Jenar #Quote
Tidak ada komentar:
Posting Komentar