Sabtu, 16 Januari 2016

Ketika Diusung Kerandaku - Rumi

Ketika Diusung Kerandaku - Rumi

Ketika diusung kerandaku di hari kematian,
janganlah menyangka hatiku berada di alam-dunia ini.
Janganlah menangisiku, dan menjerit,
"kemalangan,kemalangan!"
Bisa-jadi malah engkau terjatuh kedalam jebakan syaithan:
itu baru kemalangan.

Ketika engkau lihat jenazahku, 
janganlah engkau berseru, "perpisahan, perpisahan!"
Pertemuan dan penyatuan adalah milikku saat itu.

Ketika engkau masukkan aku ke liang lahat, 
janganlah engkau ucapkan, "selamat tinggal, selamat tinggal!"

Karena kubur bagiku hanyalah selembar hijab, 
yang menyembunyikan pelukan al-Jannah.

Setelah diturunkan ke lubang, tataplah kebangkitan;
Tidaklah ditenggelamkan itu menyakiti matahari dan rembulan.

Tampak bagimu ia tenggelam, padahal itu suatu kebangkitan:
Bagimu kubur adalah penjara, padahal itu pembebasan jiwa.

Bukankah bibit ditanamkan ke dalam bumi agar ia tumbuh?

Mengapa engkau ragukan harkat bibit insan?

Bukankah timba diturunkan, agar ia muncul-kembali:
penuh berisi air?

Tidaklah Yusufnya-jiwa itu perlu mengeluhkan sumur.
Katupkanlah mulutmu di sisi-sebelah-sini, dan
bukalah di sisi-sebelah-sana,
Karena di semesta-tak-bertempat 
akan berkumandang lagu kemenanganmu.

__________
(Rumi: Divan Syamsi Tabriz no 14, terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar