Embun Amor
TAWASSUL
Kita sering mengatakan segala sesuatu itu relatif yg artinya
tidak ada yg mutlak kecuali Allah.
MAka begitupun halnya dengan sifat pengetahuan.
Sudah barang tentu tidak ada pengetahuan mutlak atau kebodohan mutlak
dalam diri manusia.
KArena itu yg bisa didiskusikan padanya adalah tingkat pengetahuan,
bahwa ada yg lebih berpengetahuan dan yg kurang berpengetahuan.
Sama halnya dengan kekuatan dan kelemahan,
tidak ada mutlak ekstrim melainkan dua tingkat kekuatan.
Ruh dan raga berada pada pemahaman ini, bahwa
ruh adalah tinggi (lebih tinggi) dan raga itu rendah (dalam arti kurang tinggi), sebagaimana langit dan bumi, maka
ruh memiliki pengetahuan dibandingkan raga yg kurang berpengetahuan atau jahil.
Dan karenanya ini adalah dua dunia yg mengingatkan kita pada hubungan hierarkis.
Jika membicarakan dunia ruh
sama dengan membicarakan terang, hidup, tinggi, lembut, berpengetahuan dsb,
itu artinya dunia spiritual memang dalam artian relatif "kira kira lebih"
dari makhluk makhluk jasadi yg berada dalam tataran eksistensi yg lebih rendah.
Jika segala sesuatu yg bersifat jasadi adalah gelap, mati, rendah, padat dan bodoh,
maka kesemuanya itu tidaklah secara mutlak
tetapi hanya dalam hubungannya terhadap hal hal spiritual,
yg secara inplisit dikontraskan ketika kita menggunakan istilah jasadi.
Lalu begitu jugalah hukum pria-wanita, suami-istri, akhirat-dunia, dst.
Dan demikianlah hierarkis segala sesuatu
sebagaimana hubungan orang dgn org yg lbh smpurna.
Para guru, ustad, ulama, wali dan Nabi adalah menjadi perantara
kita yg lebih rendah untuk mencapai dunia yg lebih tinggi.
Dengan demikian saya sdh menjelaskan tawassul (berperantara)
melalui alasan alasan kosmik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar