Rabu, 30 Desember 2015

MEREGUK SARI TASAWUF

KEBAJIKAN-KEBAJIKAN.
Teks-teks Sufi klasik penuh dengan deskripsi tentang kebajikan.
Nanti saya akan menyebutkan beberapa Sufi awal , 
yang menulis tentang hal ini dan yang tulisan-tulisan nya berpuncak 
pada karya Al-Ghazali , Ihya Ulum al-Din 
(Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama), 
karya etika spiritual yang paling penting dalam sejarah Islam.
Karena langkah-langkah menuju Allah atau perhentian-perhentian itu
dapat dihitung dalam berbagai cara dan 
dilihat dari berbagai perspektif, jumlah perhentian dan urutannya 
tidak sama dimana-mana.
Sebagian berbicara tentang tiga perhentian utama, 
sebagian menyebut tujuh , ada yang empat puluh , 
dan bahkan lebih banyak.
Dalam bagian selanjutnya saya akan menyebutkan 
beberapa perhentian utama , yang pemahaman mengenainya 
akan membukakan pintu untuk memahami hal ini secara umum.
Tiga kebajikan utama Manusia Universal , 
atau bagi umat Islam Hakikat Muhammad , 
yang mencakup semua yang lain 
dan yang ditemukan dalam cara tertentu 
dalam setiap tradisi spiritual yang itegral dan autentik , adalah 
kerendahan hati, kedermawanan,dan kemuliaan , 
serta ketulusan dan kejujuran.
Dari perspektif Sufi, 
setip kebajikan ini diterangi oleh akal dan bukan sekedar sentimental.
Banyak orang menampakkan kerendahan hati 
untuk menyembunyikan keangkuhan ego, 
ini bukan kerendahan hati melainkan kemunafikan.
Tidak mengakui keunggulan diri dalam hal tertentu 
menyangkut kebenaran seraya tetap bersikap rendah hati 
juga sikap yang menentang akal dan pengetahuan tentang kebenaran.
Jika seseorang mengetahui bahwa akar pangkat dua dari sembilan 
adalah tiga , lalu seseorang datang sembari bersikeras 
menyatakan bahwa yang benar adalah dua, 
maka bukanlah kerendahan hati spiritual untuk tidak bersikeras 
atas kebenaran bahwa jawabannya adalah tiga 
lantaran takut dianggap sebagai sombong.
Banyak kebenaran teologi yang hancur di dunia modern 
akibat sikap mengorbankan kebenaran di altar kerendahan hati 
yang sentimental dan tak berasalan.
Sebagai contoh , 
banyak teolog Kristen menolak untuk mengkritik 
apa yang secara teologis keliru karena kerendahan hati palsu 
sering digabungkan dengan rasa kasihan yang tetap kedap 
terhadap kebenaran, dengan akibat bahwa kini tidak lagi mode 
untuk berbicara tentang bid'ah teologis atau kebenaran 
sebagaimana adanya.
Akan tetapi , dalam semua spiritualitas yang autentik , 
kebutuhan akan kebenaran adalah tuntutan tertinggi terhadap diri kita.
Demikian pula, 
kedermawanan bukan sekedar pemberian yang sentimental
atas keinginan untuk merasa baik.
Agar kedermawanan bersifat spiritual, 
ia harus didasarkan pada kesadaran metafisik bahwa 
orang lain dalam pengertian terdalam adalah diri kita sendiri ,
dan bahwa di dalam memberi , kita juga mengatasi dinding ego 
kita sendiri ,yang memisahkan kita dari orang lain., 
dan karena itu kita sebenarnya juga menerima.
Kebajikan ini tentu saja berkaitan dengan cinta dan belas kasihan 
yang seperti disebutkan diatas , mengalir melalui nadi semesta.
Pertama-tama kita harus mencintai Allah , yang merupakan sumber 
seluruh kasih sayang , agar tindakan kedermawanan kita 
memiliki efek spiritual positif pada diri kita.
Adapun mengenai sikap mulia, 
itu terkait erat dengan sikap kemurahan hati .
Menjadi mulia berarti memberi kepada diri sendiri , 
dan itu merupakan tanggung jawab di bahu kita.
Seperti pepatah Prancis, menegaskan, "noblense oblige," artinya
kemuliaan memikulkan kewajiban pada diri kita.
Kita berkewajiban menjadi dermawan 
dan berbeda rasa demi mewujudkan kemuliaan kita sendiri 
yang mungkin tersembunyi di bawah kulit egoisme.
Sikap jujur , dalam skema ini, adalah kebajikan tertinggi .
Seperti puncak sebuah segitiga yang sudut-sudut lainnya 
adalah kerendahan hati dan kedermawanan , 
pencapaian kebenaran dari sesuatu , bersikap jujur, 
dalam pikiran dan perbuatan , bersikap tulus, dan 
tetap berpihak kepada kebenaran 
- tidak peduli apa konsekuesinya mungkin bagi kita.
Tidak ada kebajikan yang lebih tinggi karena dalam bersikap jujur ,
kita menegaskan secara paling jelas watak teomorfik kita 
karena Allah adalah Kebenaran.
Dengan mencapai kebajikan ini seutuhnya , 
kita menjadi siap untuk memasuki Taman Kebenaran.
‪#‎HSN‬.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar