Jika kita kurang mengasah ketajaman batin,
sulit untuk membedakan
apakah yang kita rasakan
merupakan kehendak hati nurani (kareping rahsa )
ataukah kemauan hati atau hawa nafsu (rahsaning karep ).
Artinya,
Guru Sejati menggerakkan suara hati nurani
yang diidentifikasi pula
sebagai kareping rahsa atau kehendak rasa (petunjuk Tuhan)
sedangkan hawa nafsu
tidak lain merupakan rahsaning karep atau rasanya keinginan.
Sarat utama kita bertemu dengan
Guru Sejati kita adalah dengan laku
prihatin ; yakni
selalu mengolah rahsa,
mesu budi , maladihening ,
mengolah batin dengan cara membersihkan hati dari hawa nafsu, dan
menjaga kesucian jiwa dan raga.
Sebab
orang yang dapat bertemu langsung dengan Guru Sejati nya sendiri,
hanyalah orang-orang yang terpilih dan pinilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar