Senin, 28 Desember 2015

MEREGUK SARI TASAWUF

KEBAJIKAN-KEBAJIKAN.

Doktrin sufi, seperti semua kebenaran, berasal dari Allah.
Apa yang kita bawa ke jalan itu adalah jiwa kita,
yang harus dihiasi dengan kebajikan-kebajikan 
agar layak memasuki Taman Kebenaran.

Tetapi bahkan kebajikan itu pada akhirnya adalah milik Allah,
yang telah membuat mereka tersedia bagi kita melalui Nabi.
Selain itu,
dari sudut pandang praktis dan operatif kewajiban sang faqir adalah
menghapuskan kejelekan-kejelekan yang menghalangi kebajikan 
untuk menjelma di dalam jiwa.

Agar dapat meraih sifat baik kerendahan hati , 
kita harus mengatasi sifat buruk kesombongan , 
dan agar terbiasa dengan sifat baik kejujuran ,
kita harus berhenti menjadi orang yang munafik 
dan menghapuskan dari diri kita sifat buruk kecurangan.

Bagi sebagian besar anggota tarekat Sufi, 
kehidupan spiritual merupakan pertarungan untuk menjadi saleh.
Hanya sedikit yang dapat mencurahkan diri mereka 
kepada metafisika Sufi, 
tetapi dari sudut pandang yang lebih mendalam
setiap kebaikan adalah satu aspek dari kebenaran 
sebagaimana yang tercermin di dalam jiwa.

Kebajikan sebagaimana yang dipahami dalam Tasawuf 
bukan sekedar kebajikan moral melainkan  kebajikan spiritual 
dengan dimensi niskala dan eksistensial.
Sebagai contoh, 
kerendahan hati tidak hanya sikap sentimental merendahkan ego  kita 
di hadapan Allah dan sesama.

Itu adalah kesadaran metafisikal bahwa dihadapan yang Mutlak ini,
kita tidak ada dan bahwa sesuatu itu bukannya tidak utuh 
dengan cara yang sama seperti kita dan bahwa bahkan 
di dalam ketidak-utuhannya dia memiliki keberadaan , 
yang berasal dari allah dan yang dihadapannya 
kita harus memiliki sikap rendah hati.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar