Tasawuf dimata para Ulama Besar terdahulu
===================================
Guru besar sufi Ibnu Arabi berkata:
“Ulama syariat mengambil ilmu mereka
dari generasi terdahulu sampai hari kiamat.
Semakin hari ilmu mereka semakin jauh dari nasab.
Para wali mengambil ilmu mereka
langsung dari Allah yang dihujamkan ke dalam dada-dada mereka.”
Jalaluddin Rumi berkata:
“Kebenaran sepenuhnya bersemayam di dalam hakekat,
Tapi orang dungu mencarinya di dalam kenampakan.”
Tasawwuf menurut Imam Ghazali:
“Aku menyeberangi lautan fiqh,
aku sampai keseberang,
aku menyelami lautan tauhid aku sampai keseberang,
aku menyeberangi lautan falsafah aku sampai keseberang,
tetapi apabila aku menyeberangi lautan tasawwuf
aku tenggelam dalam lautanNya tanpa penghujung.
Tasawwuf menurut 4 Imam Madzhab.
-Madzhab Hanafiyah
Imam Abu Hanifah (Pendiri Mazhab Hanafi) berkata :
Jika tidak karena dua tahun, Nu’man telah celaka.
Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Imam Jafar as-Shodiq,
maka saya mendapatkan ilmu spiritual
yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar.
-Madzhab Malikiyah
Imam Maliki (Pendiri Mazhab Maliki) berkata :
Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasawuf tanpa fiqih
maka dia telah zindik,
dan barangsiapa mempelajari fiqih tanpa tasawuf
dia tersesat,
dan siapa yang mempelari tasawuf dengan disertai fiqih
dia meraih kebenaran.
-Madzhab Syafi'iyah
Imam Syafi’i (pendiri mazhab Syafi’i) berkata :
Saya berkumpul bersama orang-orang sufi dan menerima 3 ilmu:
1.Mereka mengajariku bagaimana berbicara,
2.Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orang lain
dengan kasih sayang dan kelembutan hati,
3.Mereka membimbingku ke dalam jalan tasawuf.
-Madzhab Hanabilah
Imam Ahmad bin Hanbal (Pendiri mazhab Hambali) berkata :
Anakku, kamu harus duduk bersama orang-orang sufi,
karena mereka adalah mata air ilmu
dan mereka selalu mengingat Allah dalam hati mereka.
Mereka adalah orang-orang zuhud
yang memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi.
Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka.
Dan ungkapan bijak dari Buya Hamka :
“ Kepada awam (bukan ahli tasawuf),
janganlah berkata sesat bila belum menyelami
sampai ke urat akarnya dari ilmu ini (Tasawuf)”.
#sekedar_berbagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar