Ensiklopedia Dzikir
Dzikirlah kepada-Ku, niscaya Aku akan dzikir kepadamu.(Q.s. Al Baqarah: 152).
“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (Q.s. Al Ahzab: 41)
“Ahli dzikir kepada-Ku adalah teman duduk-Ku.” (Hadis Qudsy yang diriwatatkan HR. Ahmad)
“Siapa yang ingin bersenang-senang ditaman syurga, perbanyaklah dzikir.” (HR.Thabrani)
Keselamatan memiliki empat bagian, yang sembilan diantaranya terdapat dalam diam kecuali dari dzikir kepada Allah Taa’la, sedangkan yang satunya lagi terdapat dalam meninggalkan pergaulan dengan orang-orang bodoh. (Ali Bin Abi Thalib)
Orang yang berdzikir kepada Allah ditengah-tengah orang-orang yang lalai berdzikir kepada-Nya seperti pohon yang hijau yang berada ditengah-tengah tanaman yang kering, dan seperti rumah yang berpenghuni diantara reruntuhan rumah. (Ali bin Abi Thalib)
Diantara indera-indera lahiriah, tidak ada yang lebih mulia daripada mata, maka janganlah kamu penuhi semua keinginannya (pandangannya) karena ia akan melalaikan kalian dari dzikir kepada Allah. (Ali Bin Abi Thalib)
Dzikir adalah membebaskan diri dari sikap lalai dan lupa dengan menghadirkan hati secara terus-menerus bersama Allah. Sebagian kalangan mengatakan bahwa dzikir adalah menyebut secara berulang-ulang dengan hati dan lisan nama Allah, salah satu sifat-Nya, salah satu hukum-Nya, atau lainnya, yang dengannya seseorang dapat mendekatkan diri kepada Allah. (Menurut Ibnu Athaillah)
Dzikir adalah lembaran kekuasaan, cahaya penghubung, pencapaian kehendak, tanda awal perjalanan yang benar dan bukti akhir perjalanan menuju Allah. Tidak ada sesuatu setelah dzikir. Semua perangai yang terpuji merujuk kepada dzikir dan bersumber darinya. (Imam Abu Qasim al Qusyairi)
Dzikir adalah unsur penting dalam perjalanan menuju al Haq. Bahkan, dia adalah pemimpin dalam perjalanan tersebut. Seseorang tidak akan sampai kepada Allah kecuali dia tekun dalam berdzikir. (Imam Abu Qasim Al Qusyairi)
Tidak diragukan bahwa hati dapat berkarat seperti halnya besi dan perak. Dan alat pembersih hati adalah dzikir. Dzikir dapat membersihkannya, sehingga dia menjadi seperti cermin yang bersih. Apabila seseorang meninggalkan dzikir, maka hatinya akan berkarat. Dan apabila dia berzikir, maka hatinya menjadi bersih.Berkaratnya hati disebabkan dua perkara, yakni lalai dan dosa. Dan yang dapat membersihkannya juga dua perkara, yakni istighfar dan dzikir. Barang siapa yang lalai dalam kebanyakan waktunya, maka karat di hatinya akan menumpuk sesuai dengan tingkat kelalaiannya. Apabila hati berkarat, maka segala sesuatu tidak tergambar di dalamnya sesuai dengan faktanya. Dia akan melihat kebatilan dalam bentuk kebenaran, dan melihat kebenaran dalam bentuk kebatilan. Sebab, ketika karat hati itu bertumpuk, hati menjadi gelap, sehingga bentuk-bentuk kebenaran tidak tergambar sebagaimana adanya. Apabila karat hati bertumpuk, maka hati menjadi hitam dan pandangannya menjadi rusak, sehingga dia tidak dapat menerima kebenaran dan tidak dapat mengingkari kebatilan. Inilah siksaan hati yang paling berat. Sumber dari semua itu adalah kelalaian dan mengikuti hawa nafsu. Keduanya menghilangkan cahaya hati dan membutakannya. Allah berfirman dalam surat al Kahfi ayat 28 yang artinya : Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya melewati batas. (Ibnu qayyim Al jauziyah)
Keistimewaan itu terdapat dalam ucapan, perbuatan dan benda-benda. Dan keistimewaan yang paling agung adalah keistimewaan dzikir. Sebab, tidak ada amal anak Adam yang paling dapat menyelamatkannya dari siksa Allah selain dzikir kepada-Nya. Allah telah menjadikan segala sesuatu seperti minuman. Masing-masing memiliki manfaat khusus. Dengan demikian, setiap yang umum dan yang khusus harus diperhatikan sesuai dengan kondisi setiap orang. (Ahmad Zaruq)
Tidak akan terbuka pintu maqam ridla bagi seorang hamba melainkan setelah dia mengerjakan tiga perkara pada fase awal perjalanannya, yaitu :
1. Dia tenggelam dalam nama tunggal (Allah). Dzikir dengan nama tunggal ini hanya khusus bagi orang-orang yang telah mendapat izin dari seorang mursyid kamil.
2. Dia bergaul dengan orang-orang yang berzikir
3. Dia konsisten dalam mengerjakan amal saleh, dan bersih dari noda. Dengan kata lain, dia berpegang teguh pada syariat yang dibawa Nabi Muhammad saw. (Ahmad ibn Ujaibah)
Ada tiga macam dzikir: Dzikir dengan lisan yang memiliki sepuluh kebaikan. Dzikir dengan hati yang memiliki tujuh ratus kebaikan, dan dzikir yang pahalanya tidak ditimbang dan dihitung , yaitu puncak kecintaan kepada Allah serta perasan malu karena kedekatan-Nya. (Ibnu Salim)
Tidak setiap orang yang mengaku berdzikir (mengingat Allah) meski orang ingat (Sahl bin Abdullah)
Makna dzikir adalah mengaktualisasikan pengetahuan, bahwa Allah melihat Anda. Maka dengan hati Anda menyaksikan-Nya dengan dekatdengan Anda dan Anda merasa malu dengan-Nya. Kemudian Anda memprrioritaskan-Nya daripada diri Anda sendiridan seluruh kondisi spiritual Anda. (Sahl bin Abdullah)
Hakikat dzikir adalah melupakan dzikir. Yakni melupakan dzikir Anda kepada Allah SWT. dan melupakan segala sesuatu selain Allah Azza wa Jalla. (Asy-Syibli)
Dzikir adalah tiang penopang yang sangat kuat atas jalan menuju Allah swt. Sungguh, ia adalah landasan bagi tharikat itu sendiri. Tidak seorang pun dapat mencapai Allah swt, kecuali dengan terus-menerus dzikir kepada-Nya. (Abu Ali ad-Daqqaq berkata)
Dzikir adalah tebaran kewalian. Seseorang yang dianugerahi keberhasilan dalam dzikir berarti telah dianugerahi taburan itu, dan orang yang tidak dianugerahinya berarti telah dipecat. (Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq )
Dzikir berarti meninggalkan bidang kealpaan dan memasuki bidang musyahadah mengalahkan rasa takut dan disertai kecintaan yang luar biasa. (al-Wasithy )
Seorang yang benar-benar dzikir kepada Allah akan lupa segala sesuatu selain dzikirnya. Allah akan melindunginya dari segala sesuatu, dan ia diberi ganti dari segala sesuatu. (Dzun Nun al-Mishry )
Seandainya bukan kewajibanku untuk berdzikir kepada-Nya, tentu aku tidak berdzikir karena mengagungkan-Nya. Orang sepertiku berdzikir kepada Allah swt.? Tanpa membersihkan mulutnya dengan seribu tobat karena berdzikir kepada-Nya!” (Muhammad al-Kattany )
Tiada sehari pun berlalu, kecuali Allah swt. berseru, ‘Wahai hamba-Ku, engkau telah berlaku zalim kepada-Ku. Aku mengingatmu, tapi engkau melupakan-Ku. Aku menghilangkan penderitaanmu, tapi engkau terus melakukan dosa. Wahai anak Adam, apa yang akan engkau katakan besok jika engkau bertemu dengan Ku’? (Sahl bin Abdullah)
Seseorang yang tidak dapat merasakan keganasan alpa, tidak akan merasakan sukacita dzikir. (Abu Utsman )
Ada hukuman atas tiap-tiap sesuatu, dan hukuman bagi seorang ahli ma’rifat adalah terputus dari dzikir kepada-Nya.(Ats-Tsaury)
Dzikir berarti tiadanya ingatan pelaku dzikir terhadap dzikirnya. (Dzun-Nun)
Dzikir dengan lidah tana dirasakan oleh hati-itulah dzikir yang biasa; dzikir dengan lidah yang disertai oleh hati-itulah dzikir yang meraih pahala; dan dzikir bilah hati mengembara dalam ingatan dan meninggalkan lidah dalam diam, nilai dzikir semacam itu hanya dikethui oleh Allah SWT. (al Kharraz)
Barangsiapa yang ingat akan dzikir-Nya lebih lalai ketimbang yang lupa akan dzikir-Nya. (Abu Bakar al Wasiti)
Carilah kemanisan dalam tiga hal: shalat, dzikir dan membaca Al-Qur’an. Kemanisan hanya dapat ditemukan di sana, atau jika tidak sama sekali, maka ketahuilah bahwa pintu telah tertutup.(Abu Sulaiman ad-Dar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar