Sabtu, 16 Januari 2016

Wahai Pencari yang Haus, Kemarilah - Rumi

Wahai Pencari yang Haus, Kemarilah - Rumi

Waktu terbatas; 
air yang melimpah mengalir menjauh. [1]

Minumlah, 
sebelum engkau pecah, berkeping-keping. [2]

Ada sebuah aliran yang sangat terkenal,
penuh dengan Air Kehidupan. [3]

Reguklah Air itu, agar engkau bisa berbuah. [4]

Minumlah Air Khidr a.s, 
dari sungai sabda para Waliyullah: 
wahai pencari yang haus, kemarilah! [5]

Bahkan jika tak engkau lihat aliran itu,
dengan ketrampilan layaknya seorang yang buta,
bawalah cangkirmu ke sungai itu, dan isilah. [6]


__________
(Rumi: Matsnavi, III no 4300 - 04, terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson)

Catatan:
[1] Waktu di alam dunia bagaikan terbang. 
Kesempatan terbatas. 
Keika  ada kesempatan langka berjumpa seorang Guru Sejati, 
banyak orang yang menyia-nyiakannya 
dengan menanyakan hanya masalah duniawi. 
Padahal raga sangat pendek usia pakainya.

[2] Tanpa jiwa yang dibangkitkan kembali dengan Air Kehidupan, 
yang tegak dari manusia hanyalah raganya, 
yang terbentuk dari "tanah liat kering dari lumpur hitam" (QS [15]: 26).

[3] 'Air Kehidupan,' "yang tawar lagi segar" (QS [25]: 53) 
membasuh, mentahirkan, 'menghidupkan kembali' jiwa yang semula bagaikan mati, terkubur aneka-ragam kesibukan yang semata ragawi (QS [102]: 1 - 2).

[4] Buah diri sejati merupakan ciri pokok 'Pohon yang Baik' (QS [14]: 24).

[5] Pencari sejati senantiasa berharap 
agar suatu saat jiwanya dapat mencapai tempat dimana Khidr a.s menunggu, 
"majma'al-bahrain" (QS [18]: 60).

[6] Persembahkanlah keseluruhan dirimu; seadanya, apa adanya.


Tags: Jalaluddin Rumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar