Kepalamu Adalah Tanggamu - Rumi
Hari ini kulihat Sang Tercinta,
seri semarak segala perkara itu;
Ia lepas menuju ke langit bagai ruh Mustafa. 1)
Karena wajah-Nya, matahari menjadi malu,
daerah langit terharu-biru sekacau kalbu;
lantaran cerlangnya,
air dan tanah lempung lebih bercahaya dari api menyala.
Aku berkata,
“Berikan padaku tangga, agar aku dapat naik ke langit pula.”
Jawab-Nya,
“kepalamu ialah tangga;
purukkan kepalamu lebih rendah dari kakimu.” 2)
Bila kautempatkan kakimu lebih tinggi dari kepalamu,
maka kakimu akan berada di atas kepala bintang-bintang;
bila kau menyibak angkasa,
injakkan kakimu di angkasa, nah, mulailah!
Seratus jalan ke angkasa—langit pun menjadi jelas bagimu;
membubunglah kau di setiap samar fajar ke langit raya,
bagai sebuah doa. 3)
: : : : : : : :
K e t e r a n g a n :
1) Rujukan pada Mi’raj Nabi Muhammad. Mustafa adalah panggilan untuk Beliau.
2) Sujud
3) Q.S. Adz-Dzâriyât [51] : 18), “Dan di akhir-akhir malam
mereka memohon ampun (kepada Allah).”
* Terjemahan oleh Hartojo Andangdjaja,
dari Rumi, Jalaluddin; Kasidah Cinta, 1982: Budaya Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar