Kamis, 04 Agustus 2016

CINTA HANYA BISA TERLEPAS OLEH CINTA LAIN

CINTA HANYA BISA TERLEPAS OLEH CINTA LAIN
Sebelum Husamuddin Arzanjani mulai melayani kaum miskin dan menangani perkumpulan darwisy, dia merupakan seorang ahli debat yang hebat. Kemana pun dia pergi, dia akan berdebat dan selalu mempertimbangkannya dengan penuh perhitungan dan hati-hati. Di melakukan itu dengan baik, dia seorang pembicara yang baik. Tetapi ketika bergabung dengan para darwisy, kesenangan berdebatnya menjadi lemah. “Cinta hanya bisa terlepas oleh cinta lain.” “Siapa pun yang berharap duduk dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, biarkan dia duduk dengan para sufi.” Pengejaran intelek yang berkenaan dengan pernyataan para fakir ini, hanyalah permainan dan menyia-nyiakan kehidupan seseorang.
Sesungguhnya kehidupan ini hanyalah permainan dan hiburan sia-sia (Qs. 47 : 36). Ketika manusia mencapai kedewasaan dan nalar yang sempurna, dia tidak akan bermain-main lagi. Apabila dia melakukannya, dia melakukan ini secara rahasia dan malu-malu agar tidak seorang pun melihatnya. Pengetahuan intelektual, pembicaraan sia-sia, dan tingkah laku duniawi semuanya adalah “angin”, sementara manusia adalah “debu”. Ketika angin dan debu bercampur, keduanya akan melukai mata ke mana pun pergi. Tidak ada yang muncul dari keduanya selain kekacauan dan keluhan. Sekarang, meskipun manusia hanyalah debu, dia meratap pada setiap kata yang didengarnya, dan air matanya mengalir bagaikan air. Engkau akan melihat mata mereka bercucuran dengan air mata (QS. 5 : 83). Ketika air, apalagi angin, mengalir di atas debu, peristiwa kebalikannya akan terjadi, karena tidak diragukan lagi ketika debu mengairi buah-buahan, tanaman hijau, tanaman obat, dan bebungaan, semuanya akan tumbuh.

Sebelum memperoleh kemasyhuran, Nabi Muhammad telah melihat keelokan dan keindahan ucapan orang Arab dan berhasrat agar bisa berucap seelok dan selembut mereka. Ketika dunia yang tidak terlihat diwahyukan kepadanya, dia menjadi mabuk di dalam Tuhan dan kehilangan kesenangan terhadap hasrat itu. Tuhan berfirman kepadanya, “Aku memberikan kepadamu ucapan paling elok dan paling lembut dari yang pernah engkau hasratkan.”
“Ya Tuhan,” Nabi menjawab, “apa gunanya itu untukku? Aku bebas dari hasrat itu. Aku tidak menginginkannya.”
“Jangan berduka lara,” jawab Tuhan, “karena kedua keelokan dan ketidak pedulianmu pada hal itu akan bertahan, dan engkau tidak akan menderita kehilangan apa pun darinya.” Dan Tuhan tentu saja memberi ucapan seperti itu sampai seluruh dunia, dari jamannya sendiri sampai saat kini, telah membuat begitu banyak jilid tafsir guna menjelaskannya. Masih saja mereka melakukan demikian, tetapi sampai sekarang mereka bahkan lebih jauh lagi terhadap pemahamannya. Kemudian Tuhan berfirman, “Sahabat-sahabatmu, telah keluar dari kelemahan dan ketakutan kepada mereka dan ketakutan serta iri hati, mereka telah membisikan namamu. Aku akan menerbitkan keagunganmu ke seantero dunia dan keagunganmu akan disebutkan lima kali sehari dengan nada keras dan nada penuh rahmat dari menara tinggi ke seluruh negeri di dunia dari timur hingga barat.”

Fihi ma Fihi (Didalamnya didalam) -Syekh Jalaluddin Rumi qs.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar