Jumat, 15 Januari 2016

Hari Pertama Penciptaan Langit Mencemooh Bumi - Muhammad Iqbal

Hari Pertama Penciptaan Langit Mencemooh Bumi - Muhammad Iqbal

Demi nikmat penyatuan dan pelepasan, 
kehidupan membangun semesta raya ini dan 
dari desah nafasnya tercipta rumah keajaiban 
dari siang dan malam.

Masing-masing bertebaran menerpa gairah dan cinta diri 
untuk berekspresi sambil berteriak lantang: 
“Aku berbeda dengan engkau.”

Maka bulan dan bintang-gemintang belajar terbang menari, 
ratusan lampu-lampu dinyalakan di angkasa: 
matahari menggantung di langit biru 
membentang kubah emasnya dengan tali-tali berwarna perak, 
di ujung timur fajar pertama pecah dan 
dari dunia yang baru lahir ia mengangkat tabir

Tapi manusia bumi masih terpencil, sepi dan sunyi.

Belum ada kafilah melintasi padang pasirnya, 
sungai-sungai belum bergelut menelikung bebukitan, 
belum ada awan gemawan menjatuhkan tetesan di dedaunan, 
tiada burung-burung bercerecau di dahan-dahan, dan 
tiada pula rusa-rusa mungil melompat di sesemakan.

Bumi yang belum rata layaknya asap yang menggunpal-gumpal, 
belum lagi menyalakan laut dan darahnya dengan kehidupan. 
Rerumputan tertidur di dasar lelap, 
belum tersentuh angin musim dingin

Langit mencerca bumi: 
“Belum pernah aku lihat makhluk seburuk engkau, 
  terpejam buta dalam jangkauanku: 
  tanpa lampuku, darimana engkau peroleh terangmu? 
   
  Engkau dapat tumbuh setinggi puncak Alvand, 
  tapi ia sebenarnya tidak pijar ataupun tumbuh. 
  Sekarang 
  pilihlah perempuan sundal yang akan meremasmu 
  atau matilah dalam kehinaan.”

Umpatan ini membuat bumi berduka, 
bermuram durja diliputi kesedihan 
dan menerawang Tuhan demi menyirami kehidupannya yang kotor 
dan tiba-tiba dari balik tabir langit suara menyahut: 

“Andaikan engkau tahu pusakamu yang tak ternilai harganya, 
  engkau mungkin tidak akan bersedih. 
  Karena apabila engkau memandang jiwamu 
  engkau akan menemukan hayat yang menggelegak 
  siap menerangi hari-harimu 
  dan tidak perlu lagi cahaya dari luar".

Apa yang membuat hari benderang? 
Matahari bundar yang ternoda!

Dari hayat yang tidak ternoda cahayamu akan terbit. 
Cahaya ini akan menuju angkasa raya 
melaju lebih cepat ketimbang cahaya bulan dan matahari.

Sudahkah engkau hapuskan sketsa harapan dari kanvas jiwamu? 
Dari debu-debu kegelapanmu sendiri cahaya akan bersinar.

Pengetahuan manusia akan mendesak menguasai angkasa, 
cintanya akan mengaku Yang Tak Terhingga.

Dengan mata yang lebih terjaga ketimbang milik jibril, 
ia akan menemukan jalan meski tanpa bimbingan.

Terbentuk dari lempung, 
manusia akan membumbung seperti malaikat 
hingga langit menjadi kedai minuman tua 
di pinggir jalan-jalan yang ditempuhnya.

Kubah-kubah langit kan ditembusnya bagai jarum menusuk sutra.
Dan ia akan mencuci kehidupan dari segala nodanya.

Tatapan matanya akan membuat suram kabut bumi cerah berseri.
Meski hanya sedikit berdoa dan banyak menumpahkan darah, 
namun dia tetap melaju selamanya.

Dari semesta ia akan belajar memahami sifat-sifat sang wujud, 

“Siapa yang tenggelam dalam pesona kecantikan Tuhan, 
  maka ia akan menjadi raja segenap makhluk ciptaan.”

Mohammad Iqbal, dari Javid Nama: Ziarah Abadi

Tags: Muhammad Iqbal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar