Bismillah..
dialog yang jadi renungan..
asy syibly berkata kepada Junaid Al-Baghdadi :
“ ENGKAU DIKATAKAN SEBAGAI PENJUAL MUTIARA,
MAKA BERILAH AKU SATU ATAU JUALLAH KEPADAKU SEBUTIR “.
Maka Junaid Al Baghdadi pu menjawab,
“ JIKA KUJUAL KEPADAMU,
ENGKAU TIDAK SANGGUP MEMBELINYA.
JIKA KUBERIKAN KEPADAMU SECARA CUMA-CUMA,
KAU TIDAK MUNGKIN AKAN MENGHARGAINYA,
KARENA BEGITU MUDAH MENDAPATKANNYA,
ENGKAU TIDAK MENYADARI BETAPA TINGGI NILAINYA.
LAKUKANLAH APA YANG AKU LAKUKAN,
BENAMKANLAH DULU KEPALAMU DI LAUTAN,
APABILA ENGKAU DAPAT MENUNGGU DENGAN SABAR,
NISCAYA KAMU AKAN MENDAPAT MUTIARAMU SENDIRI".
Benamkan kepala-mu,
maksudnya
tundukan kepala-mu kpd hati-mu, dgn rasa tawadhu' dan penuh rasa kepasrahan.
Kepala ibarat Nabi Musa dan hati Ibarat Nabi Khidir,
tenggelamkan segala kehormatan-mu, ilmu-mu ke dalam hati-mu,
dgn sabar dan penuh kerelaan.
Hilangkan dan hiraukan setiap panggilan",
bayangan"....sampai semua itu lenyak dalam hening dan menyejukan.
Di dalam rasa hening dan menyejukan disitulah mutiara" itu,
namun hening dan sejuk itu bukan mutiara-nya, ia adalah cangkang-nya saja....
Belajarlah dan istiqamahlah,
niscaya sang Musa-mu akan tunduk kpd Khidir-mu,
dgn begitu Khidir-mu akan menuntun-mu kpd Mutiara-mu sendiri...
itu aja...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar