PENGETAHUAN TENTANG KEBENARAN DAN PEMBEBASAN.
Pengetahuan tentang Kebenaran pada akhirnya
tidak hanya pemahaman teoritis atas konsep-konsep.
Ia lebih merupakan pengetahuan yang dikombinasikan dengan iman
dan melibatkan seluruh diri kita.
Pengetahuan itu baru bermanfaat jika menstranformasi
seluruh wujud kita.
Kita harus mengetahui bukan hanya dengan indra dan pikiran kita,
melainkan lebih penting lagi dengan hati kita,
yang merupakan pusat diri kita.
Pengetahuan yang membebaskan dan memerdekakan adalah
pengetahuan yang menyingkapkan tabir keterpisahan
yang telah menyebabkan kita
melupakan identitas kita yang sebenarnya.
Ini adalah pengetahuan yang menghapus kealpaan tentang Realitas Ilahi,
yang merupakan sumber dari segala sesuatu dan bersemayam
di tengah-tengah wujud diri kita sendiri .
Memahami kebenaran dengan sepenuhnya berarti "menjadi"
Kebenaran itu.
Itu berarti meninggalkan diri kita yang sekarang
dan menjadi diri kita yang sebenarnya dulu, kini dan nanti
di dalam Realitas Ilahi.
Memasuki Taman Kebenaran syaratnya adalah
mentransendensi keterbatasan dan menjadi terbebaskan
dari belenggu keberadaan yang terbatas dan penjara kebodohan.
Kedua hal ini merupakan syarat yang diperlukan untuk memasuki
Taman itu dan hasil dari memasuki Taman itu tersebut, Kebenaran,
ketika diaktualkan melalui amalan ruhani, membebaskan kita
dari penjara itu dan menjadikan kita merdeka dalam pengertian tertinggi
dari istilah itu.
Kebenaran metafisika dan kosmologis yang dijelaskan dalam bab ini,
menurut para Sufi , adalah sebuah theoria atau visi tentang yang Nyata
serta peta jalan untuk membimbing kita melalui labirin kosmik
menuju Hadirat Sang Tak Berhingga dan Kekal.
Kebenaran itu menyediakan kunci untuk membuka pintu
ke hamparan luas Kerajaan Langit, yaitu cakrawala langit tertinggi.
Setelah menyadari melalui Petunjuk Ilahi , kebenaran mengungkap diri
tidak hanya sebagai pengetahuan tentang yang Nyata, melainkan
Realitas di dalam dirinya sendiri dan di dalam manifestasi -Nya,
karena kebenaran adalah kenyataan , dan pengetahuan adalah mengada.
Dalam salah satu do'anya Nabi berkata ,
"Ya Tuhan,
tunjukkan pada kami sesuatu sebagaimana mereka sesungguhnya".
Untuk mencapai tahap mewujudkan jawaban bagi do'a ini,
yang berarti melihat berbagai hal dalam kebeningan metafisikanya,
sebagai simbol dan bukan hanya sebagai fakta, sebagai cerminan
Nama dan Sifat Allah, sebagai Pengungkapan -Diri Allah ,
alih-alih sebagai selubung , kita harus mengetahui siapa diri kita ,
yang pada gilirannya berarti kita harus mengenal Allah
dan segala sesuatu, termasuk diri kita menurut Allah dan melalui Dia.
Pengetahuan sepenting itu melibatkan seluruh diri kita .
Melibatkan cinta dan keindahan , iman dan perbuatan baik.
Pencapaiannya memerlukan disiplin ruhani dan mengikuti Jalan,
yang oleh kaum Sufi disebut Thariqah.
Kebenaran adalah awal dan sekaligus akhir dari jalan itu.
Pengetahuan teoritisnya , yaitu awalnya, memungkinkan kita untuk tahu
siapa diri kita, dari mana kita datang, dan kemana kita harus pergi.
Realisasinya ,
yang juga harus digabungkan dengan cinta dan keindahan
dan yang merupakan akhir dan tujuan kehidupan kita ,
membukakan jalan menuju Taman ,
yang masuk ke dalamnya
merupakan tujuan akhir keberadaan manusia.
"Kitab kaum Sufi bukanlah tinta hitam kata-kata yang tertulis,
Namun tak lain adalah hati yang tak ternoda laksana salju".
#SHN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar