Cinta sejati adalah Cinta yang senantiasa bersahutan, berderu deru dalam gemuruh ombak, beriak digelisah lautan, diam dalam ketenangan ikan-ikan, Indah dalam kesedihan, Nikmat dalam kekecewaan dan tidak mati dengan kematian.
Cinta yang akan tetap indah, meski terbagi milyaran angka tak terbatas semesta.. Itulah Cinta Allah, arahkan cinta kita untuk meraih Cinta-Nya.
-Syair Sufi-
Cinta bagi seorang sufi, adalah dimana hidup dan matinya di serahkan sepenuhnya hanya kepada sang pencipta. Mengarahkan pandangan segala sesuatu apa pun yang dialami berasal dari Sang Pencipta, sehingga mampu menapaki kehidupan dengan penuh cinta. Kehidupan para sufi adalah teladan bagi kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini, berikut kutiban kisah hikmah yang syarat dengan pelajaran yang dapat kita jadikan teladan:
Pada saat Imam Junaid berangkat dari rumah menuju masjid untuk shalat Jum'at, orang-orang yang membenci beliau mengguyurkan air comberan hingga membasahi baju yang dikenakan.
Diperlakukan seperti itu, Imam Junaid tersenyum kemudian berkata,
"Orang yang sepantasnya kena api neraka, hanya disiram dengan air tidak sepantasnya untuk marah."
Beliau akhirnya pulang kembali ke rumah dan meminjam kain yang dikenakan istrinya.
* * *
Imam Syafi'i dikenal memiliki akhlak yang mulia. Sampai-sampai, orang-orang yang membenci beliau tidak mampu membuatnya marah. Meskipun sudah mencoba berbagai cara.
Suatu saat Imam Syafi'i menjahitkan sebuah kain agar dibuat sebuah baju kepada seorang penjahit. Orang-orang yang benci pada beliau setelah mengetahui hal ini, tidak membuang kesempatan. Mereka datangi penjahitnya. Dirayu dengan imbalan besar agar mau membuat baju yang ukuran lengan kanannya kecil sekali dan lengan kirinya dibuat sangat lebar. Tentu saja hal ini dilakukan untuk membuat Imam Syafi'i marah.
Pada waktu yang telah disepakati, Imam Syafi'i mendatangi penjahit untuk mengambil baju pesanannya. Setelah melihat baju yang sudah jadi, dengan senyum beliau berkata kepada penjahit,
"Semoga Allah membalas kebaikanmu. Kamu telah membuat lengan kanan sempit, ini pas sekali. Karena biasanya aku gunakan menulis. Aku tidak perlu menyingsingkannya. Dan kamu telah membuat lengan yang kiri lebar. Ini juga tepat sekali, karena biasa aku gunakan untuk membawa kitab."
* * *
Demikian kisah hikmah jalan cinta sang sufi, semoga kita dapat menjadikannya pelajaran dalam mengarungi samudera kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar