Sabtu, 16 Januari 2016

dzikir

"Karena itu, 
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari-Ku." 
(QS. Al-Baqarah [2]: 152)

Tsabit Al-Banani berkata, “Saya tahu kapan Allah mengingatku.” 

Orang-orang pun merasa khawatir dengan ucapannya sehingga mereka pun bertanya, “Bagaimana kamu mengetahuinya?” 

Tsabit menjawab, “Saat aku mengingat-Nya, maka Dia mengingatku.”

Dalam Hadits Qudsi disebutkan, 
“Allah Ta’ala berfirman, 
‘Aku akan bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku 
dan kedua bibirnya bergerak karena Aku.” (HR. Baihaqi & Hakim).

Sahabat Nabi SAW, Muadz bin Jabal berkata, 
“Tidak ada yang disesali oleh penghuni surga 
selain waktu yang mereka lewatkan tanpa berdzikir kepada Allah Ta’ala.”
*************************************************
Seorang Muslim diajarkan dan dilatih untuk setiap saat terhubung dengan Sang Pencipta. Selain ritual shalat lima waktu, ada pula shalat sunnah 
beserta tambahan dzikir yang bisa dilakukan setiap waktu.

Dzikir adalah momen sang hamba terhubung dengan Allah Ta'ala. 
Demikian pentingnya keterhubungan ini sehingga Baginda Rasulullah SAW 
mengajarkan berbagai doa sebagai bentuk dzikir di semua keadaan.

Saat bangun tidur ada doanya
Saat makan ada doanya
Saat berpakaian ada doanya
Saat bercermin ada doanya
Saat buang air ada doanya
Saat berhubungan suami istri ada doanya.
Saat memulai pekerjaan ada doanya.

Semua latihan menghubungkan 
kegiatan fisik kepada Dia diharapkan merembet kepada semua gerakan di hati.

Saat khawatir kepada anak, ingat Allah.
Saat gundah gulana ditinggal yang terkasih, ingat Allah.
Saat kesal menempuh kemacetan, ingat Allah.
Saat merasa frustasi oleh keadaan, ingat Allah.

Demikian seterusnya,
 sehingga mentalitas dzikir seperti ini membuat kesadaran akan adanya Gusti Allah Pengurus alam semesta memberi dia harapan saat merasa tak berdaya, 
memberi kekuatan saat lemah, memberi peringatan saat di mabuk kesenangan dan memberi rasa kasih bahkan di saat kita tersakiti.

Seseorang yang tertempa dzikir 
tak akan bisa menodai orang lain dengan lisannya, 
mengutuk orang lain lewat amarahnya, 
mencuri atau menipu sesama karena kerakusannya, 
apalagi meledakkan diri hingga mencederai jiwa mulia sesama manusia...
(Tessa Sitorini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar