Kamis, 08 September 2016

AMALAN PENERANG JIWA

AMALAN PENERANG JIWA.

Imam Al-Ghazali mengatakan:

“Ketahuilah bahwa 
perintah Allah ada yang wajib dan ada pula yang sunah. 
Perintah yang wajib merupakan harta po­kok. 
Ia adalah modal perdagangan 
yang dengannya kita dapat selamat. 
Sedangkan perintah yang sunah merupakan laba 
yang dengannya kita dapat meraih derajat mulia.

Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman:
 'Tidaklah orang­-orang mendekatkan diri pada-Ku 
dengan melaksanakan apa yang Kuwajibkan pada mereka, 
dan tidaklah se­orang hamba mendekatkan diri padaku 
dengan amal­-amal sunah, sehingga Aku mencintainya. 

Jika Aku su­dah mencintainya, 
maka Aku menjadi 
telinganya yang mendengar, 
matanya yang melihat, 
lidahnya yang ber­bicara, 
tangannya yang memegang, dan 
kakinya yang berjalan."

Engkau tidak akan dapat menegakkan perintah Allah, 
kecuali dengan senantiasa mengawasi 
kalbu dan anggota badanmu pada setiap waktu 
dan pada setiap tarikan nafasmu, 
dari pagi hingga sore.

Ketahuilah bahwa 
Allah SWT menangkap isi kalbumu. 
Dia mengawasi lahir dan batin­mu. 
Mengetahui 
semua lintasan pikiranmu, 
langkah-lang­kahmu, 
serta diam dan gerakmu. 

Saat bergaul dan me­nyendiri, 
engkau sedang berada di hadapan-Nya. 
Tidak ada yang diam, dan tak ada yang bergerak, 
melainkan semuanya diketahui oleh Penguasa langit. 

Allah SWT berfirman: 
"Dia mengetahui 
 khianatnya mata dan apa yang disembunyi­kan hati" 
(Q.S. Ghafir: 19), 

"Dia Maha Mengetahui yang rahasia dan tersembunyi" 
(Q.S. Thaha: 7).

Oleh karena itu, 
hendaklah harus engkau beradab di hadapan Allah SWT 
de­ngan adab seorang hamba yang hina dan berdosa di hadapan-Nya. 

Berusahalah 
agar Allah tidak melihatmu sedang melakukan sesuatu yang dilarang 
dan tidak me­laksanakan apa-apa yang diperintah. 

Hal itu hanya bisa terwujud 
jika engkau bisa membagi waktu 
dan meng­atur wirid-wiridmu 
dari pagi hingga petang. 

Jagalah perintah Allah SWT yang diwajibkan kepadamu, 
sejak dari bangun tidur hingga engkau kembali ke pemba­ringan.”

--Imam Al-Ghazali dalam Bidayatul-Hidayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar