Kamis, 31 Desember 2015

Sheikh Abdul Qadir al Jilani:

Berkata Sheikh Abdul Qadir al Jilani:

"Wahai Salik!
Dalam perjalanan yang begitu sulit ini,tiada mustahil ada patah di tengah jalan, 
sebab tidak tertanggungkan pedih yang menyucuk dari ranjau dan duri 
yang berserakan di sana sini.
Ataupun dikalahkan oleh ujian ujian yang berat yang mengganggu gugat syahwat dan nafsu dan seumpamanya dari gejala gejala yang mengacau ketenangan diri, 
sebab tidak kurang iblis dan syaitan yang datang untuk meniup debu debu  perdayaannya, tidak kurang muncul konco konco yang datang sebagai alat jenteranya.

Maka kerana itu ada yang sampai terkecundang juga si Salik dalam perjalanannya. 
Maka tersungkurlah dia, seperti orang yang termakan sumpahnya. 
Sayang seribu kali sayang, dia laksana anak anak yang bermain dadu, 
apabila tersalah limpar keluar nombor yang merugikan, lalu nasibnya ditelan ular. 
Maka terpaksalah dia mendaki semula. 

Ini dianggap dosa yang terbesar, yang terlalu berat ditanggung oleh dirinya.
Maka menyesallah dia dan menangislah dia, lalu kembali mendaki 
dari pangkalnya semula. 
Begitulah ibaratnya, mudah mudahan anda faham."

SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH.

SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH.
.
SAKINAH itu...
Ketika kita melihat kekurangan pasangan 
namun mampu menjaga lidah untuk tidak mencelanya.

MAWADDAH itu...
Ketika kita mengetahui kekurangan pasangan 
namun mampu memilih untuk menutup sebelah mata atas kekurangannya 
dan membuka mata yang lain untuk berfokus pada kelebihannya.

Sedangkan RAHMAH itu...
Ketika kita mampu menjadikan kekurangan pasangan 
sebagai ladang amal u diri kita.
.
Subhaanallah...
Semoga Allah perkenankan bagi sodara/i, 
segera bertemu dgn jodoh yang sholeh/ah..
Aamiin..
Semoga bermanfaat, SHARE/BAGIKAN !
.
.
Ustadz Ahmad Al Habsyi Ingin Menjadi Teman Anda

SETIAP LANGKAHMU ADALAH MENUJU KUBUR

SETIAP LANGKAHMU ADALAH MENUJU KUBUR.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani:

“Wahai orang yang terpenjara di dalam penjara hawa nafsu. 

Wahai hamba makhluk! 
Wahai orang yang tidak mengetahui akibat urusannya, 
orang-orang yang tidak mengetahui tentang makhluk dan Allah, 
serta tak tahu apa yang menjadi hak dan kewajibannya. 

Jika engkau tidak berakal, 
maka jadilah orang yang berakal dengan mengingat kematian. 
Karena, mengingatnya merupakan kunci segala kebaikan dan keselamatan.

Jika engkau mengingat mati, 
maka hal-hal yang tidak berguna akan terputus darimu.

Jika ketamakanmu melemah dan cita-citamu berkurang, 
engkau akan kembali dan menyerahkan urusan-urusanmu seluruhnya 
kepada Allah Azza wa Jalla.

Wahai anak muda! 
Tidak ada keberuntungan bagimu 
hingga engkau mengetahui nikmat-nikmat-Nya, 
dan nikmat-nikmat-Nya itu menenggelamkanmu dalam tauhid, 
kemudian engkau fana dalam tauhid itu dari memandang kepada selain-Nya. 
Maka, 
bagaimana Allah akan mencintai orang yang mengeluhkan-Nya, 
membantah dan melawan-Nya?

Cinta, kerinduan dan kedekatan kepada-Nya itu tidak akan teguh bersama hal ini. 
Jika cinta itu benar, maka tidak ada rasa sakit ketika takdir itu datang. 
Jika cinta itu berkuasa, akan hilang penentangan dan tuduhan. 

Setiap langkahmu adalah menuju kuburan. 
Engkau sedang melakukan perjalanan ke alam kubur!”

--Ceramah Syekh Abdul Qadir A-Jailani, Jumat pagi di Madrasah, 12 Dzulhijjah 545 H. Dikutip dari kitab Al-Fath Ar-Rabbani wa Al-Faidh Ar-Rahmani.

DZIKIR.

Imam al-Baqir dan Imam ash-Shadiq as berkata : 
“Para malaikat tidak mencatat amal shalih seseorang kecuali apa-apa yang didengarnya, maka ketika Allah berfirman :

 “Berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu (nafsika)”, 
   tidak ada seorangpun yang tahu seberapa besar pahala zikir di dalam hati 
   dari seorang hamba-Nya kecuali Allah Ta’ala sendiri” 58]

DI DALAM riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda : 
“Zikir diam (khafiy) 70 kali lebih utama 
 daripada zikir yang terdengar oleh para malaikat pencatat amal. “ (Al-Hadits)

Bila sang hamba mampu melanggengkan Zikir Khafi 
serta meyakini bahwa semua Alam Lahir dan Alam Batin 
merupakan pengejewantahan dari nama-nama-Nya 
maka ia akan merasakan kehadiran-Nya di semua tempat 
dan merasakan pengawasan-Nya dan jutaan nikmat-nikmat-Nya.

Perasaan akan kehadiran-Nya ini 
akan mencegah sang hamba dari berbuat dosa dan maksiat. 
Jika dihadapan anak yang sudah akil baligh saja manusia malu 
untuk berbuat dosa dan membuka auratnya,
maka bagaimana ia tidak malu untuk membuka auratnya dihadapan Sang Khaliq?

Mengapa kita tidak merasa sungkan dan malu 
berbuat hal-hal yang tidak layak di hadapan Sang Khaliq? 

Itu karena keyakinan kita atas kehadiran-Nya di setiap eksistensi 
tidak sebagaimana keyakinan kita 
ketika kita melihat kehadiran sang anak yang akil baligh tersebut.

Apabila kita ingin mencapai keyakinan seperti ini 
kita mesti mempersiapkan latihan-latihan untuk melaksanakan Zikir Khafi 
sampai pada suatu tahapan di mana hati kita berzikir secara otomatis
seperti gerak detak jantung dan tarikan-tarikan nafas kita (yang tidak kita kendalikan)

Imam Ali Zainal ‘Abidin as di dalam do’anya :

“ Ilahi, 
Ilhamkanlah kepada kami Zikir kepada-Mu
di kesendirian maupun di keramaian,
di malam hari maupun di siang hari,
secara terang-terangan, maupun secara rahasia (sembunyi),
di saat gembira maupun di saat kesusahan,
jadikanlah hati kami menjadi senang dengan berzikir al-khafi “

(Bihar al-Anwar 94 : 151)

SEDARLAH DIRI SEBELUM TERLAMBAT!

Berkata Sheikh Abdul Qadir al Jilani lagi:

SEDARLAH DIRI SEBELUM TERLAMBAT!

Ayuhai orang yang menjauhkan diri dari Al Haq!
Ayuhai orang melarikan diri dari Syariat!
Ayuhai orang yang tidak mempedulikan agama!
Ayuhai penghuni bumi yang suka menurut hawa nafsu!
Ayuhai orang yang menyembah Ghairullah!
Ayuhai orang yang melupan Allah!

Kamu sekalian tidak akan terlepas dari hukuman Allah, 
Tuhan yang kuasaNya meliputi segala sesuatu, 
dari yang sekecil kecilnya kepada yang sebesar besarnya.

Datanglah dengan merendahkan diri kepada Allah.
Pohonlah rahmat daripadaNya. 
Mintalah segala yang baik daripadaNya. 

BERTAUBATlah kepadaNya, jika kamu telah berdosa. 
Ingatlah dengan berZIKIR kepadanya. 
Sembahlah Dia dengan khusyuk dan kerendahan diri. 
Nescaya Dia akan memberikan kepada kamu segala apa yang dicita citakan itu.
Semua itu mestilah dilakukan dengan penuh ikhlas 
dengan membelakangi semua tuntutan hawa nafsu kamu 
kerana hawa nafsu itu akan menarik kamu jauh daripada Allah, 
sedang segala urusan yang dibuat tidak menggantungkan harapan kepada Allah, 
tentu akan gagal dan runtuh, apabila Tuhan tidak merestuinya.

Lantaran itu hendaklah kamu sedar!

MEREGUK SARI TASAWUF

KEBAJIKAN-KEBAJIKAN.

Ketiga himpunan kebajikan utama yang terdiri dari atas 
kerendahan hati, kedermawanan, dan kemuliaan, serta 
ketulusan dan kejujuran adalah perhiasan jiwa Nabi,
sebagaimana halnya empat himpunan  kebajikan yang dibahas di atas.

Selain itu, karena merupakan  contoh yang tertinggi 
dari Manusia universal atau Manusia Sempurna , 
Nabi adalah cermin sempurna yang memantulkan kebajikan ,
yang , seperti telah disebutkan , 
pada tingkat tertinggi di miliki oleh Allah.

Tiga himpunan kebajikan ini bersesuaian dengan 
fase penyempitan, perluasan, dan penyatuan,
yang dapat ditemukan secara universal dalam semua 
tradisi mistik  yang terpadu, termasuk dalam Kekristenan.

Di dalam jiwa orang yang berupaya mencapai Allah, 
harus ada sesuatu yang menjadi layu dan mati.
Pada tahap berikutnya, 
apa yang tersisa di dalam  jiwa nya harus meluas 
agar sesuai dengan cetakan Manusia Universal atau, 
lebih khususnya bagi kaum Muslim, 
Nabi dalam kenyataan batinnya.

Hanya setelah itulah, 
kita dapat berbicara tentang kemungkinan penyatuan,
yang dalam Tasawuf 
tidak berarti penyatuan makhluk dan Pencipta atau hamba dan Tuhan.

Seperti dinyatakan sebuah puisi  Sufi,

"Bagaimana mungkin debu ini bisa menyatu dengan dunia kemurnian ?"

Penyatuan berarti kita menjadi sadar akan ketiadaan kita 
di hadapan Allah,menjadi  cermin terpoles sempurna 
yang tidak menunjukkan apa-apa tentang dirinya sendiri,
kecuali mencerminkan apa yang diletakkan di hadapannya.

Dalam kasus manusia ,
totalitas Nama dan SifatTuhan lah 
yang terpantul dalam cermin batin kita.
Ini  bukan ego individu kita, 
melainkan percikan Ilahi di dalam diri 
yang menyatu dengan KeIlahian. 

Sejak saat itu,  seperti sudah dinyatakan,
Allah menjadi mata, yang dengannya kita melihat,
dan kita menjadi mata yang dengannya Allah melihat.
Sebenarnya, kita  menyadari bahwa  
Allah adalah cahaya yang dengannya kita  melihat  semua hal.
Itulah mengapa mustahil melihat Allah semata sebagai objek 
dalam arti yang biasa walaupun 
Dia adalah Objek Tertinggi dan sekaligus Subjek Tertinggi.

Menggunakan terminologi Sufi klasik,
dalam keadaan bersatu 
sang hamba tetaplah hamba dan Tuhan tetaplah Tuhan,
sementara percikan Ilahi di dalam akal imanen,
meraih kesatuan dengan Diri Ilahi,
yang darinyalah ia memancar secara langsung.
Selain itu,
penyatuan tidak berarti pemusnahan aspek positif diri
melainkan penyerapan ke dalam Realitas  tertinggi.
Kita dapat berenang di samudera Ke-Ilahian, 
untuk mengutip Meister Eckhart,
dalam keadaan menyatu tanpa saling berbaur.

#HSN.
















SALIK

"AWAS, wahai Salik, 
 orang buta tidak boleh menunjuki jalan pada si buta yang lain. 
 Pandangan anda hendaklah tajam supaya anda dapat  membezakan 
 kebaikan dengan kejahatan, walau sebesar zarah pun.

 Ingatlah, 
 bahawa perjalanan Sufi itu bukan medan permainan. 
 Bila suka boleh mengikuti, bila malas boleh ditinggalkan. 

 Ia adalah jalan menuju ke Hadhrat Ketuhanan, 
 yang kepadanya tidak  semudah diucapkan lisan. 
 Yang ingin mencari ketenangan diri dari makrifat hakikat penciptaan Tuhan. 

 Bukankah kita disuruh menyembah Nya menurut bunyi sebuah firman? 
 Bagaimana boleh menyembah kalau belum sempat berkenalan?!"

[ Sheikh Abdul Qadir al Jilani ]

GENGGAMLAH DUNIA DI TANGAN, JANGAN LETAKKAN DI HATIMU!

GENGGAMLAH DUNIA DI TANGAN, JANGAN LETAKKAN DI HATIMU!

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan, 

“Letakkanlah dunia di tanganmu, jangan di hatimu! 

Hatimu harus terus merasakan kehadiran Allah, sebutlah nama Dzat-Nya. 
Penuhilah hatimu dengan nama-nama-Nya nan indah.

Sungguh, 
engkau dianggap sebagai orang yang celaka jika tidak merasa malu kepada Allah Subhanahu wata’ala, 
jika engkau menjadikan dinar sebagai tuhanmu dan menjadikan dirham sebagai tujuanmu, sedangkan engkau melupakan-Nya sama sekali! 

Sungguh, takdirmu telah dekat!
Maka, 
jadikanlah kedai-kedai yang kau miliki dan 
semua harta benda untuk keluargamu adalah semata-mata karena perintah syariat, 
namun hatimu harus tetap kokoh bertawakal kepada Allah.

Carilah rezekimu dan rezeki keluargamu hanya dari Allah SWT, 
bukan dari harta benda dan perniagaanmu. 

Dengan demikian rezekimu akan mengalir, begitu pula rezeki keluargamu. 
Kemudian, 
Allah juga akan memberimu karunia, kedekatan dan kelembutan-Nya dalam kalbumu. 
Dia akan mencukupi keperluan keluargamu dan keperluanmu melalui dirimu sendiri!

Allah juga akan mencukupi keluargamu dengan apa yang Dia kehendaki 
dan sebagaimana yang Dia kehendaki. 

Akan dikatakan kepada kalbumu, “Ini adalah untukmu dan keluargamu!”

-- Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Fath Ar-Rabbani wal-Faidh Ar-Rahman 
--------------------------------------------
JIKA KAU MEMANG CINTA, JANGAN BERDUSTA !

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Dalam Hadis Qudsi Allah SWT berfirman, 
‘Dustalah pengakuan seseorang yang mencintai-Ku, 
namun tatkala malam menghampiri ia malah tidur mengabaikan Aku.”

Jika engkau menjadi bagian dari orang-orang yang mencintai Allah, 
maka engkau akan merasa tersiksa oleh tidurmu, 
kecuali tidur yang tidak disengaja. 

Orang yang mencintai itu lelah, dan yang dicintai selalu tenang. 

Orang yang mencintai adalah pencari, sedangkan yang dicintai adalah yang dicari.

Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman kepada malaikat Jibril:
 “Wahai Jibril, tidurkanlah si Fulan dan bangunkanlah ia!”

Firman ini memiliki dua pengertian : 

Pertama, 
Dia berfirman 
“Bangunkanlah fulan yang mencintai dan tidurkanlah fulan yang dicintai. 
Orang yang mengakui mencintai-Ku harus Aku berikan tantangan 
dan menempatkannya pada posisi seharusnya agar ‘dedaunan’ yang tumbuh 
di dalam hatinya menjadi berguguran. 

Bangunkanlah dia agar jelas bukti pengakuannya serta terwujud rasa cintanya. 
Dan, tidurkanlah ia, karena dia adalah orang yang dicintai yang telah lama 
mengalami kelelahan. 
Tidak ada satu pun yang tersisa baginya untuk selain diri-Ku. 
Aku mengambil cintanya untuk-Ku. 
Pengakuannya terbukti, 
begitu juga dengan keterangannya dan pelaksanaannya terhadap janji-Ku. 
Tobatnya menghampiri-Ku, begitu juga dengan penunaiannya terhadap janji-Ku. 
Ia adalah tamu. 
Seorang tamu tidak diminta untuk melayani dan bekerja. 
Tidurkanlah dirinya pada meja makan karunia-Ku, 
serta tenangkanlah dirinya dengan kedekatan kepada-Ku. 
Kasih sayangnya sungguh benar. 
Maka, lenyaplah seluruh beban dirinya!”

Kedua, Dia berfirman, 
“Tidurkanlah fulan, 
karena ia menginginkan ridha makhluk melalui ibadahnya kepada-Ku. 

Bangunkanlah fulan, karena ia mendapatkan ridha-Ku dengan cara beribadah kepada-Ku. 

Tidurkanlah fulan, karena Aku membenci suaranya. 

Bangunkanlah fulan, karena Aku ingin mendengar suaranya.”

--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Jala Al-Khathir

SULUK-UZLAH

| Berkata Sheikh Abdul Qadir al Jilani:

"BILA si Salik sudah bersedia untuk menuju ke jalan suluk, 
 seolah olah hatinya berteriak: 
 Selama ini engkau telah memencilkan hatimu jauh daripada Allah, 
 maka sekarang hendaklah engkau memencilkan pula hatimu 
 daripada makhluk, 
 supaya engkau mengenali jalan menuju kepada Allah dan
 menghampirkan dirimu kepadaNya.

 Kekallah dahulu dalam peringkat ini!

Kemudian 
engkau mesti mencari Dia dari pintu ke pintu, sehingga tidak ada pintu lagi; 
mencari Dia dari bandar ke bandar, sehingga tidak ada bandar lagi; 
mencari Dia dari langit ke langit, sehingga tidak ada langit lagi, 
dan seterusnya dan seterusnya sehingga 
tidak ada lagi yang lain selain Allah saja!"

Seseorang telah menuliskan kata-kata yang indah ini.

Seseorang telah menuliskan kata-kata yang indah ini.
Cobalah ambil sedikit untuk mengerti maknanya.
1. Doa bukanlah "ban serep" yang dapat kamu keluarkan ketika dalam masalah, tapi "kemudi" yang menunjukkan arah yang tepat.
2. Kenapa kaca depan mobil sangat besar dan kaca spion begitu kecil?
Karena masa lalu kita tidak sepenting masa depan kita.
Jadi, pandanglah ke depan dan majulah.
3. Pertemanan itu seperti sebuah buku.
Hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk membakarnya, tapi butuh waktu tahunan untuk menulisnya.
4. Semua hal dalam hidup adalah sementara.
Jika berlangsung baik, nikmatilah, karena tidak akan bertahan selamanya.
Jika berlangsung salah, jangan khawatir, karena juga tidak akan bertahan lama.
5. Teman lama adalah emas. Teman baru adalah berlian! Jika kamu mendapat sebuah berlian, jangan lupakan emas! Karena untuk mengikat sebuah berlian menjadi cincin, kamu selalu memerlukan dasar emas.
6. Seringkali ketika kita hilang harapan dan berpikir ini adalah akhir dari segalanya, Allah tersenyum dari atas dan berkata " Tenang sayang, itu hanyalah belokan, bukan akhir!
7. Ketika Allah memecahkan masalahmu, kamu memiliki kepercayaan pada kemampuanNYA; ketika Allah tidak memecahkan masalahmu, Dia memiliki kepercayaan pada kemampuanmu.
8. Seorang buta bertanya pada seorang bijak : "Apakah ada yang lebih buruk daripada kehilangan penglihatan mata?" Dia menjawab : "Ya ada, kehilangan visimu!"
9. Ketika kamu berdoa untuk orang lain, Allah mendengarkanmu dan memberkahi mereka, dan terkadang, ketika kamu aman dan happy, ingat bahwa seseorang telah mendoakanmu.
10. Khawatir tidak akan menghilangkan masalah besok, hanya akan menghilangkan kedamaian hari ini.
Semoga bermanfaat

Jalan menuju Allah

Jalan menuju Allah itu sebanyak hembusan nafas kita, 
apapun itu bisa dijadikan tariqah bagi kita, untuk menuju Allah. 

Jadi tdk perlu bingung dn tersesat dalam mencari jln menuju Allah, 
Nafas-mu bisa kau jadikan jalan, perbuatan-mu bisa kau jadikan jalan, 
bahkan dlm setiap gerak, pikiran dan rasa-mu bisa kau jadikan jalan 
untuk mengenal Allah.

Intinya Allah itu sdh ada sebelum kau mencari-Nya, 
Allah itu bersama-mu dn lebih dekat dr urat leher-mu, 
sebelum kau ingin mendekat kpd-Nya. 

Maka sadari dan yakinilah, 
bahwa setiap nafas, setiap gerak dan kata"-mu adalah krn ada kuasa-Nya, 
bukan kuasa-mu. 

Rasakan kehadiran Dia dn kenyataan Dia dlm segala keberadaan-mu. 
Kalaupun kau tdk mengerti dn tdk memamahi...
carilah teman, sahabat atau guru.....
yg bisa memberikan penerang dlm perjalanan-mu mengenal rabb-mu.

BEKAL RUHANI DARI SULTAN PARA WALI

BEKAL RUHANI DARI SULTAN PARA WALI
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: 
“Wahai kaumku! 
Kalian harus berusaha mencapai titik komitmen yang kokoh 
dalam beribadah kepada Rabb kalian, 
sebab Dia mendatangi mereka dengan taat di hadapan-Nya. 

Nabi Saw. diriwayatkan telah mengatakan: 
“Manakala si hamba berdiri berlama-lama di hadirat Tuhannya 
dan dengan penuh kepatuhan melaksanakan shalatnya, 
maka dosa-dosanya jatuh berguguran, 
persis seperti daun-daun kering yang rontok dari pepohonan 
pada hari ketika angin kuat bertiup. 

Dan manakala si hamba bersikap tulus dan taat kepada Tuhannya, 
maka dosa-dosanya berguguran dan dibersihkan dari dirinya, 
baik dari luar (zhâhir) maupun dari dalam (bâthin). 

Hatinya dipenuhi dengan cahaya, dan wujud terdalamnya (sirr) menjadi suci dan tenang.”

Kalian harus selalu dalam kebenaran. 
Kalian harus fasih. 
Kalian harus benar dalam kehidupan pribadi kalian. 
Kalian harus fasih dalam kehidupan publik kalian. 

Jika kalian benar di dunia ini, kalian akan benar di akhirat. 

Kalian juga harus terang-terangan di hadapan Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Agung.

 Kalian harus memohon kepada-Nya atas nama sesama kalian, 
sebab Dia akan menerima perantaraan kalian 
untuk memberi berkah kepada makhluk-makhluk-Nya yang hendak diberkahi-Nya.
Setelah memberikan izin-Nya dan mengeluarkan perintah-Nya. 
Dia akan mengabulkan permohonan kalian, 
sebagai hadiah kemukjizatan (karâmah) kepada kalian, 
untuk memberikan bukti yang kasat mata 
tentang kedudukan yang kalian tempati dalam pandangan-Nya. 

Kalian harus benar dalam hubungan kalian dengan-Nya. 
Kalian harus fasih dalam memberikan pelajaran kepada makhluk-makhluk-Nya, 
yang demi kalian harus menjadi guru (muʽallim) dan pendidik (mu’addib).

Celakalah kalian! 
Kalian duduk di sini dan berdakwah kepada orang banyak, 
kemudian kalian bercampur dengan mereka untuk tertawa-tawa 
dan menceritakan cerita-cerita yang lucu. 
Tak syak lagi bahwa baik kalian ataupun mereka tidak akan beruntung. 

Sang pendakwah adalah seorang pelatih dan pendidik, 
sedangkan mereka yang berada di tengah-tengah pendengarnya adalah 
seperti anak-anak kecil. 

Seorang anak kecil tidak akan mau belajar kecuali 
jika gurunya bersikap keras terhadapnya dan memperlakukannya dengan keras pula.
Hanya ada segelintir individu di antara mereka yang belajar 
tanpa perlakuan yang keras ini, 
karena mereka dianugerahi bakat khusus (mawhibah) 
dari Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Agung.

Wahai kaumku! 
Dunia ini fana. 
Dunia ini tak lain hanyalah belenggu dan pukulan-pukulan tongkat saja, 
kerisauan dan nestapa, dan tabir yang menabiri antara kalian dengan Tuhan kalian. 

Kalian harus melihatnya dengan mata hati kalian, bukan dengan mata kepala kalian. 
Mata hati melihat kandungan batin, sedangkan mata kepala melihat bentuk luar.

Mukmin sejati adalah milik Allah seluruhnya. 

Tak satu atom pun dari dirinya yang menjadi milik makhluk. 
Allah menjaga dan mengawasi lahir maupun batinnya. 
Dia tidak melakukan gerakan kecuali karena Dia, 
dan dia tidak beristirahat dan diam kecuali karena Dia, 
sebab dia memiliki wujudnya sepenuhnya 
karena Dia (bi-hi), dari Dia dan di dalam Dia, 
dengan langkah-langkah kaki yang kokoh, 
dia telah menempuh jalan menuju ke pintu-Nya, 
sementara mereka terlalu nyenyak tidur untuk melihat, 
dan di sanalah dia berdiri untuk melayani-Nya.

Namun sebaliknya kalian berbeda! 
Kalian telah mencurahkan perhatian kalian pada pemerolehan dan jatah harta benda duniawi kalian yang sudah ditetapkan, karena didorong oleh kerasukan dan ambisi. 

Kalian telah lupa akan kematian dan apa yang ada sesudahnya. 
Kalian telah melupakan Tuhan Yang Maha Benar dan kekuasaan-Nya untuk mengubah. Kalian telah meninggalkan-Nya di belakang penampilan lahiriah kalian. 
Kalian telah membelakangi-Nya dan menjadi teman dunia, 
makhluk-makhluk dan sarana material (asbâb). 

Kebanyakan dari kalian menyembah dunia dan uang, 
seraya mengabaikan ibadah kepada Sang Pencipta dan Pemberi Rezeki.

Semua malapetaka dan bencana ini diakibatkan oleh diri rendah kalian sendiri; 
jadi, 
wajiblah bagi kalian untuk menempatkannya dalam penjara mujâhadât 
(upaya yang keras). 
Kalian harus memotong pasokan bahan mentah mereka, 
dengan mencegah mereka dari mendapatkan akses 
kepada apa-apa yang memberikan kesenangan kepada mereka.
Kalian harus memotong pasokan mereka, 
sampai mereka tidak bisa membayangkan sesuatu pun yang lebih enak 
daripada sepotong roti kering dan secangkir air. 
Ini harus menjadi makanan yang mereka peroleh untuk memuaskan selera mereka. 
Jika kalian menggemukkan mereka dengan segala macam makanan yang lezat, 
mereka akan memakan kalian juga. 

Dengan demikian kalian akan berada dalam situasi yang digambarkan oleh seorang saleh, yang mengatakan: 
“Jika engkau membiarkan anjingmu jadi gemuk, ia akan memakanmu.” 

Kebaikan apa yang bisa diharapkan dari diri rendah? 

Allah Yang Maha Tinggi telah mengatakan tentangnya: 
“Sesungguhnya nafsu itu selalu memerintahkan kepada keburukan, 
kecuali nafsu yang telah dirahmati Tuhanku ,”(QS Yûsuf (12):53)

Wahai kaumku, camkan dan ingatlah!
“Hanya mereka yang memiliki pemahaman saja yang akan mengambil pelajaran (
QS Al-Zumar (39) :53)”

Manusia-manusia (pilihan Tuhan) adalah 
mereka yang memiliki kekuatan pemahaman (ulul albâb). 

Mereka memahami makna sejati dunia, dan karenanya lalu menjauhinya. 

Kemudian mereka memahami makna akhirat, maka mereka lalu memasukinya, 
hingga pohon-pohonnya tumbuh bagi mereka dan sungai-sungainya mengalir bagi mereka, dan mereka berhak menikmatinya dalam keadaan bangun maupun tidur.

Tetapi kemudian mereka merasakan cinta kepada Tuhan, 
maka mereka lalu bangun dan meninggalkannya lalu bepergian melampauinya. 

Mereka mengeratkan ikat pinggang hati mereka 
dan berangkat ke arah Tuhan Yang Maha Benar. 

Mereka kemudian dimasukkan ke dalam kelompok orang-orang yang mencari wajah-Nya, dan yang tidak menginginkan apa pun selain Dia. 

Kalian harus mencari berkah dari manusia-manusia (pilihan Tuhan) ini. 

Kalian harus mencari mereka dan kemudian menjadi pelayan-pelayan mereka. 
Dekatilah mereka dan berlindunglah di sisi mereka.

Ya Allah, 
jadikanlah kami berperilaku baik di sisi-Mu dalam semua situasi dan kondisi, 
dan berperilaku baik pula bersama orang-orang saleh di antara hamba-hamba-Mu, 
dan 
“Berilah kami kebaikan di dunia ini, dan kebaikan pula di akhirat nanti, 
dan jagalah kami dari siksa neraka!” (QS Al-Baqarah (2) :201)

-- Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir

Rabu, 30 Desember 2015

RASA CINTA

Tiadalah seseorang melakukan suatu amal dengan rasa berat 
melainkan ia beramal tanpa di dasari dengan rasa cinta ..

Bagaimana ia akan merasa berat jika ia melakukan atas dasar cinta ?
Yang akan ia temui adalah yang ia cintai..

Dengan ia melakukan amal ibadah tersebut 
ia mengharapkan perjumpaan ,
berharap bisa mengobati rindunya ..
mengharapkan dialog dengn ilahi.. 
mengisi hati dg kebahagiaan..
dan ketenangan.. 

Cinta Sufi Cinta Ilahi Cinta Sejati ..

Tarian Sufi

Tarian Sufi

Gerakan tarian sufi cukup sederhana. Penari berputar
melawan arah jarum jam. Kaki kiri sebagai poros putaran dan
kaki kanan yang melakukan putarannya. Sedangkan gerakan
tangan hanya mengarahkan telapak tangan kanan ke atas dan
tangan kiri menghadap ke bawah.

Pada dasarnya, tarian sufi memiliki gerakan yang lebih
sederhana dibandingkan dengan gerakan tarian pada umumnya.
Gerakan tarian sufi hanyalah gerakan memutar di tempat ke
arah yang berlawanan dengan arah jarum jam. Dalam berputar,
penari tidak memiliki patokan waktu tentang “berapa lama ia
harus berputar” atau “seberapa cepat putarannya”, tetapi penari
dituntut terus berputar hingga ia kehilangan emosi dan
menyerahkan diri sepenuhnya pada yang maha kuasa.

Gerakan berputar melawan arah jarum jam itu sendiri
dalam tarian sufi memiliki arti bahwa pada dasarnya segala hal
berputar. Segala yang ada memiliki kondisi dasar berputar, tidak
ada beda atau satu makhluk pun yang tidak berputar. Keadaan
seperti itu terjadi karena electron, proton dan neutron yang
merupakan inti penyusun semua makhluk dan benda berputar.
Semua putaran yang terjadi bergerak melawan arah jarum jam.

Putaran juga sama terjadi pada kehidupan manusia.
Manusia berawal dari tidak ada, kemudaian menjadi ada, dan
pada akhirnya kembali tiada. Juga semua makhluk dan benda
yang ada mengalami perputaran kehidupan yang sama. Tetapi
dari perputaran tersebut tidak ada satu pun yang melenceng dari
porosnya. Semua yang berputar terus mengikuti aturan yang ada
dan bergerak pada satu poros yang telah diciptakan oleh Allah.

Gerakan tangan pun memiliki makna yang sangat dalam.
Tangan kanan yang menghadap ke atas memiliki makna bahwa
sang penari mendapatkan hidayah dari Allah, kemudian tangan
kiri yang menghadap ke bawah memiliki makna menyebarkan
hidayah yang telah diterima. Ini menyimbolkan adanya
hubungan yang baik antara makhluk dengan Sang Khalik dan
hubungan antara makhluk dengan makhluk lainnya.

Selain itu, garakan kaki para penari sufi juga memiliki
beberapa makna tentang kehidupan. Kaki kanan yang digunakan
untuk melakukan putaran memiliki makna bahwa seseorang akan
melangkah ke arah yang lebih baik. kaki kanan pun ketika
melakukan pergerakan menyimbolkan bahwa ia menginjak-injak
segala sifat keduniawian dan memilih untuk melangkah kea rah
yang benar yaitu, seusuai putaran yang sebenarnya. Kaki kiri
sebagai tumpuan pun memiliki makna bahwa bagaimanapun
seseorang bergerak asalkan memiliki tumpuan yang elas maka
orang tersebut tidak akan terperosok ke dalam jurang
kemaksiatan.

Dari segi pakaian, pakaian para penari sufi memiliki
beberapa atribut yang sangat khas. Di bagian kepala penari
memakai topi maulawi. Selanjutnya, penari pun memakai jubah
hitam dan tennur putih. Terakhir, pada kaki memakai kuff.
Topi maulawi yang dipakai penari sufi adalah topi
merupakan topi memanjang. Topi ini melamangkan batu nisan.
Dengan perlambangan seperti itu maka tarian ini mengingatkan
pada kematian, sehingga akan seseorang akan selalu
mempersiakan diri pada kematian.

Jubah hitam melambangkan alam kubur yang ketika
dilepaskan melambangkan kelahiran kembali menuju kebenaran.
Sedangkan tennur putih melambangkan kain kafan yang
membungkus ego.

Terkakhir, penari sufi memakai kuff. Kuff adalah kulit
yang dipergunakan Rasullulah pada musim dingin sebagai alas
kaki. Digunakannya kuff untuk menghindari menjejak bumi
karena energi bumi negatif, penuh keduniawian.

Lewat budaya tarian-tarian sufi. Di mana mereka tidak melihat lagi, peradaban
islam yang mengerikan. Tetapi, mereka tertarik dengan peradaban islam yang
kaya dengan seni budaya. Semoga, tarian sufi bisa membangkitkan peradaban
islam. Yang penuh damai, penuh kecintaan, penuh persahabatan, dan penuh
kasih sayang. Karena memang, pendahulunya mengajarkan seni itu untuk
ilustrasi kasih sayang dan cinta. Terhadap Sang Pencipta yang Maha Tinggi.

Note: orang wahabi pasti akan berkata 
Kapan pula' nabi ada ngajarin tari tarian di Islam ini. Kalo mo nari belajar ama
ahli budaya dan seni. Islam gak pernah ngajarin hal begituan.

Jawaban Bijak buat mereka: islam memang tidak pernah mengajarkan...tapi
"wali-wali" yang membantu menyebarkan agama islam melakukan asimilasi
budaya sehingga islam dapat berkembang pesat selama ini.

PUISI

Aku adalah kekasih yg diperlukan, yang perlu adalah kamu 
Aku akan mengambil kesedihan untuk diberikan 
Kepada pecinta yg sangat mahal sepertimu 

Engkau adalah matahari; 
mata ku menyala dengan kecantikan Mu
jika aku menyerah daripadaMu!? kepada siapa aku akan pergi??

Di mana-mana ku melihat, aku melihat
Seorang Teman..
Mengungkap Hakikat di satu tempat, tersembunyi di dimensi lain.
Di suatu tempat sebagai implisit, suatu tempat sebagai eksplisit

Kadang-kadang fana,
kadang-kadang abadi.
Di mana-mana ku melihat, aku melihat
Seorang Teman
Naik dan turun(langit dan bumi), bermain petak umpet 

Dimanapun dia adalah Raja yg menghiasi takhta
Di satu tempat terlihat sebagai pengemis
Bermangkuk
Di mana-mana ku melihat,
ku melihat
Teman yg Luar biasa

Terlihat sendiri di satu tempat, tapi tersembunyi di lain tempat..
Dimanapun dia berada dia adalah pakaian(berakhlaq) keemasan..
wanita yg mempesona 
Memamerkan pesona dgn menggoda bergerak-gerik
Bermain petak umpet
Tapi Aku telah melihat betapa Agungnya dia ,
kemanapun aku melihat
Dia di suatu tempat dalam bentuk pencinta

Tercinta
Dia terlihat memukuli dadanya dgn hati terbakar(rindu dan cinta)
Di mana-mana ku melihat, 
Teman
Mengungkap Hakikat di satu tempat, tp tersembunyi di satu tmpat lain.
Ku melihat 
Teman yang luar biasa

ILAHI...ANTA MAQSUDI

(Tuhanku, Engkaulah yang kutuju dan ridho-Mu yang kuharapkan, 
berilah daku kecintaan dan makrifat kepada-Mu)

Cinta kepada Allah (mahabbah) bukan cinta dalam pengertian keduniawian,
yang masih melibatkan ego dan keinginan untuk diri sendiri.

Cinta para Sufi adalah
dalam rangka merespons hadis “Aku rindu untuk dikenal,” 
yakni seorang pencinta harus mengenal Allah sebagaimana Dia mengenal Diri-Nya

Allahumma inii as aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka
(Ya Allah, aku memohon agar Engkau karuniakan cinta kepada-Mu, 
dan agar aku bisa mencintai orang-orang yang mencintai- MU

Semua Muridku Baik Pria Maupun Wanita Meninggal Dalam Keadaan Tobat

Semua Muridku Baik Pria Maupun Wanita
Meninggal Dalam Keadaan Tobat

Diriwayatkan oleh Sahal bin Abdullah at-
Tastari, pada suatu ketika penduduk
baghdad kehilangan Syaikh Abdul Qodir.
Sebuah suara kemudian memerintahkan
mereka untuk menarinya di sungai Dajlah.
Sesampainya di sungai tersebut, mereka
melihat sang Syaikh sedang berjalan diatas
air menuju ke arah mereka dan semua
makhluk disungai tersebut maju menciumi
tangan beliau. Saat itu waktu dhuhur telah
tiba. Sekonyong-konyong muncullah
sebuah sajadah hijau berhias emas dan
perak bertuliskan (pada baris pertama)
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali ALLAH
itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati” (Yunus : 62) dan (pada baris ke dua)
“Salamualaikum ahlalbaiti innahu
hamidummajid”, membentang antara langit
dan bumi. 

Kemudian datanglah
serombongan orang hitam yg dipimpin oleh
seorang dg kharisma dan kewibawaan luar
biasa, mereka menangis namun diam tidak
bergerak bak diikat dengan rantai qudrah.

Saat tiba waktunya menunaikan sholat
sang Syaikh menaiki sajadah tersebut dan
orang-orang tadi dan penduduk baghdad
shalat dibelakang beliau.

Saat beliau bertakbir, para pemikul Arsy
juga ikut bertakbir. Saat beliau bertasbih,
para malaikat di tujuh langit juga ikut
bertasbih. Saat beliau mengucapkan
hamdalah, dari mulutnya keluar sinar hijau
yg memenuhi ufuk. 

Selesai sholat beliau
mengangkat kedua tangannya dan kami
mendengar beliau berdoa, “Ya ALLAH
demi kakekku Muhammad kekasih dan
makhluk pilihan-MU serta kedua orang tua
ku, aku memohon kepada-MU agar semua
muridku baik pria maupun wanita
meninggal dalam keadaan tobat”

Saat itu kami mendengar kepakan para
malaikat mengamini beliau. Maka kami
segera mengamini beliau.

Setelah itu,
sebuah suara dari atas berkata,
“Bergembiralah, Aku telah kabulkan
permintaanmu”

Para penghulu para Syaikh al-Hafidz Abdul
Ghani dan Syaikh Muwafaquddin bin
Qadamah serta Syaikh Abdul Muluk bin
Diyal meriwayatkan bahwa Syaikh Abdul
Qodir menyatakan bahwa orang yg
mencintainya akan mendapatkan
kebahagiaan yg tidak terukur.

Syaikh Abu Hasan al-Jusaqi meriwayatkan
pada suatu ketika Syaikh Ali al-Hiti dan
Syaikh Baqa bin Bathu sedang berada
bersama Syaikh Abdul Qodir, beliau
berkata, “Aku memiliki kekuatan yg tidak
tertandingi, kuda tercepat disetiap tempat,
sultan disetiap tentara yg tidak dapat
dibantah, khalifah yg tdk akan turun dari
jabatannya”.

Syaikh Ali al-Hiti berkata,
“Aku dan para pengikutku adalah
pelayanmu” (Mahkota Para Aulia, 2005)

Mari Kita Hadiahkan Bacaan Surat Al-
Fatihah Untuk Beliau.. ALFATIHAH...

ISTIQAMAH - AYAHANDA

Istiqamah

“ Ilmu ini bisa kalian hapal dalam semalam,
ilmu dari awal suluk sampai kaji suluk terakhir 
bisa kalian dapatkan hanya dalam semalam,
akan tetapi untuk bisa duduk ilmu itu dalam diri kalian, 
memerlukan waktu yang lama,
kalian harus istiqamah dalam mengamalkannya”. 
(Guru Sufi)

Tulisan ini saya tulis untuk menyambut malam jum’at yang penuh berkah, 
penuh dengan kemulyaan di mana para hamba Allah dengan suka cita 
mendatangi Lingkaran Zikir yang dinamakan oleh Nabi sebagai 
“Taman-Taman Surga ” di muka bumi. 
Mendatangi taman surga sama dengan mendatangi surga karena antara taman 
dengan surga tentu tidak terlalu jauh letaknya.

Kalau kita renungkan lebih dalam, kenapa kita harus rajin beribadah, rajin zikir, rajin
bertawajuh terutama setiap malam Jum’at, sebenarnya apa yang kita cari dan harapkan?

Motivasi apa yang membuat kita rajin melakukan semua itu? 
Mengharapkan pahala kah? 
Atau imbalan-imbalan duniawi yang didapat akibat aktifitas-aktifitas tersebut.

Tentang hal ini, saya pernah ditanya langsung oleh Yang Mulia Guru saya tercinta, “Kenapaorang mau bersusah payah dzikir, ubudiah, sedekah dan segala amalan lain, padahalsemua yang dilakukan itu tidak meng-enak-kan”. 

Saya terdiam dan tidak bisa menjawab,kemudian Beliau melanjutkan, 

“ Dzikir itu tidakenak, ubudiyah itu tidak menyenangkan, 
   puasa lebih lagi tidak menyenangkan, 
   yang di cari oleh mereka yang melakukannya adalah KASIH SAYANG NYA! ”.

Kasih Sayang Allah lah yang diharapkan oleh para pencari dan para pecinta, 
hanya Allah semata yang mereka harapkan, tidak lebih dari itu. 

Istiqamah mereka dalam dzikir dan ibadah adalah semata-mata 
mengharapkan kasih sayang Allah, menimbulkan rasa rindu dan cinta dalam hati dan 
itu tidak akan bisa dibeli dengan apapun.

Di awal tulisan ini saya mengutip ucapan Guru Sufi tentang istiqamah, 
bahwa amalan amalan dalam terekat itu mudah di dapat, sudah banyak ditulis 
baik dalam kitab tasawuf klasik maupun karya-karya modern, mengupas dengan tuntas amalan-amalan yang di lakukan mulai dari awal sampai akhir. 
Namun, 
apakah semua amalan itu bisa berbekas di hati, 
bisa “duduk” dalam diri si pengamal, 
ini yang menjadi persoalan.

Orang yang membaca semua kaji-kaji tarekat,mulai dari amalan suluk sampai dengan
maqam-maqam yang harus dilewati oleh seorang murid, 
kemudian merasa sudah sampai kepada kaji dan amalan tersebut ibarat
orang yang belum pernah mengandung tapi sudah merasa memiliki anak. 

Memberikan nama anak apa susahnya, tapi melewati proses anak itu hadir, 
mulai dari awal kandungan sampai proses melahirkan sangat sulit diceritakan
 dengan kata-kata.

Guru mengatakan, 
“Menghapal amalan suluk tapi belum sampai amalan itu dalam dirinya
ibarat anak diberi nama dulu baru lahir dan 
lebih lucu lagi anak tersebut sudah diberi gelar sebelum anak tersebut lahir ”.

Seorang anak belum ada, belum lahir bahkan belum berada dalam kandungan, 
kemudian diberi nama serta lengkap dengan gelar sarjana atau gelar professor, 
persis seperti itulah yang dilakukan oleh para pembaca ilmu tarekat atau 
belajar ilmu tawawuf dari buku tanpa berguru. 

Hasilnya anak imajiner, gelar imajiner dan semua imajiner, 
hanya ada dalam alam pikirannya.

Ilmu Tarekat atau Ilmu Tasawuf tidak bisa didapat hanya dengan membaca saja, 
inti dari tarekat adalah menjalankan metode yang telah dikenalkan oleh Rasulullah SAW dan telah terbukti bisa membuat umma di zaman itu bermakrifat, 
metode ini kemudian di ulang lagi seperti yang dilakukan oleh Rasul dan 
tentu hasilnya akan sama dengan syarat di bawah bimbingan Guru 
Yang Sudah mendapat izin dari Rasulullah SAW lewat Guru Sebelumnya
sehingga dia bisa membimbing para murid sebagaimana Rasulullah SAW 
membimbing ummat di zaman Beliau hidup.

Kunci dari ilmu tarekat bukan pada hasil, bukan pada kehebatan dan kekeramatan, 
itu hanya efek samping dari pengamalan ilmu tarekat, kunci utama adalah ISTIQAMAH,
amalan yang dilakukan secara berkesinambungan, dzikir pagi dan petang,
mengingat Allah 24 jam tanpa putus, 
tentu setelah mendapatkan metode dan rahasianya, 
kalau belum mendapatkan rahasianya bagaimana mungkin bisa mengingat Allah 24 jam, kapan tidur, kapan pula makan dan bekerja. 

Maka Rasulullah mengatakan bahwa pekerjaan paling sulit (mustahil) adalah
mengingat Allah (Bagi yang belum mengetahui Rahasia) dan 
perkerjaan paling mudah adalah mengingat Allah 
(bagi yang sudah mengetahui Rahasianya).

Jadi, aktifitas dzikir baik sendiri maupun berjamaah itu merupakan bagian 
dari istiqamah dan dengan istiqamah itulah kita akan mendapatkan kasih sayang Allah,
mendapatkan makrifat kepada-Nya, abadi memandang wajah-Nya 
dari dunia sampai akhirat kelak.

Semoga tulisan ini memberikan manfaat hendaknya.