Kamis, 03 Desember 2015

MEREGUK SARI TASAWUF


REALITAS ILAHI.

Pada tingkatan Zat terdapat keesaan mutlak, 
tetapi pada tingkatan Nama dan Sifat terdapat keserbaragaman 
walaupun tanpa sama sekali merusak Keesaan Ilahi , 
karena setiap Nama dan Sifat adalah penegas bagi Zat.

Lebih jauh lagi,
pada tahap Nama dan Sifat itulah 
muncul dualitas mendasar yang pertama , 
yaitu pola dasar feminism/maskulin dalam dualisme tatanan 
manusia dan kosmik (yin/yang dalam tradisi Cina) . 

Nama – Nama itu dibagi menjadi 
Nama-Nama Keagungan (jalal) sumber dari yang maskulin, dan 
Nama-Nama Keindahan (jamaL) sumber dari yang feminim.

Allah adalah sekaligus adil dan mudah memberi maaf ,  
pemarah dan penuh belas kasihan, 
walaupun seperti yang tertulis di Arasy Ilahi , 
menurut sebuah hadis qudsi Nabi yang sering dikutip oleh para Sufi, 
“Sesungguhnya Rahmat-Ku mendahului Murka-Ku”.

Hadis ini berarti bahwa 
walaupun Allah itu adil dan murka terhadap para pendosa , 
Rahmat-Nya lebih utama daripada Keadilan-Nya 
dan Dia memberi ampun mereka 
yang telah melakukan perbuatan jahat , 
namun berbalik kepada-Nya dengan sungguh-sungguh 
dan dengan seluruh wujud mereka.

Kalau bukan karena penyusunan Nama-Nama ini dalam Tatanan Ilahi,
tak akan ada dualitas positif yang teramati di dalam ciptaan 
seperti pembedaan laki-laki/perempuan atau yin/yang .

Namun dualitas seperti ini harus dibedakan dari dualisme palsu, 
misalnya dewa baik dan dewa jahat , 
yang dapat ditemukan dalam agama dualistis tertentu, 
karena dualisme yang tersirat di dalam susunan 
Nama-Nama Tuhan dalam Islam sama sekali tidak melenceng 
dari Prinsip Keesaan Ilahi..

Seluruh alam semesta tercipta melalui saling silang berbagi ketetapan 
dari Nama dan Sifat Ilahi.
Nama-Nama Allah tidak hanya kata-kata dalam arti biasa 
melainkan kenyataan , yang masing-masing nya mencerminkan 
satu aspek dari Realitas Ilahi.

Selain itu , 
dalam semua agama setiap Nama yang memainkan peran kosmologis 
sekaligus penyelamatan dikuduskan melalui wahyu 
oleh Realitas yang dimaksud oleh Nama tersebut. 
Misalnya, dalam Hindu ada bunyi Om dan 
pada tingkatan lain ada nama Shiwa dan Wisnu 
yang bersesuaian dalam semesta Hindu 
dengan Nama dan Sifat tertentu dari Allah di dalam Islam.

Ringkasnya, 
Ilmu tentang Nama-Nama ini , 
menurut kaum Sufi , 
merupakan kunci untuk mengetahui 
tentang diri kita sendiri, tentang dunia , 
dan akhirnya tentang Tuhan serta 
jalan untuk kembali ke asal-usul kita.

#SHN.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar