Selasa, 30 Agustus 2016

Naqshabandi Sufi Way

Ilmu tentang KeTuhanan 
yang Allah berikan kepada seorang anak manusia 
terkadang hanya untuk dirinya sendiri, 
dia tidak memiliki ijin dari Allah untuk di sampai kepada orang lain. 
Seperti para nabi , yang ia di beri ilmu untuk dirinya sendiri.

Seorang sufi berkata, 
Allah mencabut lidah orang orang yang telah Dia beri sirr. 
Ini adalah perintah agar seorang anak manusia 
yang mengetahui Ilmu Ke-Tuhan-nan(Ilmu tentang Allah) untuk diam , 
menjaga lidahnya dari berkata yang dapat membuka Sirr 
yang telah Allah berikan padanya.

Karena Pada hakikatnya , 
seorang anak manusia yang di beri Sirr oleh Nya 
adalah sedang mendapat amanah , 
apakah ia mampu untuk diam , 
saat Allah menanamkan SIRR kepada anak manusia 
ibarat menggenggam batu yang panas, 
jika ia mampu menjaga amanah tersebut 
maka selamatlah ia, 
dan jika ia tak mampu menjaga amanah itu , 
Allah akan mencabutnya.

Sabtu, 27 Agustus 2016

Adab dasar dalam Thariqah Naqshbandi

Adab dasar dalam thariqah naqshbandi
oleh mawlana Syekh Adnan at- Tahir ق
Adab dalam thariqah naqshbandi :
Jangan merasa sia-sia(tidak berguna).
Jangan bangga(diri),
Jangan memuji diri sendiri dan
Jangan Lihat kekurangan orang lain.
Hormati kehidupan , dan
Jangan lupakan ke mati an. ingat lah ke mati an dan berpikirlah tentang kematian.
Jangan mengikuti keinginan(ego) kalian.
Jangan ikuti mereka yang melanggar hukum, dan jangan pernah meninggalkan apa yang sah.
Ketahui tugas kalian dan tempat kalian. maka kalian tidak akan memiliki waktu untuk meLihat kekurangan orang lain, Allah berikan kalian lidah sebagai berkat, (maka) jagalah lidah kalian.
Jangan "menatap" perempuan dan jaga ,cegah semua musuh (ego / Dunya / hawa / Setan). apa yang diberikan kepada kalian adalah berkat dan itu adalah milik kalian, jangan pernah menggunakannya pada ketidaktaatan kepada Allah (s.w.t.) dan Rasul-nya (s.a.w.). kekuatan, kesehatan dan segalanya , bahwa Allah (berikan itu semua pada) kalian harus digunakan di jalan ketaatan, hindari yang dilarang. Allah {s.w.t.) kita diberikan banyak berkat, tapi kita tampaknya lalai dari mereka dan Allah (s.w.t.).

“Merajut Makna Cinta dan Kemanusiaan”.

Assalamu Alaikum wr wb
Semoga kita semua senantiasa dalam limpahan karunia pancaran suci Ilahi.
Yayasan Rumi Institute ingin menyampaikan bahwa misi utama kami adalah mengingatkan kembali fitrah manusia, nurani, dan kemanusiaan yang semakin hari terlihat semakin rapuh dan semakin hampa dalam pemaknaan.
Kata Rumi, manusia selalu rindu kembali ke tempat asalnya yaitu tempat saat kita mengucapkan ‘alastu’ atau tempat persaksian kita kepada ILahi. Rumi dalam Matsnawi mengawali bait syairnya dengan kisah nei (seruling) dan mengajak manusia untuk mendengarkannya sehingga kesadaran eksistensi manusia kembali mengaktual di dalam dirinya.
Rumi Institute hadir untuk menghidupkan kembali pesan-pesan sufistik Maulana Jalaluddin Rumi dan sekaligus menawarkan kepada para penggiat dan pecinta pemikiran Jalaluddin Rumi agar bisa bersama-sama meneguk cawan spiritual Matsnawi Maknawi.
Untuk itu kami dari Rumi Institute akan mengadakan kajian Kitab Matsnawi setiap hari selasa pukul 19.00. Bagi kawans serta Bapak dan Ibu sekalian yang ingin mendaftar, kami persilahkan mendaftarkan dirinya ke Admin Rumi Institute
"Jika engkau kehilangan ruh
dalam jalan cinta,
Datanglah padaku secepatnya;
Akulah benteng tak terkalahkan"
Hormat Kami
Direktur Rumi Institute
Muhammmad Nur Jabir
“Merajut Makna Cinta dan Kemanusiaan”.
Alamat Rumi Institute
Jl. Ciputat Raya no. 5 B, Kel. Pondok Pinang, Kec. Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan
atau
Pondok Pinang Raya, No 5 B, Jak-Sel
12310
cp; 0812 8183 1828
WA; 0888-0831-2320
I'm on my way to The Kopi @Popi Cafe & Coffee Shop, ETA: 16:14. Open to reply or view drive.

Sabtu, 20 Agustus 2016

Jalan Cinta Sang Sufi

Setiap orang cenderung pada kebaikan
atau kejahatan
dan menjadi bagian dirinya
—kecuali Engkau, oh Kekasih tiada duanya!
Engkau uang membawa kami menuju kami!
~Jalaluddin Rumi
@ruminstitute
Dikutip dari buku William C. Chittick
Jalan Cinta Sang Sufi

WASIAT DZUN-NUN AL-MISHRI UNTUK ANAK MUDA

WASIAT DZUN-NUN AL-MISHRI UNTUK ANAK MUDA.

Dzun-Nun Al-Mishri memberi wasiat kepada seorang pemuda, 
“Hai anak muda! 
Ambilah senjata celaan bagi dirimu, 
dan gabungkanlah dengan menolak kezaliman, 
maka di Hari Kiamat 
engkau akan memakai jubah keselamatan. Tahanlah dirimu dalam taman ketentraman, rasakanlah pedihnya fardhu-fardhu keimanan, maka engkau akan memperoleh kenikmatan surgawi.
Teguklah cawan kesabaran dan persiapkan ia untuk kefakiran hingga engkau menjadi orang yang sempurna.”
Lalu pemuda itu bertanya, “Diri mana yang sanggup melakukan itu?”
Dzun-Nun Al-Mishri menjawab, “Diri yang bersabar atas lapar, yang teringat pada jubah kezaliman, diri yang membeli akhirat dengan dunia tanpa syarat dan tanpa kecuali, dan diri yang memperisaikan kerisauan, yang mengiringi kegelapan pada kejelasan.
Diri yang merasa cukup dengan makanan sedikit, menundukkan pasukan nafsu, dan bersinar dalam kegelapan. Ia bercadarkan kudung berhias, dan menuju kemuliaan dalam kegelapan. Ia meninggalkan penghidupan. Inilah diri yang berkhidmat, yang mengetahui hari yang akan datang. Semua itu dengan taufik Allah yang Mahahidup dan Maha Berdiri Sendiri.”
---Dikutip dari Al-Washaya li Ibn ‘Arabi

Ibnu Mas'ud, dikutip dari Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi Al-Bantani

"Betapa banyak manusia dibiarkan dalam kesenangan padahal aedang diuji.
Betapa banyak manusia mendapat pujian padahal sedang dicoba.
Betapa banyak manusia yang aibnya ditutup Allah, 
tapi dia tetap saja terpedaya dunia."
---Ibnu Mas'ud, dikutip dari Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi Al-Bantani

Rabu, 17 Agustus 2016

Selamat mendownload :)

Gag seru cuma ngocok sendiri brooo...
Buat kamu yang sering ngocok......
Udah gak jaman habisin kuota buat download bokep
Ada aplikasi android berisi RIBUAN video bokep lengkap
*bokep ABG, jilbab, pemerkosaan, bokep ASia, bokep Barat, dll
Ribuan video bokep langsung simpan/tonton Tanpa perlu download/online
Yang mau download silahkan ikuti petunjuk :
1. Buka aplikasi browser Android kalian (Internet, Chrome, atau UC Browser)
2. Masuk ke => www.bit*do/sex83 (( PERHATIAN : ganti tanda bintang * menjadi titik pada link di samping ))
3. Selamat mendownload 
kasih tau yang lain sobb...ngocoknya sampe puasss ya...!!!!

Selasa, 16 Agustus 2016

MARI BERSHALAWAT NABI

MARI BERSHALAWAT NABI.

Fadhalah bin ‘Ubaid r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW 
mendengar seorang laki-laki berdoa dalam shalatnya, 
lalu tidak bershalawat kepada Nabi SAW. 
Maka beliau bersabda, 
“Orang ini tergesa-gesa.” 
Kemudian, beliau memanggil dan berkata kepadanya:
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللهِ وَالثَّناءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيَصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ ثُمَّ لْيَدْعُ بِمَا شَاءَ
“Apabila salah seorang dari kalian berdoa, 
maka hendaklah dia memulainya dengan memuji Allah dan mengagungkan-Nya, 
kemudian bershalawatlah kepada Nabi, 
lalu berdoalah dengan apa yang dia kehendaki.” 
(HR. at-Tirmidzi, Abu Dawud, an-Nasa’i)
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. 
Wahai orang-orang yang beriman, 
bershalawatlah kalian untuk Nabi 
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.
 (QS. Al-Ahzab: 56)
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa yang mengucapkan sholawat kepadaku satu kali,
 maka Allah mengucapkan sholawat kepadanya 10 kali.” 
(HR. Muslim)

MELURUSKAN KIBLAT CINTA

MELURUSKAN KIBLAT CINTA.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menuturkan:

“Jika Allah telah memberi harta benda kepada engkau, 
lalu kau sibuk dengannya 
dan melupakan ketaatan kepada Allah SWT, 
maka Dia akan membuat penghalang antara engkau dan Dia 
dengan harta benda tersebut di dunia dan akhirat.
Boleh jadi, 
Allah SWT akan mencabut harta benda itu darimu, 
mengubah nasibmu dan membuatmu menjadi miskin 
karena engkau telah disibukkan dengan nikmat benda 
dan melupakan Dzat Yang Maha Memberi.
Namun, 
jika engkau sibuk dengan ketaatan kepada-Nya 
dan melupakan harta benda itu, 
Allah SWT akan menjadikannya sebagai pemberian, 
serta tak akan mengurangi sedikit pun dari harta itu.

Harta tersebut akan menjadi pelayanmu 
dan engkau akan menjadi pelayan bagi Rabbmu. 
Akhirnya, 
engkau pun akan hidup di dunia ini 
dalam keadaan berkecukupan 
dan dimanjakan oleh kebutuhan yang terpenuhi. 
Dan, di akhirat kelak akan diberikan kemuliaan 
dan ditempatkan di Surga Mawa 
bersama Shiddiqiin, syuhada dan orang-orang yang shaleh.”

----Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Futuhul-Ghaib.

JADIKAN DUNIA SEBAGAI BUDAKMU!

JADIKAN DUNIA SEBAGAI BUDAKMU!

Syekh Ibnu ‘Arabi mengatakan: 
“Wahai penguasa hawa nafsu, 
peliharalah hawa nafsumu 
agar tetap bersih dari cinta kepada dunia ini, 
dan bebaskan ia dari kebergantungan terhadap dunia. 
Dengan demikian, 
hawa nafsumu akan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat 
dan setia kepada kerajaan kalbumu, 
serta tidak akan menentangmu. 

Ingatlah, 
Tuhan telah menjadikanmu sebagai khalifah-Nya 
dan menempatkanmu pada tingkatan Ilahiah di dunia ini, 
serta mengajarkan tentang kewajibanmu 
kepada dirimu sendiri.

Kalian berdua ini, yakni engkau dan dunia, saling berhubungan satu sama lain, Ketika Dia menilaimu lebih utama daripada yang lain, maka sebenarnya Dia telah menunjukkan rasa benci-Nya kepada dunia, tidak pernah menatap wajahnya kecuali satu kali saat Dia menciptaknnya. Ingatlah bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Dunia ini dilaknat Allah, demikian pula orang-orang di atasnya yang telah melupakan-Nya.”
Bagaimana mungkin dunia ini menjadi indah dengan berdampingan denganmu yang telah diciptakan Allah sebagai makhluk-Nya yang unik, dari zat cahaya ketuhanan-Nya sendiri?
Tuhan pernah berfirman, “Hai dunia, Aku menyuruhmu, jadilah hamba yang setia kepada orang-orang yang setia menyembah-Ku, dan jadikanlah penguasa zalim terhadap orang-orang yang menyembahmu.”
Ketahuilah, Tuhan telah menjadikan dunia sebagai budakmu yang hina, dan ia menyediakan kebutuhan hidupmu tanpa pamrihm demikian pula kebutuhan hidup kerajaan (kalbu)-mu yang patuh dan setia kepadamu. Maka, perindahlah apa yang engkau butuhkan dan inginkan dari dunia ini.
Lalu, ajarkan orang-orang yang mengikutimu untuk melakukan hal serupa, agar dunia yang telah menjadi budakmu dapat menjadi indah. Namun, janganlah terpedaya olehnya. Salah satu cara agar tak terpedaya olehnya adalah dengan membatasi kebutuhanmu hanya kepada apa yang dihalalkan oleh Allah. Jika engkau menjaga diri dan menjauhkan diri dari hal-hal yang haram di dunia, serta tidak tergoda olehnya, niscaya engkau akan dapat menyelamatkan dirimu darinya, dan ia akan menjadi budakmu. Maka, apa yang ingin engkau peroleh darinya akan datang kepadamu tanpa pamrih, tanpa engkau harus bersusah payah mengambilnya.”
--Syekh Ibnu ‘Arabi dalam Kitab Tadbirat al-Ilahiyyah fi Ishlah al-Mamlakah al-Insaniyah.

Minggu, 14 Agustus 2016

Wahai Cinta

Wahai Cinta,
Cinta teramat suci
Kemarilah, sekarang juga!
Jadilah segala-gala-dunia 
melebur ke dalam cahaya
Tanpa nodamu selamanya.
Daun-daun mungil 
yang terbakar bersamamu
Lebih terang daripada bintang beku
Jadikan aku budakmu,
Nafasmu
, Dan intisarimu
[Jalaluddin Rumi]

Selamat menikmati malam dalam taburan cinta kepada Ilahi.
Mari kita amini doa ini agar bisa mendamaikan hati kita.Agar malam ini dan malam-malam yang lain kita selalu dalam penjagaan-Nya.Agar kita selalu dalam limpahan cahaya cinta Ilahi yang menghujam,masuk dalam jiwa kita.
‘Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu. Ubun-ubunku berada dalam genggaman ‘kekuasaan’-Mu. keputusan-Mu telah berlaku atas diriku dan setiap ketentuan-Mu adil atasku. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan segenap nama yang menjadi milik-Mu, yang mana Engkau telah menamakan diri-Mu dengannya, atau nama yang Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu,atau yang Engkau turunkan dalam kitab suci-Mu, atau yang Engkau simpan dalam pembendaharân gaib di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Quran yang agung sebagai penuntun hatiku dan cahaya penglihatanku, penghilang kesedihan dan kesusahanku.’” (HR Ahmad).

Sabtu, 13 Agustus 2016

- Ibnu 'Arabi

Ketahuilah bahwa para utusan Allah, semoga Allah merahmati dan menganugerahkan kedamaian kepada mereka, kedudukan mereka sebagai rasul tidaklah melebihi kedudukan mereka sebagai waliyullah dan kaum yang berpengetahuan dalam konteks kondisi masyarakat dimana mereka diutus. Mereka hanya memiliki pengetahuan dari apa yang telah dilimpahkan kepadanya, sesuai dengan apa yang kaumnya butuhkan, tidak lebih dan tidak kurang.
- Ibnu 'Arabi dalam Fusus al Hikam bagian hikmah kehidupan Nabi 'Uzair (Ezra).

Jumat, 12 Agustus 2016

EKSPLORASI SYI'AH

EKSPLORASI SYI'AH
Tiba-tiba kekuatan Mazhab Syi’ah menggema ke segenap penjuru dunia dan sisi peradaban dunia modern. Politik, ekomoni, dan kebudayaan seakan mendapatkan nafas baru dari kekuatan baru yang bernama mazhab Syi’ah.
Ketika seluruh teori kemanusiaan berkiblat ke barat dan seluruh system kehidupan bangga berperasmanan di atas west red carpet, rongga-rongga nafas dilenakan aroma peradaban asing, dan pada saat seluruh bangsa berlomba-lomba menjual harga hidup mereka pada pasar-pasar perhelatan antara dua kekuatan menakutkan komunisme dan kapitalisme, Sebuah ledakan terjadi di timur asia, gelombang dahsyat peradaban baru mengalir sampai kepesisir membangkitkan kesadaran sebuah bangsa untuk bergerak; berkata tidak pada keangkuhan barat.
Rumusan-rumusan teori Plato di taman-taman fakultasnya –dan ini mungkin membuat kematiannya sedikit terhibur- di praktiskan dengan sangat indah oleh Imam Khumeini; Dalam praktek bernegara, seorang filosof menjelma menjadi politikus-negarawan sekaligus pemimpin spiritual terbesar bukan saja untuk satu Negara, tapi seluruh bangsa. Inqilab-e Ma, Infijar-e Nur Bud (Revolusi kita adalah pancar pijar cahaya). Demikian Imam Khumeini menamakan revolusi nilainya dalam bahasa yang jauh dari aroma keangkuhan kekuasaan.
Dari dataran Persepolis agung, sikhuet cahaya itu membumbung ke kesadaran kaum tertindas; Intifadhah ke dua berkobar di Palestina, bergerak ke Nahr al-Barid terus ke selatan, ke Jabal Amil dan Bint Jabal, pemuda-pemuda Libanon bangkit, Hizbullah menyatukan mereka dalam satu kalimat; Haihat Minna Zillah!
Di sisi lain –dan sayangnya malah datang dari mereka yang mengaku Muslim- tuduhan yang terkadang jauh dari kaidah-kaidah ilmiah-logis dan etis, ditimpahkan kepada Iran. Dan alasannya juga sangat sederhana; sebab Iran mendasarkan negaranya atas mazhab Syi’ah. Syi’ah adalah mazhab sesat, Iran bermazhab Syi’ah, maka Iran adalah sesat! Benarkah?

Kritik Pak Acun tentang sejarah NU

Kritik Pak Acun tentang sejarah NU
NU tidak boleh dibiarkan kaya oleh orang tertentu dilingkaran kekuasaan, 
karena luasnya pengaruh dan banyaknya pengikut.
NU dari dulu itu dicari cuma buat "dimanfaatkan" juga sebagai pemadam kebakaran, 
Habib itu gak bakal laku kalo tidak ada orang NU 
karena yang doyan solawatan itu orang NU, 
tapi ada habibnya yang petatang petenteng menghina kyai-kyai NU 
dan merasa warga nahdliyin itu pengikutnya dia, 
giliran ada terorisme ada radikalisme yang dicari orang NU buat nyadarin, 
giliran ada komunis nama NU dibawa-bawa dibikin spanduk ganyang komunis, 
dulu NU punya yayasan Mu'alim yang ngurus haji di pateni, 
punya bank nusantara, nusuma di bikin kolaps, 
tapi yo NU ikhlas karena merasa Republik ini di perjuangkan jutaan darah syuhada, 
lebih penting menjaga NKRI dibanding memperjuangkan kelompoknya sendiri.
Warga Nahdliyin harus bisa merapatkan barisan, 
bahu membahu membangkitkan ekonomi jamaahnya, 
karena dari zaman dulu para kyai hidup t
anpa bergantung pada pemerintah.
Itu yang harus kita contoh,berdiri diatas kaki sendiri
(KongkowGusdur)

Kulliyat-e Syams

Sang hamba kecintaan makhluk,
yang dulu disanjung-puji dunia,
kini malah ditalaknya,
gerangan apa salahnya?

Itu karena dia memakai baju pinjaman,
dan lalu bersikap seolah memilikinya.

Kami mengambilnya kembali,
agar dia menjadi yakin,
bahwa semua khazanah itu milik Kami, 
dan mereka yang cantik-molek itu 
hanyalah para peminjam; 

sehingga dia paham bahwa jubah-wujud itu
hanyalah sebuah pinjaman,
seberkas cahaya dari Matahari Wujud. 

Semua keindahan, kuasa, kebajikan dan 
kesempurnaan yang hadir ditempat ini
bersumber dari Matahari Kesempurnaan.

Berkas-berkas cahaya Sang Matahari itu,
kini kembali pulang, 
bagaikan berputarnya bintang-bintang, 
meninggalkan dinding-dinding ragawi ini. 

Ketika cahaya matahari telah surut,
semua dinding menjadi gelap menghitam. 

Semua yang mempesonamu, 
pada wajah-wajah cantik,
adalah Cahaya Sang Matahari 
terpantul pada kaca prisma. 

Beragam corak kaca 
membuat Cahaya tampil beraneka-warna.

Ketika prisma kaca beraneka-warna tak lagi ada,
barulah Cahaya tanpa-warna mempesonamu. 

Bangunlah kebiasaan 
menatap Cahaya tanpa prisma kaca,
sehingga ketika prisma kaca itu remuk,
tak lagi engkau buta. 


Sumber: 

Rumi, Matsnavi V: 981-991 Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.

Juga terdapat pada Rumi: Jewels of Remembrance Oleh Camille dan Kabir Helminski, Threshold Books, 1996 Bersumber dari terjemahan Persia - Inggris oleh Yahya Monastra
http://ngrumi.blogspot.com

RINDU KEINTIMAN SPIRITUAL BERSAMA ALLAH

RINDU KEINTIMAN SPIRITUAL BERSAMA ALLAH.

Imam Al-Ghazali mengatakan, “Ketahuilah bahwa perasaan damai, takut, dan rindu merupakan dampak dari perasaan cinta. Namun, kadar yang dirasakannya tidak permanen, tergantung pada tingkat ketajaman pandangan dan tingkat kepekaan perasaan yang menguasai sang pecinta.

Jika apa yang terjadi pada sang pecinta adalah sebuah penyaksian dari balik tabir hingga mencapai keindahan puncak dan ia merasa tak mampu lagi untuk menyaksikan lebih jauh hakikat keagungan tersebut, maka hatinya menjadi cemas, berkobar, dan bergerak bangkit untuk terus memburu. Keadaan cemas seperti itulah yang disebut syawq (kerinduan). Sungguh kerinduan adalah sesuatu yang gaib.

Jika ia dikuasi oleh perasaan tentram dan bahagia luar biasa, karena berdekatan (bersama Allah) dan berhasil menyaksikan kehadiran-Nya melalui tersingkapnya tabir antara Dia dan dirinya, lalu pandangannya juga terfokus pada penyaksian keindahan yang hadir terungkap di hadapannya, tanpa menoleh kepada keindahan lain yang belum diketahui, maka hatinya akan diliputi perasaan senang dan gembira. Kegembiraan seperti inilah yang disebut uns (keintiman spiritual).

Lalu, jika pandangannya terfokus pada sifat keagungan dan kemandirian-Nya, sama sekali tak berpaling dari-Nya dan ia khawatir semua yang dirasakannya itu lenyap, menghilang atau menjauh, maka hatinya akan merasa pedih. Perasaan pedih semacam inilah yang disebut khawf (ketakutan).

Jadi, uns (keintiman spiritual) dalam konteks ini adalah kegembiraan dan kebahagiaan hati karena menyaksikan keindahan. Lalu, ketika kegembiraan dan kebahagiaan itu benar-benar telah menguasai, tidak peduli terhadap segala hal yang telah menghilag, juga tidak peduli dengan kekhawatiran akan menghilang, maka kenikmatan yang ia rasakan akan memuncak pada puncak tertingginya (uns).

Suatu ketika Syekh Ibrahim bin Adham turun dari gunung. Seseorang bertanya, “Darimana engkau, ya Syekh?” Lalu beliau menjawab, “Dari bersenang-senang (uns) dengan Allah.” Bersenang-senang dengan Allah menyebabkan dia merasa tidak membutuhkan kepada selain Allah. Bahkan, semua bentuk kendala yang merintangi khalwat menjadi beban di hati.

Diriwayatkan pula bahwa Musa a.s. berbicara dengan Allah SWT, beliau berdiam diri selama beberapa hari. Jika beliau mendengar seseorang berbicara, maka beliau langsung pingsan. Ini tidak mengherankan karena cinta hanya meniscayakan nikmatnya pembicaraan Sang Kekasih, juga nikmatnya berdzikir dan menyebut-Nya. Bagi sepotong hati yang dirasuki cinta, maka tak ada yang terasa nikmat selain Dia semata. Karena itu, seorang bijak berkata dalam alunan doa, “Wahai Dzat yang dengan menyebut-Nya hati jadi damai sentosa! Wahai Dzat yang membuat aku tak merasa butuh kepada makhluk-Nya.”

Rabiah Adhawiyah ditanya, “Dengan apa engkau bisa meraih kedudukan seperti ini?” Beliau menjawab, “Dengan meninggalkan apa yang tidak aku butuhkan dan rasa damaiku bersama Dzat yang tak pernah lenyap.”

--Imam Al-Ghazali dalam kitab Al-Mahabbah wa asy-Syawq wa al-Uns wa ar-Ridha

Rabu, 10 Agustus 2016

SALING MEMBERI WASIAT KEBENARAN

SALING MEMBERI WASIAT KEBENARAN.

Syeikh Abdul-Qadir al-Jailani qaddasallah sirrahu berkata:
“Taatilah perintah Allah dan jangan merusaknya. Esakanlah dan jangan menyekutukannya. Bersihkanlah sesuatu yang haqq dan jangan mencampuradukkannya.
Jujurlah dan jangan suka mengadu domba. Bersabarlah dan jangan merasa takut dan sedih. Istiqamahlah dan jangan melarikan diri. Bertanyalah dan jangan merasa bosan. Tunggulah dan nantikanlah, jangan berputus asa.
Bersaudaralah, jangan saling bermusuhan. Bersatulah atas dasar ketaatan, jangan bercerai berai. Saling mencintailah, jangan saling menyimpan amarah. Bersihkan diri dari dosa, jangan kotori dan lumuri dengannya.
Berhiaslah dengan melakukan taat kepada Tuhanmu. Janganlah meninggalkan pintu junjunganmu. Janganlah menoleh dan berpaling dari hadapan-Nya. Janganlah menunda-nunda untuk melakukan taubat. Janganlah merasa bosan untuk selalu meminta ampun kepada Tuhanmu setiap siang dan malam.
Semoga kau sekalian diberikan rahmat, keberuntungan, dijauhkan dari api neraka, didekatkan ke surga, disampaikan di sisi Allah SWT, diberikan semua kenikmatan di dalam Surga Darussalam. Dan kalian akan abadi selamanya di sana. Menikmati kesenangan dengan bidadari dan segala macam wewangian, serta suara-suara yang merdu. Dan kalian akan diangkat bersama para nabi, shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang yang shalih.”
---Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Futuhul Gayb

JANGAN MELIHAT GEMERLAP DUNIA

JANGAN MELIHAT GEMERLAP DUNIA.

Syekh Abdul-Qadir al-Jailani mengatakan, 
“Jika kau melihat dunia berada di tangan pemiliknya 
dengan segala perhiasan, kebatilan, tipu daya, tempat pencariannya, 
dan racunnya yang sangat mematikan, 
disertai dengan lembutnya sentuhan lahirnya, 
tersembunyi batinnya, 
cepatnya dalam merusak sesuatu, 
cepatnya dalam membunuh orang 
yang mencoba untuk menyentuhnya, 
lalu dia tertipu dan terlalaikan dengan dunia tersebut 
dari sang pemiliknya dan merusak janjinya, 
maka jadilah engkau itu 
seperti orang yang melihat aurat orang lain 
yang sedang buang hajat 
di padang dan mencium baunya yang tidak sedap. 
Tentunya, 
kau akan menundukkan pandanganmu 
dari auratnya dan menutup hidungmu 
agar tidak mencium baunya yang kurang enak.
Seperti itulah 
kau seharusnya bersikap ketika melihat dunia. 
Apabila kau melihat dunia, 
tundukkan pandanganmu 
dari segala bentuk perhiasannya 
dan tutuplah hidungmu 
dari bau segala bentuk kesenangan dan kenikmatannya,
 agar kamu selamat darinya dan dari segala bentuk kejahatannya. 

Kamu akan didatangi bagian dari dunia dengan sendirinya, 
sedangkan kamu tetap merasa tenang dan nyaman.”

Allah SWT berfirman kepada Nabi Muhammad SAW,
 "Dan janganlah tujukan kedua matamu 
kepada apa yang telah kami berikan 
kepada golongan-golongan dari mereka, 
sebagai bunga kehidupan dunia 
untuk kami cobai mereka dengannya. 
Dan karunia Tuhan kamu itu lebih baik dan lebih kekal.” 
(Q.S. Thaha: 131)

---Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Futuhul-Ghayb

(QS At-Taubah ayat 24)

Allah SWT berfirman, 
“Katakanlah:
 “Jika 
bapak-bapak, 
anak-anak, 
saudara-saudara, 
isteri-isteri, 
kaum keluargamu, 
harta kekayaan yang kamu usahakan, 
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan 
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, 
adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya 
dan (dari) berjihad di jalan-Nya, 
maka 
tunggulah 
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.”
 Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” 

(QS At-Taubah ayat 24)

PESAN SUCI SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

PESAN SUCI SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Bagi orang-orang yang benar-benar jujur (shadiq), 
dia tidak dapat bergerak ke belakang. 
Dia selalu bergerak ke depan. 
Dia hanya memiliki depan, tanpa belakang. 
Dia tak pernah berhenti berprilaku jujur dan ikhlas 
sehingga setitik debunya menjadi gunung, 
setetes airnya menjadi lautan, 
jatahnya yang kecil menjadi sangat besar, 
lampunya menjadi matahari, dan 
bungkusnya menjadi isi.

Jika engkau beruntung bertemu dengan seseorang 
yang benar-benar jujur seperti itu, 
maka engkau harus selalu dekat dengannya 
kemanapun ia membawamu. 
Jika engkau beruntung bertemu dengan seseorang 
yang mempunyai obat untuk menyembuhkan penyakitmu, 
maka engkau harus mendekatinya sepanjang waktu.

Jika engkau cukup beruntung bertemu dengan seseorang 
yang bisa menunjukkan kepadamu 
bagaimana cara menemukan kembali 
kesempatan yang telah engkau sia-siakan pada sesuatu 
yang tak lebih baik daripada sampah, 
maka engkau harus mendekatinya—benar-benar dekat!

Tapi, boleh jadi, 
engkau tak akan pernah mengenal orang-orang yang seperti itu, 
sebab mereka tak lebih dari segelintir manusia yang langka. 
Bungkus luarnya mungkin banyak, tetapi isinya hanya sedikit. 
Cangkangnya mungkin berada di tempat-tempat pembuangan sampah umum, 
tetapi isinya berada di gudang pribadi sang pemilik tanah. 

Setiap kali 
hati diisi dengan hal-hal duniawi, syahwat, hawa nafsu badani, 
maka hati itu akan menjadi hanya sekadar cangkang, 
yang tak akan cocok untuk tujuan apa pun di luar dunia yang rendah ini. 
Selama engkau masih menemukan dalam hatimu 
sifat dan perbuatan kotoran makhluk, 
maka engkau akan merasa menderita karena hukuman.

Allah SWT berfirman, 
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia 
kecuali supaya mereka menyembah-Ku. 
Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka, 
dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi Aku makan. 
Sesungguhnya Allah,
 Dialah Yang Maha Pemberi rezeki, 
Yang Mahakuat lagi Mahakokoh.” 
(QS Adzariyat: 56-58)

—Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir

Selasa, 09 Agustus 2016

MEMAHAMI HATI NURANI

MEMAHAMI HATI NURANI .

Bagi kaum sufi, seperti yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali, kalbu (qalb) dalam diri manusia merupakan titik pusat pandangan Tuhan pada diri manusia. Bahkan, hal yang menjadi hakikat manusia adalah qalb (kalbu, hati)-nya. Ia adalah zat halus yang bersifat Ilahiah, yang dapat menangkap hal-hal qaib yang bersifat ruhaniah.
Dengan kalbu inilah sesunggunya Rasulullah SAW menerima wahyu. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang bentuk dan tubuhmu, tetapi Dia memandang hati dan perbuatanmu,” (HR Muslim).
Maka, jika akal dapat memahami adanya Tuhan secara rasional, kalbu pun dapat merasakan kehadiran Tuhan dan bahkan merasakan kedekatan dan keintiman dengan Tuhan. Dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah adalah cahaya langit dan bumi (QS 24:35), cahaya seperti ini pula terdapat dalam kalbu manusia, yang tentu saja berasal dari cahaya Ilahi.
Kita mengenal kata “nurani” atau “hati nurani” yang sering dikaitkan dengan hati manusia. Kata “nurani” ini sebenarnya berasal dari kata “nur” yang berarti cahaya. Jadi, istilah yang biasa kita gunakan “hati nurani” itu mengandung pengertian “hati yang bercahaya.” Hati yang bercahayalah yang mampu membedakan hal baik dan buruk.
Lalu, jika seseorang yang memiliki hati nurani ini berbuat dosa dan kesalahan, maka ia akan menggores bekas di hatinya. Seperti bayangan hitam yang menutupi bagian kalbunya. Semakin banyak seseorang melakukan dosa, maka semakin memudarlah cahaya Ilahi di dalam dirinya.
Maka, perbuatan yang dilakukan oleh seseorang merupakan tembok pemisah antara dirinya dan Tuhan. Allah SWT berfirman, “Maka, apakah engkau tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada,” (QS 22: 46).
Rasululah SAW bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh (manusia) terdapat segumpal daging. Apabila daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, apabila daging itu rusak, maka rusak pulalah seluruh tubuh (manusia). Ingatlah bahwa daging itu adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim).
Semoga bermanfaat!

MARI HANGATKAN MALAM INI DENGAN BERDZIKIR

MARI HANGATKAN MALAM INI DENGAN BERDZIKIR .

Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman, 
“Tak ada cara yang lebih baik bagi hamba-Ku 
untuk mendekatkan diri kepada-Ku selain mengerjakan kewajiban 
yang Ku-bebankan padanya. 
Dan hamba-Ku akan terus mendekati-Ku 
dengan mengerjakan nawafil hingga Aku mencintainya.

Jika Aku mencintai, 
maka Aku 
adalah 
telinga yang dengannya ia mendengar, 
mata yang dengannya ia melihat, 
tangan yang dengannya ia menyentuh, dan
 kaki yang dengannya ia melangkah. 
Maka, 
dengan-Ku ia 
mendengar, menyentuh, dan berjalan. 
Jika ia meminta pasti Ku-beri, dan 
jika memohon pertolongan pasti Ku-tolong. 
Tak ada pekerjaan yang ragu untuk Ku-kerjakan 
selain memisahkan jiwa hamba-Ku yang mukmin (dari raganya) 
yang tidak ingin mati,
 karena Aku tidak ingin menyakitinya, 
padahal (kematian) itu harus terjadi padanya.”

 (HR Bukhari)

--Nasha'ihul Ibad, Imam Nawawi Al-Bantani.

Yahya bin Mu’adz mengatakan :
“Orang yang mulia tidak akan durhaka kepada Allah.
 Dan, orang yang bijaksana 
tidak akan memilih dunia dengan meninggalkan akhirat.”
--Nasha'ihul Ibad, Imam Nawawi Al-Bantani.

UJIAN BAGI KEKASIH TUHAN

UJIAN BAGI KEKASIH TUHAN
Dalam sebuah riwayat disebutkan, seorang pria datang kepada Nabi dan mengadu. "Wahai Rasulullah, bagaimana jika sekiranya aku, harta kekayaanku telah lenyap dan badanku telah sakit-sakitan." Rasulullah SAW bersabda, "Hamba Allah tidak akan memperoleh suatu kebaikan, sementara harta kekayaannya tidak lenyap dan badannya tidak pernah sakit, sebab jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan mengujinya dengan berbagai cobaan. Oleh karena itu, jika Allah mengujimu, maka bersabarlah." (HR At-Tirmidzi)

KEMULIAAN NABI DAN SAHABAT

KEMULIAAN NABI DAN SAHABAT
Seseorang datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Sungguh aku sangat lapar!”
Lalu, Rasulullah membawanya ke salah satu istrinya, dan istrinya berkata, “Demi Zat yang mengutusmu demi kebenaran, aku tidak mempunyai apa-apa selain air.”
Kemudian, beliau membawa orang tersebut ke istri yang lain, ternyata istri ini pun mengucapkan hal yang diucapkan istri yang pertama tadi. Dan, semua istrinya mengucapkan hal serupa, seperti yang diucapkan oleh istri yang pertama tadi.
Maka, beliau pun bersabda kepada para sahabatnya, “Siapa di antara kalian yang sanggup menjamu tamu pada malam ini?”
Salah seorang sahabat Anshar pun menjawab, “Hamba, ya Rasulullah.”
Lalu, orang yang lapar tersebut pergi bersama sahabat Anshar.
Setelah sampai di rumah, sahabat Anshar ini bertanya kepada istrinya, “Muliakanlah tamu Rasulullah SAW ini!”
Dalam riwayat yang lain disebutkan, sahabat ini bertanya kepada istrinya: “Apakah engkau mempunyai makanan?”
“Tidak! Kecuali makanan untuk anak-anak,” jawab istrinya.
Sahabat itu berkata, “Hiburlah mereka dengan sesuatu. Jika mereka ingin makan, maka tidurkanlah mereka! Dan, jika kelak tamu kita masuk, padamkanlah lampu itu. Dan, perlihatkanlah bahwa seakan-akan kita ikut makan.”
Singkat cerita, mereka pun duduk bersama, dan tamu itu pun makan dengan lahap. Sedangkan sahabat dengan istrinya bermalam dalam keadaan lapar.
Keesokan harinya mereka bertemu dengan Nabi SAW, bersabda: “Allah kagum atas perbuatan kalian dalam menjamu tamu semalam!”
--HR Bukhari dan Muslim