Senin, 21 Desember 2015

SYAIKH ABDUL WAHAB ROKAN.

SYEIKH ABDUL WAHAB ROKAN Qs
TUAN GURU SYEIKH ABDUL WAHAB ROKAN

Pusat penyebaran Thariqat An-Naqsyabandiyah A-Khalidiyah yang terbesar di Sumatera adalah di Babusalam Langkat Sumatera Utara, sepeninggal Syeikh Ismail bin Abdullah Al- Minangkabawi. 
Mursyid Thariqat An-Naqsyabandiyah A-Khalidiyah di Babussalam pada suatu waktu sangat terkenal sampai ke Semenanjung Tanah Melayu, terutama di Johor dan Singapura, namanya ketika kecil adalah "Abul Qasim'', yang digelar juga dengan nama "Faqih Muhammad", sedangkan nama lengkap Syeikh Abdul Wahhab bin `Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah Tambusai, dilahir pada tanggal 10 Rabi'ulakhir 1242 H/11 November 1826 M. meninggal di Babussalam Langkat, pada hari Jum'at, 21 Jumadil'awal 1345 H / 26 Desember 1926 M. Atuknya bernama Maulana Tuanku Haji Abdullah Tambusai adalah seorang ulama besar dan golongan bangsawan raja - raja yang sangat berpengaruh pada zamannya.
Pendidikannya dari lingkungan keluarga sendiri Abdul Wahhab belajar kepada Tuan Guru Haji Abdul Halim di Tambusai. pada tahun 1846 M - 1848 M Abdul Wahhab merantau ke Semenanjung, pernah tinggal di Johor dan Melaka, dalam waktu lebih kurang lebih dua tahun itu digunakannya kesempatan mengajar dan belajar, di antara gurunya ketika berada di Malaya (Malaysia Barat) ialah Tuan Guru Syeikh Muhammad Yusuf seorang ulama yang berasal dari Minangkabau. 
Masih dalam tahun 1848 itu juga Abdul Wahhab meneruskan pengembaraannya menuju ke Mekah dan belajar di sana hingga tahun 1854 M. 
Di antara gurunya sewaktu di Mekah ialah Syeikh Muhammad Yunus bin Syeikh Abdur Rahman Batu Bara Asahan. 
Pelajaran tasawuf yang khusus mengenai Thariqat An-Naqsyabandiyah A-Khalidiyah, Abdul Wahhab dididik oleh seorang ulama besar yang cukup terkenal, beliau ialah Syeikh Sulaiman Zuhdi di Jabal Abi Qubis, Mekah.
Sepulangnya Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan ke tanah air pada tahun 1854 M juga mengajar di Tanjung Mesjid, daerah Kubu Bagan Siapi-api, Riau. 
Dalam tahun 1856 M beliau juga mengajar di Sungai Mesjid, Dumai, Riau, Selanjutnya mengajar di Kualu, wilayah Labuhan Batu tahun 1860 M. 
Mengajar di Tanjung Pura dan Langkat tahun 1865 M. 
Mengajar di Gebang tahun 1882 M, dan dalam tahun itu juga pindah ke Babussalam Padang Tualang Langkat. Di Babussalamlah dijadikan sebagai pusat seluruh aktivitas kegiatan keagamaannya, sebagai pusat Tarbiyah Islamiyah, Ruhaniyah dan dakwah membina umat semata - mata mengabdi kepada Allah Swt.
Namun demikian Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan tidak mengabaikan perjuangan duniawi karena beliau bersama - sama dengan Sultan Zainal Abidin, Sultan Kerajaan Rokan dan Haji Abdul Muthallib, Mufti Kerajaan Rokan pernah mendirikan "Persatuan Rokan". 
Persatuan Rokan bertujuan secara umum untuk kemaslahatan dan kebajikan Rokan, walau bagaimana pun tujuan utamanya adalah perjuangan kemerdekaan untuk melepaskan Kerajaan Rokan dari penjajahan Belanda. 
Pembagian kerja "Persatuan Rokan'' ialah Sultan Zainal Abidin sebagai pelaksana segala urusan luar negeri, Haji Abdul Muthallib menjalankan pekerjaan - pekerjaan dalam negeri dan Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab sebagai menerapkan pendidikan memberi semangat pada masyarakat.

Pada tanggal 12 Syawal 1300 H / 12 Agustus 1883 M Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan bersama 180 orang pengikutnya dengan menggunakan 15 buah perahu memudiki Sungai Serangan menuju perkampungan peribadatan dengan undang - undang atau peraturannya tersendiri. 
Pendidikan mengenai keislaman diterapkan setiap hari dan malam, sembahyang berjama'ah tidak diabaikan. baca Al - Qur'an, Shalawat, Zikir, terutama Zikir menurut kaidah Thariqat An-Naqsyabandiyah A-Khalidiyah dan lain - lain sejenisnya, semuanya dikerjakan dengan teratur di bawah bimbingan Syeikh Mursyid dan khalifah - khalifahnya. 
Syeikh Mursyid adalah Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan sendiri, "Khalifah'' ada beberapa orang, pada satu ketika di antara Khalifahnya terdapat salah seorang yang berasal dari Kelantan. Beliau ialah khalifah Haji Abdul Hamid, yang masih ada kaitan kekeluargaan dengan Syeikh Wan Ali bin Abdur Rahman Kutan Al - Kalantani.
Pada tahun 1342 H/1923 M, Asisten Residen Belanda bersama Sultan Langkat menyematkan "Bintang Emas'' untuk Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan. 
Wakil pemerintah Belanda menyampaikan pidatonya pada upacara penyematan bintang itu, Tuan Syeikh seorang yang banyak jasa mengajar agama Islam dan mempunyai murid yang banyak di Sumatera dan Semenanjung dan lainnya, dari itu kerajaan Belanda menghadiahkan sebuah "Bintang Emas'' kepada Tuan Syeikh. Seorang sufi sebagai Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan penyematan bintang seperti itu bukanlah merupakan kebanggaan baginya, mungkin sebaliknya bahwa bisa saja ada maksud - maksud tertentu daripada pihak penjajah Belanda untuk memperalat beliau untuk kepentingan kaum penjajah yang sangat licik itu. 
Oleh itu, dengan tegas Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan berkata ketika itu juga, "Jika saya dipandang seorang yang banyak jasa, maka sampaikanlah pesan (amanah) saya kepada Raja Belanda supaya ia masuk Islam".

Hasil penulisan Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan, sejauh ini yang terkesan ialah :

1. Munajat (lebih dikenal ditempat saya dengan "Sya'ir Thariqat), merupakan kumpulan puji - pujian dan berbagai doa;
2. Syair Burung Garuda, merupakan pendidikan dan bimbingan para remaja;
3. Wasiat, merupakan pelajaran adab murid terhadap guru, akhlak, dan 41 jenis wasiat.

Sebagian dari 41 wasiat beliau adalah : 

Hendaklah kamu sekalian masyghul dengan menuntut ilmu Quran dan kitab kepada guru - guru yang mursyid, dan hinakan diri kamu kepada guru kamu dan perbuat apa - apa yang disuruhnya. Jangan bertangguh, dan banyak - banyak bersedekah kepadanya, dan seolah - olah diri kamu itu hambanya, jika sudah dapat ilmu itu maka hendaklah kamu ajarkan kepada anak cucu, kemudian kepada orang lain, dan kasih sayang kamu akan muridmu seperti kasih sayang akan cucu kamu, dan janganlah kamu minta upah dan makan gaji sebab mengajar itu, tetapi minta upah dan gaji itu kepada Allah Swt;
Apabila kamu sudah baligh hendaklah menerima Thariqat An-Naqsyabandiyah A-Khalidiyah supaya sejalan kamu dengan aku, saya sangat menekankan amalan tarekat. dan jangan dipertikai dan dipersulit, pandangan saya mempertikaikannya adalah merupakan pekerjaan yang sia - sia, karana bermujadalah adalah termasuk salah satu sifat mazmumah (dicela) oleh syara' Islam;
Jangan kamu berniaga jika terdapat penipuan atau pun riba. Jika hendak mencari nafkah hendaklah dengan tulang empat kerat seperti berhuma dan berladang dan menjadi amil (orang yang bekerja). Dan di dalam mencari nafkah itu hendaklah bersedekah tiap - tiap hari supaya segera dapat nafkah. Dan jika dapat uang misalnya sepuluh, maka hendaklah sedekahkan satu dan taruh sembilan. Dan jika dapat dua puluh, sedekahkan dua. Dan jika dapat seratus, sedekahkan sepuluh dan taruh sembilan puluh. Dan apabila cukup nafkah kira - kira setahun maka hendaklah berhenti mencari itu dan duduk beramal ibadat hingga tinggal nafkah kira - kira empat puluh hari maka boleh mencari;
Maka hendaklah kamu berbanyak - banyak sedekah sebilang hari istimewa pada malam Jum'at dan harinya. Dan sekurang - kurangnya sedekah itu empat puluh duit pada tiap - tiap hari. Dan lagi hendaklah bersedekah ke Mekah pada tiap - tiap tahun;
Jangan kamu bersahabat dengan orang yang jahil dan orang fasik. Dan jangan bersahabat dengan orang kaya yang bakhil. Tetapi bersahabatlah kamu dengan orang alim - alim, ulama - ulama dan salih - salih;
Jangan kamu hendak kemegahan dunia dan kebesarannya seperti hendak menjadi qadi, khalifah, imam dan lain - lainnya, istimewa pula hendak jadi penghulu - penghulu dan lagi jangan hendak menuntut harta benda banyak - banyak. Dan jangan dibanyakkan memakai pakaian yang halus;
Jangan kamu menuntut ilmu sihir seperti kuat, kebal, dan pemanis serta lainnya karena sekalian ilmu telah ada di dalam Al - Qur'an;
Hendaklah kamu kuat menghinakan diri kepada orang Islam, dan jangan dengki khianat kepada mereka itu. Dan jangan diambil harta mereka itu melainkan dengan izin syara'.

Demikian petikan dari 41 wasiat Syeikh Abdul Wahhab Rokan, semuanya masih perlu pembahasan atau pentafsiran yang panjang. sebab jika tidak kita tafsirkan, kemungkinan orang - orang yang berada di luar lingkungan sufiyah akan beranggapan bahawa wasiat beliau itu sebagai penghalang terhadap kemajuan dunia moden, jalan menuju takwa kepada Allah sekali - kali tidaklah menghalangi kemajuan dunia moden jika kemajuan itu tidak bertentangan dengan perintah Allah Swt dan Rasul-Nya.

Murid beliau yang menyampaikan ajaran Thariqat ini adalah Syeikh Haji Yahya Laksamana Al - Khalidi An-Naqsyabandiyah A-Khalidiyah Rambah di Luhak Rambah Pasir Pengaraian Riau Sumatera (Rokan Hulu), beliaulah yang menyusun buku berjudul Risalah Thariqat An-Naqsyabandiyah A-Khalidiyah Jalan Ma'rifah, Tahun 1976 di Malaysia.

By : Admint
Dikutip dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar