Jangan Hidup Bermewah-mewahan
Sultanul Awliya Mawlana Syaikh Muhammad 'Adil ar-Rabbani ق
Sohbat, 2 Desember 2014, Akbaba Dargah, Istanbul Turki
As-salamu 'Alaykum wa rahmatullah wa barakatuh. A'udzu Billahi Minasy syaitanir rajiim, Bismillahir Rahmanir Rahim, was-salatu was-salamu 'ala Rasulina Muhammadin Sayyidul awwalin wal Akhirin, Madad Ya Rasulallah, Madad Ya Sadati Ashabi Rasulillah, Madad Ya Mashayikhina, Syaikh Abdullah Daghestani, Syekh Nazim al-Haqqani. Dastur. Tariqatunas sohba, wal Khayru fil jam'iyya.
Nabi kami (saw) mengatakan:
"Jangan terbiasa dengan hal-hal yang mudah dengan bermewahan.
Didik dirimu untuk merasakan juga hal-hal yang sulit,
karena keberkahan kekayaan tidak terus menerus selamanya.
Seseorang yang kaya mungkin akan menjadi miskin dan mereka yang miskin menjadi kaya.
Setiap kondisi akan berubah terus menerus sesuai dengan kehendak Allah.
Ketika kita tidak memiliki rasa syukur, maka keberkahan akan hilang.
Itulah sebabnya Nabi Muhammad (saw) mengatakan
untuk membiasakan diri kita untuk menghadapi kesulitan dan penderitaan.
Terbiasa dengan kehidupan keras yang tidak mudah.
Apa yang kita maksud disini adalah
biasakan hidup sederhana dengan merasakan kesulitan
seperti dirasakan orang yang tidak mampu
dan jangan biasakan dirimu hidup bermewahan.
Hidup terasa sangat mudah dengan berbagai kemewahan yang kalian miliki.
Ketika orang-orang terbiasa dengan kesenangan dan kemewahan,
mereka tidak pernah puas dan selalu mengejar kemewahan yang lain
yang belum mereka miliki.
Lebih baik bagi mereka untuk melatih egonya agar terbiasa dengan hal-hal yang sulit.
Ketika mereka melatih dirinya untuk menghadapi kesulitan,
maka tentu saja mereka dapat melakukan hal-hal yang mudah pula.
Tapi ketika mereka telah terbiasa dengan kemewahan dan kemudahan
maka ketika mereka terjatuh kedalam kesulitan dan kemiskinan,
maka akan sangat sulit bagi orang-orang kaya itu melepaskan
kebiasaan kehidupan mewahnya,
sehingga mereka jatuh dalam depresi yang berat,
penderitaan dan segala macam gangguan jiwa muncul di dalamnya.
Kita dapat melihat pada kehidupan anak-anak dizaman sekarang ini.
Mereka tidak mau makan dirumah yang baik bagi kesehatan mereka,
karena kita selalu mengajak mereka makan diberbagai restoran cepat saji
atau restoran mewah.
Tentu saja dengan kebiasaan seperti ini
mereka tidak mau makan sederhana dirumah yang lebih bermanfaat.
Sekarang segala macam makanan ada di berbagai restoran.
Ada banyak restoran saat ini, dengan berbagai jenis makanan.
Dimasa lalu tidak banyak restoran seperti ini
(seperti didesa sedikit dari mereka yang makan di warung makan).
Berbagai makanan enak sangat menarik bagi ego kalian.
Hal ini mendatangkan berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh kalian,
lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya.
Maka jangan biasakan anak-anak kalian untuk makan direstoran, dijalan, di mall.
Ajarkan disiplin kepada anak-anakmu sejak dini:
"Kalian harus makan sayur ini dirumah
dan hari ini kalian harus mengerjakan pekerjaan rumah".
Dengan kebiasaan ini,
maka egomu dan ego anak-anakmu akan dilatih
untuk tidak dibiasakan dengan kehidupan mewah yang penuh kemudahan.
Biarkan mereka merasakan beberapa kesulitan.
Jangan langsung memberi mereka segala sesuatu yang mereka inginkan,
mereka harus mengerjakan kewajiban mereka terlebih dahulu.
Wanita kadang lebih lembut,
sehingga mereka kadang menerima perintah dari anak-anaknya
dan melakukan apa yang anak-anak mereka inginkan dan katakan.
Dan ketika mereka tumbuh dewasa,
sulit bagi anak-anakmu untuk menghadapi kesulitan
dan ketika mereka tidak mendapatkan segala sesuatu yang mereka inginkan
mereka menjadi marah dan depresi.
Akan lebih baik bagi seseorang untuk belajar
menghadapi kehidupan yang tidak mudah mulai dari masa kanak-kanak
sehingga ego mereka terbiasa untuk menerima kesulitan dan dapat mengatasinya.
Setiap kata yang dikatakan oleh Nabi Muhammad (saw) adalah kebenaran.
Kata-kata beliau (saw) satu juta persen benar, dan tidak ada keraguan.
Oleh karena itu, seperti yang kami katakan,
jangan mudah mengeluh ketika kita menghadapi kesulitan.
Mari kita menerimanya sebagai pelatihan untuk ego kita.
Ini akan memiliki manfaat bagi kita di masa depan, baik di dunia dan di akhirat.
Wa min Allah at-Tawfiq. Fatihah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar