Senin, 28 Desember 2015

AMALAN SEBELUM TIDUR IMAM AL-GHAZALI

AMALAN SEBELUM TIDUR IMAM AL-GHAZALI
Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa sebelum tidur 
kita harus bersiap-siap seolah-olah kita akan menghadapi kematian. 

Karena itu, kita harus mensucikan diri secara zahir dan batin. 
Kita juga diharuskan berdoa dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang mengiringi tidur kita. Kita dianjurkan untuk membaca 
ayat Kursi dan amana ar-rasalu (surat Al-Baqarah: 285) sampai akhir surat. 
Lalu membaca surah Al-­Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas, serta Al-Mulk.

Beliau mengatakan, 
“Usahakan engkau tidur dalam keadaan berdzikir kepada Allah SWT. 
dan dalam keadaan suci karena siapa yang melakukan itu, 
ia akan naik berserta rohnya ke arasy, 
dan dicatat sebagai orang yang sedang salat sampai bangun kembali. 
Apabila engkau sudah bangun, 
lakukanlah apa yang telah kujelaskan sebelumnya padamu.

Hendaklah engkau hidup teratur seperti itu dalam sisa umurmu. 
Apabila engkau tak bisa melakukannya secara konsisten, 
sabarlah sebagaimana sabarnya orang sakit ketika me­nahan pahitnya obat 
dan ketika menunggu saat kesem­buhan.

Renungkanlah umurmu yang berusia pendek. 
Jika engkau hidup seratus tahun misalnya, 
maka usia tersebut sangat pendek 
jika dibandingkan dengan lama-mu tinggal di negeri akhirat 
karena ia merupakan nege­ri keabadian. 

Perhatikan bahwa 
jika engkau bisa bersa­bar menghadapi beban penderitaan dan kehinaan 
dalam mencari kehidupan dunia selama sebulan atau setahun
karena berharap bisa beristirahat sesudahnya selama dua puluh tahun misalnya, 
lalu bagaimana engkau tak mau bersabar selama beberapa hari 
untuk ibadah guna meng­harap kehidupan abadi?

Jangan perpanjang angan-­anganmu, 
karena hal itu akan memberatkanmu dalam beramal.
Perhitungkanlah dekatnya kematianmu lalu ka­takan pada dirimu: 

Jika aku bisa bersabar menghadapi penderitaan hari ini 
barangkali aku mati malam nanti, 
dan aku akan bersabar pada malamnya karena barang­kali aku mati esok hari.

Sesungguhnya kematian tidak hanya datang pada saat tertentu, kondisi tertentu, 
atau pada usia tertentu. 
Yang jelas, ia pasti datang dan harus siap dihadapi. 
Bersiap-siap menghadapi kematian lebih utama 
ketimbang bersiap-siap menghadapi dunia.

Eng­kau tahu bahwa dirimu tidak akan lama tinggal di da­lam dunia. 
Oleh karena itu, 
yang tersisa dari hidupmu barangkali hanya tinggal satu hari atau satu tarikan na­fas. 

Tanamkan hal ini dalam hatimu setiap hari. 
Pak­sakan dirimu untuk bersabar dalam taat kepada Allah SWT. hari demi hari. 
Jika engkau memperhitungkan akan hidup selama lima puluh tahun, 
maka engkau akan su­lit untuk bisa bersabar dalam menaati Allah SWT.

Manakala engkau bisa bersabar selalu setiap hari, 
ketika meninggal engkau akan mendapati kebahagiaan yang tak ada habis-habisnya. Sementara jika engkau me­nunda-nunda dan meremehkan, 
kematian itu akan men­datangimu pada waktu yang tak kau duga 
sehingga engkau akan menyesal dengan penyesalan yang tak ber­ujung. 

Ketika pagi, sekelompok makhluk mulia bertahmid dan ketika mati, 
datang berita yang benar itu kepada­mu,
 "Setelah beberapa waktu, 
engkau akan mengetahui kebenaran berita Al-Quran tersebut" 
(Q.S. Shaad: 88).”

--Imam Al-Ghazali dalam Bidayatul-Hidayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar