Minggu, 31 Juli 2016

#‎Menyatulah‬ dengan diri sebelum melanjutkan impian kita.


Kita
Kita tidak akan mampu membuat orang lain bersatu, masyarakat bersatu, 
Negara bersatu apalagi punya cita-cita ingin membuat dunia dan seluruh isinya bersatu.
Kita tidak akan pernah mampu, jika masih ada keakuan dan selama kita belum bisa menyatu dengan diri kita sendiri, maka simpan dalam-dalam terlebih dahulu impian kita tersebut.
Kita, pasti bisa melakukan semua itu dengan mudah jika kita sudah dapat menyatu dengan diri kita sendiri, maka tidak perlu cape ceramah mengajak dan berdakwah kemana-mana memaksakan orang lain untuk menerima paham kita, karena diamnya kita adalah mengubah orang lain bahkan mengubah dunia, bicaranya seseorang yang sudah dapat menyatu dengan dirinya ialah Kata Mutiara Hikmah kepada seluruh Alam Semesta Raya.
Jangan pernah kita memaksakan orang untuk memahami kita, tapi tugas kitalah untuk memahami mereka yang belum sampai pada paham kita.
‪#‎Menyatulah‬ dengan diri sebelum melanjutkan impian kita.
SALAM

Sayyidi Sheikh bahauddin adil Al Haqqani,

Cinta memberikan makna bagi hidup. 
Uang dan kekuatan , 
sekali mereka mencapai nya 
tidak akan ada lebih banyak untuk memberi, 
tapi 
spiritualitas terus memberi. 
Allah memberi kalian hati emas. 
Jangan mencampurnya dengan hal-hal lain. 
Jagalah hati kalian bersama Mursyid kalian 
yang mana mursyid kaliam merupakan wakil Nabi (SAW) 
dan jaga lah hati emas kalian. 

Sayyidi Sheikh bahauddin adil Al Haqqani, Fatihah.

- Sayyiduna Shaykh Muhammad al-Yaqoubi

Jika kalian ingin merubah dunia, 
rubahlah hati, 
buat orang orang (saling) mencintai bukan (saling) membenci , 
bahagia dengan apa yang mereka miliki, 
bukan marah dengan yang tidak mereka miliki. 

"If you want to change the world, 
change hearts: 
make people love not hate, 
 happy with what they have 
not angry with what they don't have"

- Sayyiduna Shaykh Muhammad al-Yaqoubi
Hafidhahullah.

Sabtu, 30 Juli 2016

Pentingnya Peran Seorang Guru dalam Mengamalkan Ilmu

Pentingnya Peran Seorang Guru dalam Mengamalkan Ilmu
==============================================
‪#‎Bismillah‬...
terkadang kita begitu mudah berkomentar atas satu Ilmu yg belum kita ketahui,
baik atau tidaknya,
benar atau salahnya,
tinggi atau rendahnya suatu Ilmu...

Bagaimanalah kita bisa tahu akan tinggi dan teramat pentingnya suatu Ilmu,
bila kita tak pernah mempelajari dan mengamalkan Ilmu yg kita cari dan bandingkan tersebut...???

Belajar (tentu dengan bimbingan seorang Guru),
Amalkan (tentu dengan petunjuk seorang Guru)
rasakan hasilnya bila sudah kita pelajari dan amalkan.
baru kita akan bisa mengomentari suatu Ilmu,
apakah Ilmu itu:
Benar atau Tidak,
penting atau tidak,
berguna atau tidak,
tinggi atau tidak,
bisa menyelamatkan atau tidak.

contoh (logikanya) :
bagaimana kita bisa tahu rasa manisnya Gula bila kita tak pernah memperbuat dengan cara memakannya,
makan dulu itu Gula baru akan tahu bagaimana rasanya manis gula tersebut.
itulah Islam,
Ilmiyah dan amalaiyah,
masuk logika dan bisa dibuktikan dengan cara diperbuat tentunya.

mengapa peran Guru/Pembimbing/Penuntun dalam menjalankan suatu Ilmu begitu penting...???
jawabannya:
agar setiap Ilmu yg amalkan dan jalankan oleh kita ada yg mempertaggung jawabkan kebenaran sang Ilmu tersebut,
baik itu didunia ni dan tentu saja sampai dihadirat Allah SWT diakhirat kelak.
oleh karena itu,
sebelum kita menjalankan dan mengamalkan suatu Ilmu,
perlu kita tanya dahulu pada yg mengajarkan Ilmu tersebut,
apakah dia sanggup dan berani mempertanggung jawabkan ilmu yg kita amalkan dr dunia ini smpai akhirat kelak atau tidak...?
bila jawabannya dia berani bertanggung jawab, baru kita amalkan.
bila jawabannya tidak berani, lebih baik kita mencari Guru yg lainnya lagi..!

karena sesungguhnya Agama Islam itu adalah Agama Perbuatan,
Perbuatan dengan cara Tuntunan dan Contoh yg diperbuat Rasulullah SAW,
sebagai Panutan bagi semua Umat Islam tentunya,
baik itu perbuatan/amal Zahir (jasmani) yg diatur dengan Ilmu Syari'at Islam,
maupun itu amal/perbuatan Batin (hati/ruhani) yg diatur dengan Ilmu Keruhanian Islam (Ilmu Tasawuf Islam).

dan tentu saja Ilmu tersebut telah Rasulullah Wariskan kepada Para Pewarisnya dari Mulai Para Sahabat Rasulullah dizamannya,
hingga akhir zaman tentunya.
carilah seorang Pewaris Rasulullah yg sebenar benarnya,
karena hanya merekalah yg akan dengan benar membimbing dan menuntun kita ke jalan yang benar menuju kehadirat Allah SWT,
dengan tuntunan dan bimbingan yg sudah diwariskan dari Rasulullah SAW melalui para pewaris sebelumnya...

siapakah para Pewaris Ilmu Rasulullah tersebut??
ditegaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya:
- Kanat banu-isroila tasu suhumul 'anbiyau, kullama halaka Nabiyyun kholafahu Nabiyyun. Wainnahu laa Nabiyya ba'di wasa takuunu khulafa'u fataktsuru
=
"Dulu Bani Israil diurusi dan dipelihara oleh Nabi. Setiap kali seorang Nabi meninggal, Nabi yang lain menggantikannya. Sesungguhnya tidak ada Nabi Sesudahku dan ada para Khalifah yang berjumlah banyak".
(HR. Bukhari - Muslim)

- Al-Ulama'u Warishatul Ambiya.
"Sesungguhnya Ulama itu adalah pewaris Nabi"
(HR. Muslim)

- Yasfa'u yaumal qiyaamatil ambyia'u tsummal Ulamaa'u tsummasy syuhadaa'u.
"Yang memberi Syafa'at di hari qiamat adalah para Nabi, Ulama dan Syuhada"
(HR. Ibnu Majah).

atas dasar beberapa keterangan diatas,
tentu saja hanya Rasulullah beserta para Pewarisnya yg berani mempertanggung jawabkan atas apa yg Beliau ajarkan kepada Umatnya baik selama Beliau masih didunia dan tentu saja sampai dihadirat Allah SWT...!

maka carilah seorang Guru yang berpredikat Ulama warisyatul anbya,
bukan sembarang Ulama yg hanya dilihat dr tampilan zahirnya saja,
bukan sekedar jubahnya yg menjulai panjang,
bukan sekedar lingkaran sorbannya yg menjulang tinggi,
bukan sekedar fasihnya berbahasa Arab,
bukan sekedra hafalnya ayat dan dalil,
dan juga bukan sekedar pandainya berceramah,

akan tetapi salah satu ciri seorang Ulama warisyatul anbya adalah:
"BERANI BERTANGGUNG JAWAB ATAS ILMU YG BELIAU AJARKAN KEPADA MURIDNYA DARI DUNIA INI SAMPAI AKHIRAT KELAK...!"

selamat berjuang untuk mencari dan menemukannya bagi sahabat yg belum menemukan tentunya,
selamat berjuang untuk mempertahankan dgn sedaya upaya juga bagi sahabat yg sudah menemukannya..

Ali adalah Seorang Sufi

2. Ali adalah Seorang Sufi
Dunia mengenal Ali yang begitu keras menolak wajib militer Amerika Serikat (AS). Itu dilontarkannya pada 28 April 1967 ketika Ali dengan tegas menolak wamil yang akhirnya berujung pada pencabutan gelar juara tinju kelas berat yang sudah dimilikinya.
Ali menegaskan alasan dirinya menolak wamil karena dia adalah seorang muslim, agama yang cinta damai sehingga menolak berperang untuk militer AS. Sebelumnya, Ali dikenal dekat dengan pergerakan Afrika-Amerika yang membentuk Nation of Islam. Namun, dalam perjalanan hidupnya, Ali memilih untuk menjadi Sufi.
“Ali mengumumkan bahwa dia adalah seorang Sufi sekitar 2005 silam, ia mengatakan dari semua sekte Islam, dia merasa memiliki koneksi yang sangat dekat untuk Sufi,” ujar Miller.
Miller yang menulis buku biografi Ali dengan judul ‘Approaching Ali’ mengatakan sang legenda pernah berbicara kepadanya bahwa sufisme memiliki tujuan untuk mencegah segala hal yang bertujuan menghancurkan kemanusiaan dan merusak dunia.
“Ini sempurna bagi Ali, yang telah hidup dengan cara Sufi itu selama berdekade sebelum dia mendengarnya,” kata Ali.

Jumat, 29 Juli 2016

-Al-Hikam

"Salah Satu Tanda Bergantung pada Amal Adalah Berkurangnya Harapan tatkala melakukan kesalahan/dosa."
-Al-Hikam
Hati yang bebas dari bersandar kepada amal, baik amalan lahir ataupun amalan batin adalah hati yang menghadap kepada Allah dan meletakkan pergantungan kepada-Nya serta menyerah sepenuhnya kepada Allah tanpa sembarang takwil atau tuntutan. Hati yang demikian tidak menjadikan amalnya, lahir dan batin, walau berapa banyak sekalipun, sebagai alat untuk tawar menawar dengan Allah untuk mendapatkan sesuatu. Amalan bukan menjadi penyebab perantaraan antara dirinya dengan Tuhannya. Orang yang seperti ini tidak membataskan kekuasaan dan kemurahan Allah untuk tunduk kepada perbuatan manusia.
Allah Maha Berdiri Sendiri berbuat sesuatu menurut kehendak-Nya tanpa dipengaruhi oleh siapapun dan sesuatu apapun. Apa saja tentang Allah adalah mutlak, tiada kekurangan, cacat dan pembatasan. Oleh karena itu, orang arif tidak menjadikan amalan sebagai sarana yang merongrong keTuhanan Allah atau ‘memaksa’ Allah berbuat sesuatu menurut perbuatan makhluk.
Perbuatan Allah berada di depan dan perbuatan makhluk ada di belakang. Tidak pernah terjadi Allah mengikuti perkataan dan perbuatan seseorang atau sesuatu apapun. Sebelum menjadi seorang yang arif, hati manusia memang terkait rapat dengan amalan dirinya, baik yang lahir maupun yang batin. Manusia yang kuat bersandar kepada amalan lahir adalah mereka yang mencari manfaat keduniaan dan mereka yang kuat bersandar kepada amalan batin adalah yang mencari manfaat akhirat. Kedua jenis manusia tersebut percaya bahwa amalannya menentukan apa yang akan mereka peroleh baik di dunia dan juga di akhirat. Kepercayaan yang demikian kadang membuat manusia hilang atau kurang rasa bergantung nya kepada Allah.
Pergantungan mereka hanyalah kepada amalan semata, atau jikapun mereka bergantung kepada Allah, maka pergantungan itu bercampur dengan keraguan. Seorang manusia boleh memeriksa dirinya sendiri apakah kuat atau lemah pergantungannya kepada Allah.
Lihatlah kepada hati apabila kita terperosok ke dalam perbuatan maksiat atau dosa. Jika kesalahan yang demikian membuat kita berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah, itu tandanya pergantungan kita kepada-Nya sangat lemah.
Seterusnya, sekiranya Allah izinkan, rohani seseorang meningkat kepada kedudukan yang lebih tinggi. Nyata di dalam hatinya maksud kalimat:
Tiada daya dan upaya kecuali atas izin Allah.
Segala-galanya adalah pemberian Allah dan menjadi milik-Nya. Orang ini melihat kepada takdir yang Allah tentukan, tidak terlihat olehnya pengaruh perbuatan makhluk termasuk perbuatan dirinya sendiri. Maqam atau kedudukan ini dinamakan maqom ariffin yaitu orang-orang yang mengenal Allah. Golongan ini tidak lagi bersandar kepada amal tetapi justru merekalah yang paling kuat mengerjakan amal ibadah.
Orang yang masuk ke dalam lautan takdir, ridha dengan segala yang ditentukan Allah, akan sentiasa tenang, tidak berdukacita apabila terjadi kehilangan atau ketiadaan sesuatu. Mereka tidak melihat makhluk sebagai penyebab atau pemberi pengaruh.
Di awal perjalanan menuju Allah, seseorang akan kuat beramal menurut tuntutan syariat. Dia melihat amalan itu sebagai kendaraan yang membawanya menghampiri Allah. Semakin kuat dia beramal semakin besarlah harapannya untuk sukses dalam perjalanannya. Apabila dia mencapai satu tahap, pandangan mata hatinya terhadap amal mulai berubah. Dia tidak lagi melihat amalan sebagai alat atau penyebab. Pandangannya beralih kepada karunia Allah. Dia melihat semua amalannya adalah karunia Allah semata kepadanya dan kedekatannya dengan Allah juga karunia-Nya. Seterusnya terbukalah hijab yang menutupi dirinya dan dia mengenali dirinya dan mengenali Tuhannya. Dia melihat dirinya sangat lemah, hina, jahil, serba kekurangan dan faqir. Allah adalah Maha Kaya, Berkuasa, Mulia, Bijaksana dan Sempurna dalam segala segi.
Bila dia sudah mengenali dirinya dan Tuhannya, pandangan mata hatinya tertuju kepada Qudrat dan Iradat Allah yang melingkupi segala sesuatu yang ada dalam alam raya ini. Jadilah dia seorang arif yang sentiasa memandang kepada Allah, berserah diri kepada-Nya, bergantung dan berhajat kepada-Nya. Dia hanyalah hamba Allah yang sangat faqir (lemah dan butuh).

Kamis, 28 Juli 2016

Naqshabandi Sufi Way

Dalam thariqah kita , 
setiap hari kalian harus berfikir 7x tentang kematian.
Itu adalah saat kalian bangun -

 mungkin kita tidak bisa sampai sore.
Saat malam hari kalian tidur, 

mungkin kita tidak bisa bangun . 
Setiap saat kita harus ucapkan "
 kami siap untuk berada di hadapan Mu(Allah) 
dan kita harus dalam keadaan baik, 
tidak perlu malu pada apa yang kita kerjakan dalam hidup kita.

Naqshabandi Sufi Way

Dalam thariqah kita , 
setiap hari kalian harus berfikir 7x tentang kematian.
Itu adalah saat kalian bangun -

 mungkin kita tidak bisa sampai sore.
Saat malam hari kalian tidur, 

mungkin kita tidak bisa bangun . 
Setiap saat kita harus ucapkan "
 kami siap untuk berada di hadapan Mu(Allah) 
dan kita harus dalam keadaan baik, 
tidak perlu malu pada apa yang kita kerjakan dalam hidup kita.

Freddy Budiman Bongkar Pejabat Terlibat Jaringan Narkoba, Ini Daftarnya

 

Freddy Budiman Bongkar Pejabat Terlibat Jaringan Narkoba, Ini Daftarnya


POJOKSATU.id, JAKARTA – Detik-detik eksekusi mati terpidana kasus narkoba terhadap Freddy Budiman dkk ‘menggetarkan’ Tanah Air. Ada yang pro dan banyak yang kontra terhadap eksekusi mati ini. Mereka punya alasan masing-masing.
Termasuk Harris Azhar, Koordinator Kontras. Dia menulis panjang cerita pengakuan Freddy Budiman, salah satu bandar kakap. Tulisan Harris atas pengakuan Freddy Budiman mengungkap fakta-fakta yang jarang diketahui banyak orang.



Tulisan Harris ini diposting ulang Ulil Abshar Abdalla pada Jumat (29/7/2016) dini hari. Berikut tulisan kesaksian Harris Azhar dari Freddy Budiman:

“Cerita Busuk dari seorang Bandit”

Kesaksian bertemu Freddy Budiman di Lapas Nusa Kambangan (2014)
Di tengah proses persiapan eksekusi hukuman mati yang ketiga dibawah pemerintahan Joko Widodo, saya menyakini bahwa pelaksanaan ini hanya untuk ugal-ugalan popularitas. Bukan karena upaya keadilan. Hukum yang seharusnya bisa bekerja secara komprehensif menyeluruh dalam menanggulangi kejahatan ternyata hanya mimpi. Kasus Penyeludupan Narkoba yang dilakukan Freddy Budiman, sangat menarik disimak, dari sisi kelemahan hukum, sebagaimana yang saya sampaikan dibawah ini.
Di tengah-tengah masa kampanye Pilpres 2014 dan kesibukan saya berpartisipasi memberikan pendidikan HAM di masyarakat di masa kampanye pilpres tersebut, saya memperoleh undangan dari sebuah organisasi gereja. Lembaga ini aktif melakukan pendampingan rohani di Lapas Nusa Kambangan (NK). Melalui undangan gereja ini, saya jadi berkesempatan bertemu dengan sejumlah narapidana dari kasus teroris, korban kasus rekayasa yang dipidana hukuman mati. Antara lain saya bertemu dengan John Refra alias John Kei, juga Freddy Budiman, terpidana mati kasus Narkoba. Kemudian saya juga sempat bertemu Rodrigo Gularte, narapidana WN Brasil yang dieksekusi pada gelombang kedua (April 2015).
Saya patut berterima kasih pada Bapak Sitinjak, Kepala Lapas NK (saat itu), yang memberikan kesempatan bisa berbicara dengannya dan bertukar pikiran soal kerja-kerjanya. Menurut saya Pak Sitinjak sangat tegas dan disiplin dalam mengelola penjara. Bersama stafnya beliau melakukan sweeping dan pemantauan terhadap penjara dan narapidana. Pak Sitinjak hampir setiap hari memerintahkan jajarannya melakukan sweeping kepemilikan HP dan senjata tajam. Bahkan saya melihat sendiri hasil sweeping tersebut, ditemukan banyak sekali HP dan sejumlah senjata tajam.
Tetapi malang Pak Sitinjak, di tengah kerja kerasnya membangun integritas penjara yang dipimpinnya, termasuk memasang dua kamera selama 24 jam memonitor Freddy budiman. Beliau menceritakan sendiri, beliau pernah beberapa kali diminta pejabat BNN yang sering berkunjung ke Nusa Kambangan, agar mencabut dua kamera yang mengawasi Freddy Budiman tersebut.
Saya mengangap ini aneh, hingga muncul pertanyaan, kenapa pihak BNN berkeberatan adanya kamera yang mengawasi Freddy Budiman? Bukankah status Freddy Budiman sebagai penjahat kelas “kakap” justru harus diawasi secara ketat? Pertanyaan saya ini terjawab oleh cerita dan kesaksian Freddy Budiman sendiri.
Menurut ibu pelayan rohani yang mengajak saya ke NK, Freddy Budiman memang berkeinginan bertemu dan berbicara langsung dengan saya. Pada hari itu menjelang siang, di sebuah ruangan yang diawasi oleh Pak Sitinjak, dua pelayan gereja, dan John Kei, Freddy Budiman bercerita hampir 2 jam, tentang apa yang ia alami, dan kejahatan apa yang ia lakukan. Freddy Budiman mengatakan kurang lebih begini pada saya:
“Pak Haris, saya bukan orang yang takut mati, saya siap dihukum mati karena kejahatan saya, saya tahu, resiko kejahata yang saya lakukan. Tetapi saya juga kecewa dengan para pejabat dan penegak hukumnya.
“Saya bukan bandar, saya adalah operator penyeludupan narkoba skala besar, saya memiliki bos yang tidak ada di Indonesia. Dia (bos saya) ada di Cina. Kalau saya ingin menyeludupkan narkoba, saya tentunya acarain (atur) itu. Saya telepon polisi, BNN, Bea Cukai dan orang-orang yang saya telpon itu semuanya nitip (menitip harga). Menurut Pak Haris berapa harga narkoba yang saya jual di Jakarta yang pasarannya 200.000 – 300.000 itu?”
Saya menjawab 50.000. Fredi langsung menjawab: “Salah. Harganya hanya 5000 perak keluar dari pabrik di Cina. Makanya saya tidak pernah takut jika ada yang nitip harga ke saya. Ketika saya telepon si pihak tertentu, ada yang nitip Rp 10.000 per butir, ada yang nitip 30.000 per butir, dan itu saya tidak pernah bilang tidak. Selalu saya okekan. Kenapa Pak Haris?”
Fredy menjawab sendiri. “Karena saya bisa dapat per butir 200.000. Jadi kalau hanya membagi rejeki 10.000- 30.000 ke masing-masing pihak di dalam institusi tertentu, itu tidak ada masalah. Saya hanya butuh 10 miliar, barang saya datang. Dari keuntungan penjualan, saya bisa bagi-bagi puluhan miliar ke sejumlah pejabat di institusi tertentu.” Fredy melanjutkan ceritanya. “Para polisi ini juga menunjukkan sikap main di berbagai kaki. Ketika saya bawa itu barang, saya ditangkap. Ketika saya ditangkap, barang saya disita. Tapi dari informan saya, bahan dari sitaan itu juga dijual bebas. Saya jadi dipertanyakan oleh bos saya (yang di Cina). ‘Katanya udah deal sama polisi, tapi kenapa lo ditangkap? Udah gitu kalau ditangkap kenapa barangnya beredar? Ini yang main polisi atau lo?’”
Menurut Freddy, “Saya tau pak, setiap pabrik yang bikin narkoba, punya ciri masing-masing, mulai bentuk, warna, rasa. Jadi kalau barang saya dijual, saya tahu, dan itu ditemukan oleh jaringan saya di lapangan.”
Fredi melanjutkan lagi. “Dan kenapa hanya saya yang dibongkar? Kemana orang-orang itu? Dalam hitungan saya, selama beberapa tahun kerja menyeludupkan narkoba, saya sudah memberi uang 450 Miliar ke BNN. Saya sudah kasih 90 Milyar ke pejabat tertentu di Mabes Polri. Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang 2, di mana si jendral duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun.
“Saya prihatin dengan pejabat yang seperti ini. Ketika saya ditangkap, saya diminta untuk mengaku dan menceritakan dimana dan siapa bandarnya. Saya bilang, investor saya anak salah satu pejabat tinggi di Korea (saya kurang paham, korut apa korsel- HA). Saya siap nunjukin dimana pabriknya. Dan saya pun berangkat dengan petugas BNN (tidak jelas satu atau dua orang). Kami pergi ke Cina, sampai ke depan pabriknya. Lalu saya bilang kepada petugas BNN, mau ngapain lagi sekarang? Dan akhirnya mereka tidak tahu, sehingga kami pun kembali.
“Saya selalu kooperatif dengan petugas penegak hukum. Kalau ingin bongkar, ayo bongkar. Tapi kooperatif-nya saya dimanfaatkan oleh mereka. Waktu saya dikatakan kabur, sebetulnya saya bukan kabur. Ketika di tahanan, saya didatangi polisi dan ditawari kabur, padahal saya tidak ingin kabur, karena dari dalam penjara pun saya bisa mengendalikan bisnis saya. Tapi saya tahu polisi tersebut butuh uang, jadi saya terima aja. Tapi saya bilang ke dia kalau saya tidak punya uang. Lalu polisi itu mencari pinjaman uang kira-kira 1 miliar dari harga yang disepakati 2 miliar. Lalu saya pun keluar. Ketika saya keluar, saya berikan janji setengahnya lagi yang saya bayar. Tapi beberapa hari kemudian saya ditangkap lagi. Saya paham bahwa saya ditangkap lagi, karena dari awal saya paham dia hanya akan memeras saya.”
Freddy juga mengekspresikan bahwa dia kasihan dan tidak terima jika orang-orang kecil, seperti supir truk yang membawa kontainer narkoba yang justru dihukum, bukan si petinggi-petinggi yang melindungi.
Kemudian saya bertanya ke Freddy dimana saya bisa dapat cerita ini? Kenapa Anda tidak bongkar cerita ini? Lalu Freddy menjawab:
“Saya sudah cerita ke lawyer saya, kalau saya mau bongkar, ke siapa? Makanya saya penting ketemu Pak Haris, biar Pak Haris bisa menceritakan ke publik luas. Saya siap dihukum mati, tapi saya prihatin dengan kondisi penegak hukum saat ini. Coba Pak Haris baca saja di pledoi saya di pengadilan, seperti saya sampaikan di sana.”
Lalu saya pun mencari pledoi Freddy Budiman, tetapi pledoi tersebut tidak ada di website Mahkamah Agung. Yang ada hanya putusan yang tercantum di website tersebut. Putusan tersebut juga tidak mencantumkan informasi yang disampaikan Freddy, yaitu adanya keterlibatan aparat negara dalam kasusnya.
Kami di KontraS mencoba mencari kontak pengacara Freddy, tetapi menariknya, dengan begitu kayanya informasi di internet, tidak ada satu pun informasi yang mencantumkan dimana dan siapa pengacara Freddy. Dan kami gagal menemui pengacara Freddy untuk mencari informasi yang disampaikan, apakah masuk ke berkas Freddy Budiman sehingga bisa kami mintakan informasi perkembangan kasus tersebut.***
Haris Azhar (2016).

SYAHZINAN

Aku amat suka menatap bening matamu
Ada embun yang mendanau di sana
Memanggil puisi puisiku melayarinya
Setelah sungai di kotaku mengering
Memanjangkan kerinduan teratai di dadaku
Yang akar akarnya tertanam di pasir danau beningmu

Aku amat suka menatap bening matamu
Di sana biografiku menemu pengejanya
Terasuh kasih kejora yg berpijaran dari hatimu
Menyayapkan doa doa kita ke langit
Aku tak pernah jemu menatap matamu
Dalam jernihnya ada Cintamu yang berlompatan
Membasuh luka melukis pelangi
Titian menuju istana kedamaian..
Ara Dewi, repost.

Naqshabandi sufi way

Seorang wali bukan untuk dunia, ia adalah untuk akhirat. 
Jadi jangan harapkan bahwa 
wali itu akan memberi kalian sesuatu untuk membangun dunia kalian, 
karena sebagian besar pekerjaan yang diamanatkan oleh Nabi saw kepadanya adalah 
untuk  akhirat kalian.

 Biarkanlah orang di luar sana berpikir terus sesuka mereka, 
karena mereka tidak akan pernah mengerti 
apa yang dikatakan oleh seorang wali dan hikmah di dalamnya. 
Jika kalian tidak mengerti hikmahnya, 
berusahalah untuk menyempurnakan diri kalian melalui awraad kalian 
dan kewajiban-kewajiban lain yang berbeda-beda, 
dengan demikian kalian akan mulai memahaminya dengan berbeda.

Rabu, 27 Juli 2016

NAFSU DAN ROH SEMAKIN TUA SEMAKIN SAMA TUA BADANNYA.

NAFSU DAN ROH SEMAKIN TUA SEMAKIN SAMA TUA BADANNYA.
Olih: h.jamaludin b zainudin.

"Maaf tulisan ini agak terpanjang juga harap bacalah dengan hati yg lapang semoga ia bolih di manfaatkan olih kita semua dan untuk diri saya".
BERSABDA Rasulullah SAW:
Terjemahannya:

Sesiapa yang menjangkau umur 40 tahun tetapi kebaikannya tak dapat mengatasi kejahatannya bersiap-siaplah untuk ke Neraka.
Mengapakah hal itu boleh terjadi?
Dan bagaimana kita boleh selamat daripada kemungkinan buruk itu?
Apa harapan pada mereka yang kini sudah berumur 40 tahun ke atas,tapi belum lagi melakukan amal-amal soleh yang diperintahkan oleh Allah SWT ?

Insya-Allah saya akan cuba menjawabnya dengan izin Allah SWT.
Sudah ditetapkan oleh Allah, bahawa semua makhluk termasuk manusia lahir ke dunia dalam keadaan belum sempurna. Kesempurnaan dicapai sesudah beberapa tahun
mengalami proses pertumbuhan dan pembesaran yang berperingkat-peringkat. Manusia sendiri mengalami lima peringkat:

1. Peringkat bayi.
2. Peringkat kanak-kanak.
3. Peringkat remaja.
4. Peringkat dewasa.
5. Peringkat tua.

Tiap-tiap peringkat mengambil masa bertahun-tahun sebelum memasuki peringkat berikutnya. Hingga akhirnya manusia memasuki peringkat yang menurun, yakni kembali seperti sifat asal. Akhirnya mati.Demikianlah sunnatullah yang akan terus-menerus berlaku selagi dunia belum kiamat.
Dalam setiap peringkat, manusia bukan saja mengalami perubahan-perubahan fizikal, tetapi juga akal, hati, perasaan, nafsu dan tenaga lahir mahupun batin. Proses itu berlaku dengan perlahan-lahan hingga sukar untuk dikesan. Sedar-sedar, seseorang sudah beralih daripada bayi kepada kanak-kanak, kepada remaja, kepada dewasa dan tua.
Apabila berlaku peralihan itu, maka yang kelihatan berubah ialah raut fizikalnya, saiznya dan kesasaannya. Berlaku juga perubahan-perubahan yang tidak kelihatan tapi dapat dikesan,yakni ftkiran, perasaan,jiwa, nafsu dan tenaga. Semuanya meningkat kepada kematangan yang kemuncak, kemudian menurun kepada sifat asal. Proses ini mengambil masa lebih 60 tahun untuk mencapai kesempurnaannya.Manusia yang umurnya tidak selama itu, tidak sempatlah mengalami kesempurnaan dalam pertumbuhan lahir batinnya.
Daripada lima peringkat peralihan yang dialami oleh manusia itu, peringkat kematangan yang tertinggi ialah peringkat dewasa dan paling lemah ialah dan peringkat tua.
Lihat firman Allah: di peringkat bayi
Terjemahannya:

bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia daripada setitis mani bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan yang perintah dan larangan) kerana itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
(Al Insan: l-2)

Firman-Nya lagi:
Terjemahannya:

Dan barang siapa yang Kami panjangkan umurnya nescaya Kami kembalikan dia kepada kejadiannya (asal lemah dan kurang akal). Maka apakah mereka tidak memikirkan?
(Yaasin: 68)

Di peringkat kanak-kanak dan remaja, manusia mengalami perkembangan paling subur dan penting. Waktu inilah pendidikan dan ilmu pelajaran mudah diterima dan manusia dicorakkan mengikut bentuk pendidikan yang diterimanya.Daya penerimaan ini bergantung pada kekuatan faktor-faktor batiniah manusia ini, yakni akalnya, jiwanya, nafsunya, tenaganya dan perasaannya. ]ika akal kuat, ilmu akan didapati dengan cepat dan banyak.
Jika ilmu dan pendidikan yang diterima itu ilmu dan pendidikan yang baik maka suburlah jiwanya (rohnya), dengan sifat-sifat yang baik (mahmudah). Sebaliknya pendidikan yang salah akan meliarkan nafsu dan merosakkan jiwa.
Perasaan manusia bergantung kcpada baik atau buruk didikan dan ilmu yang diperolehi.
Jika pendidikan baik, maka perasaan akan jadi bersih dan halus.Tapi kalau pendidikan buruk, maka perasaannya jadi kasar dan keras “kotor”. Demikianlah berlakunya perkembangan itu sedikit demi sedikit tanpa disedari. Manusia tidak dapat mengetahui bentuk jiwa atau akal dan nafsu seorang manusia lain, tapi hasilnya dapat dilihat pada sikap, akhlak, percakapan dan jalan hidupnya. Kalau baik batin, baiklah kehidupan lahirnya; kalau jahat batin maka jahatlah kehidupan lahirnya.

Maksud Hadis:
Di dalam diri anak Adam ada seketul daging, jika baik daging itu,
baiklah manusia itu. Jika jahat, maka jahatlah dia. Ketahuilah itulah hati.
(Riwayat Bukhari & Muslim)

Fizikal meningkat dibantu oleh makanan dan kesihatan tubuh. Manakala batin manusia meningkat mengikut ilmu dan didikan yang diterima.
Tapi peningkatan itu ada hadnya, Sesudah had hidup manusia berlakulah penurunan dalam hadnya. Fizikal mula kendur dan batin pun mula lemah. Di peringkat ini makanan selazat mana pun tidak akan meningkatkan lagi perkembangan lahir dan batinnya.
Didikan yang sebaik manapun tidak boleh membentuk manusia lagi sebab zaman penurunan sudah bermula. Umpama bunga yang hendak gugur; walau dibaja sebanyak mana pun, tidak dapat menahannya daripada gugur.
Tahap umur ketika manusia berada pada kemuncak pertumbuhan dan pada awal penurunan ialah 40 tahun. Pada waktu ini fizikal sudah cukup dewasa dan akal, jiwa, perasaan dan nafsu sudah sampai ke kemuncaknya dan mulalah untuk lemah kembali.
Kalau sewaktu umur 40 tahun kekuatan tenaganya sepuluh horse power, maka sesudah itu tidak akan bertambah lagi. Demikian juga akalnya, tidak akan berkembang lagi. Kalau cerdik, ccrdiklah.Kalau bodoh, bodohlah. Tidak berlaku lagi selepas 40 tahun orang bodoh nak dicerdik kan. Kalau kuat jiwanya, kuatlah, tidak boleh ditukar-tukar lagi. Nafsunya kalau baik, baiklah, kalau jahat, jahatlah; sudah susah untuk dibentuk lagi.

Demikianlah seterusnya. Sebab itu sekiranya kita ingin mencorakkan hidup kita, biarlah sebelum 40 tahun; manusia sesudah itu tidak boleh dibentuk lagi. Sebab itu pepatah Melayu ada mengatakan;

“Melentur buluh biarlah daripada rebung.”
Rebung lembut, boleh dilentur. Tapi buluh sudah kcras, tidak boleh dilentur lagi. Itulah maksud nya. Manusia kalau mahu mencari harta, membina hidup mewah atau pangkat tinggi atau ingin memperjuangkan kebenaran, maka usaha hendaklah dibuat pada awal-awal lahir batinnya sudah cukup hidup dewasanya. Waktu itu bersedia untuk diajak bekerja. Semua orang maklum akan ha1 ini. Sebab itu seorang pun tidak pernah berkata bcgini;
“Waktu muda ni, aku nak rehat. Nanti tua baru nak cari harta, buka hutan, cari ilmu dan berkebun.”
Tidak munasabah langsung kata-kata itu. Sebab manusia faham, apabila tua tenaga sudah lemah. Sebab itu orang-orang muda bertungkus-lumus cari harta untuk hari tuanya Harta-harta dikumpul-kumpul dan disimpan untuk hari tua.
Tapi itu hanya untuk keperluan lahir manusia. Fahaman demikian hanya dimaksudkan pada keperluan fizikal semata-mata. Manusia tidak faham dan tidak scdar bahawa keperluan batiniah juga begitu. Sebab itu kita selalu mendengar orang berkata:
“Waktu muda ni kita enjoy dulu. Nanti apabila tua baru kita beribadah.”
Mereka ingat beribadah itu mudah. Apabila saja teringat buat, terus boleh dibuat. Walhal dalam pengalaman hidup manusia, orang yang tidak dilatih beribadah sejak kanak-kanak lagi, apabila tua tidak mampu melakukannya. Walaupun keinginannya besar sekali. Kenapa?
Sebab roh dan nafsu atau batin kita turut tua bersama tuanya umur dan badan kita. Batin atau roh dan nafsu kita mengalami proses tua dan muda, bertenaga dan lemah serta meningkat dan menurun sama, seperti fizikal kita Cuma tidak dapat dilihat oleh mata kasar. Kalau fizikal kuat pada waktu muda, roh juga begitu. Kalau fizikal kena berusaha untuk hari tuanya semasa mudanya, maka roh juga begitu. Ka!au kita berkebun waktu muda, maka beribadah juga mesti dididik dan dilatih sedari muda (kanak-kanak). nanti hanya tinggal meneruskannya, kerana ia Apabila tua sudah terlatih dan terbiasa.
Sebagaimana tidak munasabahnya orang nak berkebun pada waktu tua, kerana mahu berehat pada waktu muda,bcgitulah tidak munasabahnya orang mahu memulakan ibadah dan berjuang pada hari tuanya. Sedangkan waktu muda mahu dihabiskan untuk berfoya-foya. dalam keadaan bergelumang dengan perbuatan jahat Kerana jiwa yang sudah sebati dengan perbuatan maksiat, nafsu yang begitu ganas dan rakus, tidak boleh diubah untuk menjadi jiwa yang taat lagi. Walaupun manusia itu ingin sekali berubah, namun rohnya sudah tidak bersedia lagi.
Umpama seorang penagih dadah, amat payah untuk menghentikannya daripada menagih dadah, walaupun dia memang ingin berhenti. Sebab jiwa yang sudah biasa dengan sesuatu keburukan atau kebaikan hingga sifat itu telah menjadi tabiat, sukar untuk diubah. Apalagi kalau keinginan untuk berubah itu pada waktu umur 40 tahun ke atas, ketika tempoh perubahan sudah selesai.
Sama juga halnya dengan seorang yang sudah biasa makan nasi sebagai makanan asas dan utama, tiba-tiba mahu menukarnya kepada roti. Seminggu saja sudah cukup untuk dia rasa menderita kerana tidak dapat nasi. Selepas itu pasti dia akan sedaya upaya mendapatkan nasi kerana selera yang sudah terbiasa dan sebati dengan nasi itu sudah tidak dapat disesuaikan dengan makanan lain. Walaupun empunya diri ingin berbuat begitu tapi selera tidak bersedia untuk menerimanya.
Demikianlah halnya dengan seseorang yang sudah 40 tahun berada di jalan syaitan dan nafsu, tidak beribadah kepada Allah. Kemudian baru tersedar dan ingin berubah, maka adalah hampir-hampir mustahil baginya untuk berubah. Sebab itu Rasulullah SAW bersabda:
terjemahannya:
sesiapa yang menjangkau umur 40 tahun tetapi kebaikannya tidak mengatasi kejahatannya, bersiap-siaplah untuk ke Neraka.
Mengapa Rasulullah berkata demikian?
Bukankah ampunan Allah dan pertolongan-Nya boleh mengatasi segala-galanya?

Jawabnya ialah kerana Rasulullah mahu memberitahu kita bahawa sifat-sifat yang baik, amal-amal soleh,akhlak yang mulia,nafsu yang jinak dan tenang, iman dan taqwa itu bukannya datang sendiri secara mengejut dan tiba-tiba. Ia mesti dipelajari, dicari, diasuh, dididik, dilatih, diamalkan selalu sedari kecil lagi; barulah ia akan jadi sifat dan akhlak kita.
Seorang yang tidak berusaha langsung untuk mencari kebaikan, sebaliknya dihabiskan umur nya untuk merancang dan melaksanakan kehendak-kehendak duniawi, nafsu dan syaitan tentulah tidak begitu mudah untuk dimaafkan. Dan kalau sampai 40 tahun pun belum mahu berusaha mengenali Allah dan taat kepadaNya, sedangkan segala ilmu dunia dan kekayaan dunia sudah dipejuangkan begitu lama sekali, adalah layak untuknya api neraka.
Masakan tidak terfikir olehnya bahawa dia diciptakan oleh Allah, dan patut sekali mensyukuri nikmat itu dan berbakti pada Allah. Dan kalaulah ha1 itu pemah melintasi fikirannya, tapi sengaja tidak dipedulikan, kerana mahu sepuas-puasnya dengan dunia, hinggalah menjangkau 40 tahun lamanya, sungguh munasabah bagi orang ini dihumban ke dalam Neraka.Tiada maaf baginya. Sesudah terasa susah payah dan lemah anggota baru teringatkan Allah sedangkan pada waktu senang, dan kuat bertenaga pula sangat derhaka pada Allah.
Manusia yang bersifat begini, memang patut disuruh bersiap untuk ke Neraka. Daripada hadis itu, kita juga dapat faham bahawa seseorang yang sudah biasa dan lama dalam kejahatan memang payah hendak diubah ke arah kebaikan. Harapannya tipis sekali. Umpama seorang yang sudah lama berpenyakit kudis atau tokak atau darah tinggi atau kencing manis atau sakit jantung atau semuanya sekali, sudah terlalu kronik, sudah hampir maut, baru teringat hendak berjumpa doktor untuk berubat.
Waktu mula-mula kena penyakit, tidak mahu berubat konon tidak bahaya atau boleh tahan atau tunggu masa yang baik. Apabila keadaan sudah serius, baru nak berubat, tentu doktor akan berkata “tiada harapan lagi”. Doktor tak salah kerana berkata begitu. Pesakit itu sendiri yang bersalah kerana membiarkan sakit begitu lama baru ingat hendak berubat.
Demikianlah halnya jiwa yang sakit. Oleh kerana sudah lama dibiarkan, sudah sebati dengan sikap dan akhlak yang keji, tentu sukar sekali untuk diubati. Nafsu yang sudah bermaharajalela dalam diri memang sukar untuk dikawal. Jumpalah doktor walau pakar apa pun, namun kerana masa untuk proses pendidikan jiwa itu sudah tamat maka mujahadah tidak akan berbekas lagi.
Selepas 40 tahun hati tidak kenal Allah, tidak kenal akhirat, Islam dan iman, tentu payah hendak menjadikannya yakin sesudah itu. Umpama anak yang tidak tahu siapa ibunya, tiba-tiba waktu 40 tahun diperkenalkan kepada ibunya, tentu payah untuk menanam kasih sayang dan kecintaan kepada ibu tadi. Sebab kasih itu sudah diberi kepada ibu angkatnya.
Begitulah payahnya, orang yang sudah 40 tahun mengekalkan sifat sombong dan besar diri, untuk mujahadah menjadi tawaduk atau rendah diri. Sesudah 40 tahun mengekalkan sifat bakhil, hingga sifat itu sudah menjadi akhlak dan perangainya, bukan senang hendak mendidik hti jadi pemurah. Sesudah 40 tahun menjadi pemarah dan pembengis, bukan mudah untuk berubah menjadi pengasih dan lemah lembut. Sesudah 40 tahun berhasad dengki dengan sesama manusia, tentu tidak mudah untuk menjadi orang yang berlapang dada dengan manusia. Sesudah 40 tahun tidak sabar, tidak redha, maka tentu payah untuk bertukar menjadi seorang yang sabar dan redha dengan Allah.
Sesudah 40 tahun berpenyakit gila puji, gila pangkat, gila dunia, tentulah harapan tipis untuk bertukar menjadi seorang yang zuhud; sudah dekat nak mati masih sebut saya”, “kebun saya” dan “Wang saya”. Demikian “harta seterusnya!
Umat Islam perlu fahami dan sedari benar-benar akan hakikat ini agar usaha-usaha membaiki diri lahir dan batin tidak ditangguh-tangguh lagi; supaya kita tidak menyesal terkemudian nanti, kerana mendapati segala-galanya sudah lewat.
Kita juga kena sedar bahawa untuk melakukan kebaikan itu, sama ada kebaikan lahir, apalagi batin, bukannya mudah. Sebenarnya ia lebih payah daripada mencari rezeki, pangkat dan ilmu tinggi dan lain-lain.
Sebab kita terpaksa berhadapan dengan musuh-musuh batin yang sangat jahat iaitu nafsu dan syaitan. Musuh-musuh yang tidak rehat-rehat untuk menjahanamkan kita. Nafsu itu sudah lama kita perturutkan ajakannya.Sudah manja dan sudah gemuk kerana mendapat layanan yang baik daripada kita.
Sebab itu walaupun kita sudah sedar keterlanjuran selama ini, namun terasa payah sekali untuk kita menjinakkan dan menenangkan nafsu itu. Sifat sombong kita, misalnya, yang sudah menjadi perangai dan akhlak kita sekian lama, bukan mudah untuk diungkai. Kita sentiasa meninggi diri vdengan manusia lain, merendah-rendahkan dan menyinggung perasaan mereka.lagi
Apabila kita sedar, kita pun berazam tidak mahu mengulangi perkara yang dibenci Allah itu. Tapi apakah hanya dengan azam itu kita terus berubah? Jawabnya, tidak.
Nafsu sombong yang sudah bertakhta dalam diri itu akan terus bekerja.Pantang ada salah silap manusia dengan kita, terus kita kata nista orang itu sepuas hati kita. Pantang tengok kelemahan orang lain, terus kita sebut-sebut dan sebarkan hingga terhinalah orang itu. Pantang ada orang menegur kita bidas orang itu pula sampai melukakan, perasaannya.
Kita sedar hal itu dibenci Allah, maka kita sangat menyesal selepas setiap kali melakukkan nya.Tapi kesal itu tidak mengubah kita.Buktinya, apabila terjadi lagi hal-hal yang mencabar ego kita, kita pun melenting. Menyesal, kemudian buat lagi. Begitulah halnya. Kita ingin untuk terus berubah tapi tidak semudah itu. Nafsu yang sudah terlalu jahat itu terasa payah bcnar hendak dijinakkan. Kita selalu kalah dalam bermujahadah. Kadang-kadang mati akal dibuatnya. Terasa peritnya berhadapan dengan kejahatan nafsu. Walhal umur kita belum 40 tahun, sudah terasa benar susahnya. Apalagi kalau sudah tua, yang nafsu itu pun sudah ‘tua, memang tipis harapan untuk diselamatkan.
Oleh itu pendidikan mestilah dibuat sewaktu kanak-kanak lagi. Jinakkan nafsu waktu ia belum liar lagi. Latih anak-anak dengan segala kebaikan lahir dan batin sewaktu mereka belum pandai buat jahat lagi. Kemudian lanjutkan hingga ke umur remaja dan dewasa. InsyaAllah barulah nanti kebaikan-kebaikan itu mudah dilakukan. Tidak payah mujahadah lagi.
Tapi zaman sekarang, anak-anak orang Islam dari kecil lagi dididik dengan cara Barat, sehingga besar pun dididik oleh orang-orang Barat atau dihantar ke sekolah yang menjalankan pendidikan sekular. Mereka dididik agar tidak kenal Allah, Rasulullah dan alam akhirat, tidak hormat guru dan orang tua, tidak malu, sombong, hasad dengki, mementingkan diri sendiri, tamak, gila dunia, gila pangkat dan pujian, bakhil, dendam dan lain-lain lagi,
secara langsung atau tidak langsung. Ilmu sebaik mana pun kalau diberi kepada seorang yang kotor hatinya dan buruk akhlaknya, nescaya akan digunakan kearah kejahatan pula. Sebab itu masyarakat kita ini, tidak bahagia lagi kerana berdepan dengan berbagai-bagai masalah ini.curi, rompak, tipu, zina, salah guna kuasa, Rasuah, berkrisis, rebut kuasa, dadah, arak, memfitnah dan lain-lain lagi yang dilakukan oleh manusia-manusia yang pandai dan bijak. Semakin tua usia seseorang itu, bukannya semakin baik, tapi semakin rosak. Sebab nafsu dan rohnya semakin tua bersama tuanya badan. Sedangkan jiwanya yang murni tidak berfungsi kerana lemah iman dan taqwa.
Untuk membaiki keadaan ini, pendidikan Islam mestilah diterima dan dilaksanakan. Bagi yang sudah dewasa, rajin-rajinlah mendengar ceramah dakwah dan bersungguh-bersungguhlah bermujahadah. Dan bagi yang sudah tua, taubatlah banyak-banyak dan bersungguh-sungguh kepada Allah. Mudah-mudahan Allah memelihara kita daripada api Neraka.
Tazkirah sentap.
Bila Hati Bicara

Naqshabandi Sufi Way

"Reality harus muncul. 
Abad ini penuh kebohongan dan penipu. 

Ini adalah abad pendusta, serigala dan rubah. 
Singa-singa telah diambil, telah dicukur, 
telah ada gigi dihapus dan terlihat seperti monyet. 

Srigala telah menyebar kemana-mana. 
mereka tidak pernah tersenyum, 
hanya ketika mereka ingin memakan kalian. 
mereka tak terhitung jumlahnya , 
serigala di mana-mana. 
ini adalah mengapa sangat sulit untuk menyelamatkan anak-anak. 
Tapi 
kita memiliki harapan bahwa Tuhan langit akan menyelamatkan mereka. "

Sultan ul Awliyah Mawlana Syekh Nazim al Haqqani Q. S

Selasa, 26 Juli 2016

MENGAPA PERLU BELAJAR TASAWUF/TAREKAT?


MENGAPA PERLU BELAJAR TASAWUF/TAREKAT?
Salik mengadu kepada Matin dalam diskusi Sor Baujan (di bawah Pohon Trembesi), sebab banyak kawan yang mempertanyakan dirinya mengikuti tarekat.
Salik (S): Bro, bagaimana saya harus menjawab?
Matin (M): Jawab saja semampumu! Tak perlu bingung!

S: Saya masuk tarekat dianggap kampungan.

M: Hahaha. Memang kamu nggak merasa kampungan?

S: Jangan bercanda, bantu saya, Bro!
M: Saya serius. Kamu masih kampungan! Baru begitu saja sudah menyerah. Berarti pelajaran tasawufmu masih rendah!
S: Bantu saya, Bro. Saya dianggap melarikan diri dari tanggung jawab. Saya dianggap bidah, sesat dan anti pembangunan.

M: Hahaha...
S: Tasawuf dianggap sebagai kemunduran Islam.

M: Hahaha...

S: Tarekat dianggap sebagai penyebab kemiskinan dan kebodohan umat Islam.
M: Hahaha...
S: Jangan tertawa melulu! Jawab yang benar!

M: Orang yang mengatakan semacam itu berarti adalah orang bodoh, miskin ilmu, buta sejarah dan orang kerdil dalam beragama. Mereka itu pasti hanya belajar kulitnya agama, tapi belum merasakan kelezatan ibadah. Berarti, mereka telah berani menganggap nenek moyang mereka juga sesat.

S: Alasannya apa? Memang sejarahnya bagaimana?
M: Kalau kamu tahu, tasawuf itu justru wujud pembangunan, bukan anti pembangunan.

S: Mengapa? Contohnya apa?

M: Orang yang belajar tasawuf dan mengikuti amalan tarekat adalah orang yang sedang membangun jiwa dan raga. Tasawuf adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana membangun kesadaran jiwa, mendekat kepada Allah, memahami makrifatullah, menguatkan iman dan membentuk ketakwaan. Tak hanya dalam hubungan dengan Khaliq tetapi juga dengan makhluk. Bagaimana mungkin dikatakan sesat?!

S: Terus??

M: Dalam sejarahnya, para sufilah yang menguatkan khazanah ilmu dalam Islam, kebudayaan, struktur sosial dan keagamaan. Sebagai contoh, Imam Al-Ghazali, Ibn Arabi, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Syekh Ibnu Athaillah dan sebagainya, mereka adalah ulama yang memiliki berbagai macam disiplin ilmu. Kaum sufi itu jangan hanya dilihat yang berada di masjid dan madrasah. Mereka menguasai ilmu kimia, matematika, biologi, kedokteran dan sebagainya.Jadi, bagaimana dianggap sebagai anti pembangunan?

S: Tapi, identik dengan kemiskinan?

M: Hahaha. Kamu sudah punya data belum, perbandingan antara sufi miskin dan miskin bukan sufi?

S: Hahaha. Belum.

M: Untuk jadi miskin atau kaya bukan karena kesufiannya. Jangan terjebak dengan sebab dan alasan yang tidak jelas. Jangan terprovokasi klaim masyarakat Barat atau orientalis.

S: Memang kenapa?

M: Karena, mereka justru takut pada kaum sufi. Mengapa? Dalam sejarahnya, Salahuddin Al-Ayubi dan para pengikutnya adalah jamaah tarekat Qadiriyah. Begitu juga ulama seperti Imam Hasan Basri, tokoh ini sebenarnya sebagai simbol perlawanan kepada penguasa yang zalim. Bahkan, pendirian Ottoman Empire (Turki Usmani), didirikan oleh jamaah Tarekat Bektasyi. Masa Ertugrul (Bapak pendiri Dinasti Usmani) ajaran tasawuf Syekh Ibnu Arabi menjadi dasar utama pendirian konsep bernegara. Betapa kebangkitan tarekat menyemarakkan perlawanan terhadap penindasan oleh rezim otoriter.

S: Ohhhh, begitu. Ada contoh lain?

M: Semua wali songo adalah pengamal tasawuf/tarekat. Ulama-ulama di Nusantara seperti Ar-Ranini, Syamsuddin As-Sumatrani, Hamzah Fansuri, Abd Samad Al-Falambani, Dawud Al-Patani, Nawawi Al-Bantani, KH Hasyim Asyari, semuanya adalah pengikut tarekat. Jadi, jangan berani-berani menunjuk ulama dan nenek moyang kita sesat. Kamu mau mengikut siapa?

S: Ohhhh...begitu?! Lalu, mengapa Barat dan orientalis memprovokasi agar kita benci tasawuf?

M: Karena mereka takut. Tasawuf dan lembaga tarekat menentang penjajahan. Sebagai contoh. Belanda mengusir dan membuah Syekh Yusuf Al-Makasari ke Afrika Selatan, sebab beliau adalah tokoh tarekat. Bahaya jika dibiarkan berada di Nusantara, karena jamaah dan muridnya ribuan di masa itu. Bayangkan, Pangeran Diponegoro juga penganut tarekat, makanya dia berani menentang Belanda, sebab yang ditakuti hanya Allah. Konon, Diponegoro adalah penganut tarekat Sanusiah. Konon, beliau juga pengamal Syatariyah. Bahkan, larangan Pemerintah Hindia Belanda bagi umat Islam untuk naik haji di masa itu adalah karena ditakutkan sepulang dari sana membentuk perlawanan di Nusantara. Di masa itu, para mursyid dan guru-guru tarekat berada di Mekah dan sekitarnya. Dalam tarekat, ucapan guru sufi dan mursyid adalah nasihat yang sangat dahsyat. Waktu itu, ulama-ulama kita adalah penganut Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Qadiriyah wa naqasyabandiyah, Syatariyah, Sanusiah, Sadziliyah, Tijaniyah dan sebagainya.

S: Ohhh...begitu?!

M: Coba baca sejarah secara jujur. Simbol perlawanan terhadap penjajah Belanda, Portugis, Prancis, Italia dan Inggris sebenarnya adalah ulama-ulama sufi. Perang Padri juga sebenarnya dipicu ulama Belanda karena ketakutan dengan perlawanan kaum sufi.

S: Kamu masih ingat pemberontakan kaum petani di Banten terhadap Belanda pada 1888? Pemimpinnya adalah Syekh Abd al-Karim al-Bantani, beliau adalah tokoh utama tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah di masa itu. Beliaulah yang mengobarkan jihad fi sabilillah terhadap kekuasaan Belanda di Indonesia, begitu juga Pangeran Diponegoro. Perang Aceh pun dipimpin oleh ulama-ulama tarekat. Jadi, mereka buta sejarah kalau menyebut bahwa kaum sufi membuat kemiskinan, kebodohan, kezumudan dan kesesatan.

S: Oh begitu?! Iya..iya...Yang sesat justru penjajah. Yang membuat bodoh dan miskin penjajah. Yang bikin kacau dan mencuri khazanah nusantara penjajah. Kita dibodohi mereka.

M: Oh begitu?! Hehehehe...Masih mau belajar tasawuf?

Semoga bermanfaat!
Salam

Halim Ambiya
Pendiri dan Admin Tasawuf Underground

Senin, 25 Juli 2016

AKU ADALAH AKU DALAM SEGALA HAL

AKU ADALAH AKU DALAM SEGALA HAL.

Tidak akan diucapkan kalimat AKU melainkan AKU
adalah AHAD Yang ESA dan Maha meliputi namun
dalam KeEsaan itu 

jangan ternampak jua adanya aku.

Semua ini hanya sebagai manifestasi Nya saja,
satu wujud itu sebagai penampakan Nya, 

untuk menyatakan Wujud Nya yang Haqiqi, 
tetapi
bukan di dalam kemutlakan Nya, 

kecuali cahaya Nya.
Carilah AKU melalui cahaya Nya, 
temui AKU di singgasana Nya, 
mewujudkan AKU akan jelas nyata Nya, 
mengatakan AKU tak semudah mengucapkan Nya.
Tidaklah semua orang benar bagi mereka yang mengaku-AKU 
dan yang masih berkawan dengan kelengahan, 
Jangan engkau berani mengatakan AKU, 
sedang engkau masih didalam keghaiban yang kelam daripada Ku 
dan masih terdinding dari padaKU, 
Pesona dunia ini saja masih mencengkeram dirimu, 
masing-masing akan menyambar dirimu 
dengan seruan kepada Dzat dirimu.
Jika engkau telah memahami AKU, 
maka tetapkanlah keteguhanmu, 
maka tiada AKU lagi, melainkan AKU.

Wallahu a'lam

Arti Roti

Arti Roti
Di hari itu para filsuf, para ulama, dan ahli hukum berkumpul di istana untuk menginterogasi Nasruddin. Perkara Nasruddin telah dianggap sebagai sebuah kasus yang amat serius. Persoalannya adalah Nasruddin seringkali datang ke berbagai tempat meneriakkan satu khutbah yang sama.
Dalam khutbahnya itu ia menyebut orang-orang berilmu, seperti para filsuf, sebagai mereka yang bodoh, kebingungan, dan tak bisa mengambil keputusan. Tentu saja, ceramah Nasruddin ini dianggap subversif dan mengganggu ketertiban negara. Singkat cerita, mereka yang merasa tersinggung meminta Raja untuk mengadili Nasruddin.
Kemudian digelarlah sebuah pengadilan dengan Nasruddin sebagai terdakwa tunggal. “Hai Nasruddin,” kata Raja, “kau mendapat giliran untuk bicara terlebih dahulu.” Nasruddin lalu meminta agar dibawakan beberapa lembar kertas dan pena. Setelah itu ia berkata, “Tolong bagikan kepada para pakar yang ada di ruangan ini, masing-masing secarik kertas dan sebilah pena.”
Setelah setiap orang pakar mendapatkan kertas dan pena, Nasruddin berkata lagi, “Aku mohon kepada setiap ahli untuk menuliskan di atas kertas itu jawaban untuk pertanyaan ini; Apa yang disebut dengan roti?” Setiap cerdik cendekia yang ada di tempat itu lalu menuliskan apa yang mereka ketahui tentang roti.
Jawaban para pakar itu lalu dikumpulkan dan diserahkan kepada Raja. Raja pun membacanya satu demi satu.
Orang bijak pertama menulis, “Roti adalah sebuah makanan.” Si bijak kedua menjawab, “Roti adalah tepung bercampur dengan air.” Si bijak ketiga menulis, “Roti adalah karunia Tuhan.” Si bijak selanjutnya menjawab, “Roti adalah terigu yang telah dimasak.” Orang berikutnya menulis: “Roti merupakan makanan bergizi.”
Demikian seterusnya. Setiap orang yang terkenal pandai itu, menulis jawaban yang berbeda-beda, masing-masing bergantung pada pemaknaan mereka akan sebuah roti. Salah seorang dari mereka bahkan menulis, “Tak ada seorang pun yang tahu sebenarnya apa yang dimaksud dengan roti.”
Setelah mendengar semua jawaban itu, Nasruddin berkata kepada sang Raja, “Ketika mereka dapat menentukan apa yang disebut sebagai roti, barulah mereka bisa menentukan hal-hal selain roti. Misalnya, menentukan apakah khotbahku benar atau tidak.”
Nasruddin kemudian melanjutkan, “Dapatkah Baginda mempercayakan urusan penilaian atau keputusan kepada orang-orang seperti ini? Bukankah amat aneh bila mereka tidak sepakat akan sesuatu yang mereka makan setiap hari, tetapi mereka sepakat untuk menentukan bahwa aku seorang ahli bid’ah?”

Naqshabandi Sufi Way

Lebih baik mengikuti apa yang Sayyidina `Ali (r) katakan, 
"Diam!" 
Biarkan seluruh dunia menuduh kalian! 
Diam saja. 

Seseorang datang menemui Mawlana Syekh Nazim (q), 
semoga Allah (swt) memanjangkan usianya, 
dan saya tidak mau menyebutkan namanya. 
Dia mengeluh dan mengeluh mengenai seseorang 
dengan segala macam kebohongannya dan Mawlana tidak menghentikannya. 
Jadi orang itu terus begitu. 
Dia tahu tentang dirinya. 
Mawlana mendengarnya dan beliau tidak memberi tanda atau respon.  
Orang itu mengeluh selama setengah jam dan kemudian berhenti.

 Mawlana berkata, "Apakah engkau selesai?”
Ia berkata, “Ya Sayyidii, aku telah selesai.”

 Dan ia mengatakan Sayyidii, 
dengan adab yang baik setelah semua keluhan tadi!

Mawlana berkata, 

“Tahukah kamu mengapa aku membiarkan kamu bicara panjang lebar? 
Karena orang yang kamu bicarakan, 
aku tahu bahwa ia terzalimi, 
ia mengambil semua kebaikanmu (hasanat) dan 
kamu ambil semua sayi`aat-nya. 
Aku memastikan bahwa 
aku mengosongkan dirimu dari segala sesuatu, 
dan aku memberimu waktu lebih banyak, 
karena aku tahu orang yang kamu bicarakan terzalimi 
dan kamu adalah orang yang zalim. 
Sehingga ia mengambil semua amal baikmu dan kamu mengambil semua dosanya." 

Apakah kalian melihat bagaimana awliyaaullah? 
Jadi katakan apa yang kalian suka. 
Mawlana menyebutkan dua contoh ini 
mengenai gunung dan samudra dalam catatan Grandsyekh, 
dan saya menyebutkan sesuatu kepadanya 
tentang bagaimana orang-orang mengutuk d
an mengatakan hal yang buruk. 
Beliau berkata, 
“Jalan terus! Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.”

Minggu, 24 Juli 2016

Lyn Sulaim Layli

Kekasih..
dahaga cinta meruap di lorong liku
menyiksa batin ibarah tiada tuju

sambut tanganku biar terpandu
jalan pulang bertemu Kamu..

Ainul Mardihah

Ainul Mardihah  
Sebekas lilin pemancar cahya,
Hadirmu melingkar meregut jiwa ..
Sijuwita dulunya hanya melihat dr kejauhan ...

kini terpaku , lesu,
...... ada membara..

ada.kuntuman haruman mawar......
ada bunyian kicauan burung.. bisikan ombak dan pantai~...
..umpama mimpi..
......biarlah yg Esa mengungkap rasaku... ya Layla.. 

ku temui jua Majnun..
di tengah redupan pasir impian~.. 
dihamparan gunung~
Dipisahkan lautan~ sesalju awanan~..

dan tika sapaanmu ,
Ya Majnun..fikiranqu melayang...
Adakah qu..bermimpi..~

Anakku,

Anakku,
جالس العلماء بعقلك

💝 Duduklah bersama Ulama dengan akalmu.
وجالس الامراء بعلمك
💝 Duduklah bersama Pemimpin dengan ilmumu.
وجالس الاصدقاء بأدبك
💝 Duduklah bersama teman dengan adab/etikamu.
وجالس أهل بيتك بعطفك
💝 Duduklah bersama keluarga dengan kelembutanmu.
وجالس السفهاء بحلمك
💝 Duduklah bersama orang bodoh dengan kemurahan hatimu.
وكن جليس ربك بذكرك
💝 Jadilah "teman" Allah dengan mengingati-NYA.
وكن جليس نفسك بنصحك
💝 Dan jadilah teman bagi dirimu sendiri dengan nasihatmu.
لا تَحزنْ على طيبتك؛ فَإن لَم يُوجَد في الارض مَن يقدرها؛ ففي السَماء مَن يباركهَا…
💝 Tidak perlu bersedih 
jika di dunia tidak ada yang menghargai kebaikanmu,
 kerana di langit ada yang mengapresiasinya.
حياتنا كالورود فيها من الجمال ما يسعدنا وفيها من الشوك ما يؤلمنا.
💝 Kehidupan dunia ibarat mawar, 
 disamping memiliki keindahan yang membuat kita bahagia, 
juga memiliki duri yang bisa membuat kita tersakiti.
ما كان لك سيأتيك رغم ضعفك.!!
💝 Apa yang ditetapkan bagimu niscaya akan mendatangimu, 
meskipun kamu tidak ada daya.
وما ليس لك لن تناله بقوتك.!!
💝 Sebaliknya apa yang bukan milikmu, 
kamu tidak akan mampu meraihnya meski dengan kekuatanmu.
لا أحد يمتاز بصفة الكمال سوى اللہ. لذا كف عن نبش عيوب الآخرين.
💝 Tidak seorang pun yang memiliki sifat sempurna selain Allah, 
oleh karena itu berhentilah dari menggali aib orang lain.
الوعي في العقول وليس في الأعمار، فالأعمار مجرد عداد لأيامك، أما العقول فهي حصاد فهمك وقناعاتك في حياتك..
💝 Kesadaran itu pada akal, 
bukan pada usia, umur hanyalah bilangan harimu, 
sedangkan akal adalah hasil pemahaman 
dan kerelaanmu terhadap kehidupanmu.
كن لطيفاً بتحدثك مع الآخرين، فالكل يعاني من وجع الحياة وأنت ﻻتعلم.
💝 Berlemah-lembutlah ketika berbicara dengan orang lain,
 karena setiap orang merasakan derita hidupnya masing-masing, 
sedangkan kamu tidak mengetahuinya.
كل شيء ينقص إذا قسمته على اثنين إلا "السعادة"
فإنها تزيد إذا تقاسمتها مع الآخرين.

💝 Semua hal akan berkurang jika dibagikan, 
kecuali KEBAHAGIAAN, 
justru akan bertambah jika kamu berikan kepada yang lain.

وصية الشنقيطي من اروع ما قد تقرأه اليوم
🎆 Wasiat Syaikh As-Syanqithi, 
diantara hal yang paling menarik yang engkau baca pada hari ini.
Barakallahu fiikum Ya Kariim. Aamiin.

BAHASA CINTA ALLAH UNTUK SEORANG HAMBA

BAHASA CINTA ALLAH UNTUK SEORANG HAMBA
Menurut Imam Al-Ghazali, telah diriwayatkan dari sebagian ulama salaf bahwa Allah SWT memberi wahyu kepada salah seorang shidiqqin sebagai berikut:
“Aku mempunyai hamba-hamba yang mencintai-Ku. Aku juga mencintai mereka. Mereka merindukan-Ku. Aku pun merindukan mereka. Mereka mengingat-Ku. Aku pun mengingat mereka. Mereka memandangi-Ku. Aku punmemandangi mereka. Jika kamu mengikuti jejak mereka, maka Aku pun mencintaimu. Namun, jika kamu berpaling dari mereka, maka Aku akan membencimu.”

Dia bertanya, “Wahai Tuhanku! Apakah tanda-tanda mereka?”
Dia berfirman, “Mereka menjaga keluhuran di siang hari seperti penggembala menjaga dombanya dengan mata awas senantiasa. Mereka merindukan tenggelamnya matahari seperti burung merindukan sarang saat senja menjelang. Ketika malam terselubung dalam kegelapan, alas tidur dihamparkan, keluarga lelap dalam keletihan, dan sepasang kekasih berduaan penuh damai, mereka melangkahkan kaki menuju Aku, membentangkan wajah ke arah-Ku, bermunajat dengan firman-firman-Ku, dan bergegas menyambut nikmat-Ku.
Antara berteriak dan menangis, antara mengadu dan mengeluh, antara berdiri dan duduk, antara berukuk dan sujud, Aku saksikan sendiri dengan mata-Ku apa yang mereka tanggung demi Aku.
Aku dengarkan dengan telinga-Ku sendiri apa yang mereka keluhkan demi kecintaan mereka kepada-Ku. Ada tiga hal yang pertama-tama Aku berikan pada mereka.

Pertama, Aku lontarkan cahaya-Ku ke relung hati mereka, lalu mereka mengabarkan informasi tentang Aku sebagaimana Aku mengabarkan informasi tentang mereka.
Kedua, kalau langit dan bumi diperbandingkan dengan mereka, niscaya Aku utamakan mereka dan Aku sepelekan langit dan bumi itu.
Ketiga, Aku hadapkan wajah-Ku pada mereka. Ketika Aku hadapkan wajah-Ku pada seseorang, semua tahu apa yang hendak Aku berikan kepadanya!”
--Imam Al-Ghazali dalam kitab Al-Mahabbah wa asy-Syawq wa al-Uns wa ar-Ridha

42 RAHASIA DAHSYATNYA SELAWAT NABI

42 RAHASIA DAHSYATNYA SELAWAT NABI
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, qaddasallah sirrahu, memberi nasihat: “Ketahuilah membaca selawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah salah satu ibadah paling mulia, bentuk ketaatan paling luhur, ibadah yang paling tinggi nilainya yang diperintahkan Allah SWT kepada kita, sebagai bentuk penghormatan, pemuliaan dan pengagungan terhadap derajat beliau. Orang yang membaca selawat dijanjikan akan mendapatkan tempat paling indah di akhirat dan pahala paling besar.

Membaca selawat adalah amal perbuatan yang menyelamatkan, ucapan paling utama, ibadah yang menguntungkan, mengandung barokah paling banyak, dan ahwal yang paling kokoh. Dengan membaca selawat, seorang hamba bisa meraih keridhaan Tuhan yang Maha Penyayang. Memperoleh kebahagiaan dan restu Allah SWT, barokah-barokah yang dapat dipetik, doa-doa yang terkabulkan, bahkan dia bisa naik ke tingkatan derajat yang lebih tinggi, serta mampu mengobati penyakit hati,dan diampuni dosa-dosa besarnya.
Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ وَ مَلَئكتَهُ يُصلُّونَ عَلى النَّبىِّ يَأَيهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صلُّوا عَلَيْهِ وَ سلِّمُوا تَسلِيماً

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada Nabi; wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepadanya dan ucapkan salam kepadanya.” (QS Al-Ahzab [ 33]: 56)
Dalam Kitab As-Safinah Al-Qadiriyah, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga menjelaskan tentang keutamaan-keutaman berselawat kepada Rasulullah SAW dengan merujuk apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Furhan dalam kitab Haqa’iq Al-Anwar.
Beliau menyebut 42 keutamaan dan keuntungan berselawat kepada Nabi. Menurutnya, “Membaca selawat kepada Nabi membuahkan banyak faedah yang bisa dipetik oleh seorang hamba:

1. Berselawat untuk Nabi berarti melaksanakan perintah Allah SWT.
2. Berselawat untuk Nabi berarti meniru Allah yang berselawat kepada Nabi.
3. Berselawat untuk Nabi berarti meniru malaikat-malaikat-Nya yang berselawat kepada Nabi.
4. Mendapat balasan 10 kali lipat selawat dari Allah SWT untuk diri kita pada setiap selawat yang kita ucapkan.
5. Allah akan mengangkat derajat orang yang membaca selawat 10 tingkat lebih tinggi..

6. Mendapat 10 catatan kebaikan.
7. Allah SWT menghapuskan 10 dosa keburukan.
8. Berpeluang besar doanya akan dikabulkan Allah SWT.
9. Selawat adalah syarat utama mendapat syafaat dari Rasulullah SAW.
10. Selawat adalah syarat untuk mendapat ampunan Allah dan akan ditutup segala aib.
11. Selawat adalah syarat untuk memperoleh perlindungan dari segala hal yang ditakutinya.

12. Selawat adalah syarat seseorang dapat dekat kepada Rasulullah SAW.
13. Nilai selawat sama dengan nilai sedekah.
14. Selawat adalah alasan bagi Allah dan para malaikat untuk membacakan selawat balasan.
15. Selawat adalah syarat kesucian jiwa dan raga bagi pembacanya.
16. Terpenuhinya segala keinginan.
17. Selawat adalah alasan seseorang mendapat kabar baik bahwa dirinya kelak akan memperoleh surga.
18. Selawat adalah faktor memperoleh keselamatan di Hari Kiamat.
19. Selawat adalah alasan bagi Rasulullah SAW untuk mengucapkan selawat balasan.
20. Selawat dapat membuat pembacanya teringat akan semua hal yang dilupakannya.

21. Selawat dapat membuat harumnya sebuah majelis pertemuan dan orang-orang yang hadir tidak mendapat kerugian di Hari Kiamat kelak.
22. Selawat dapat menghilangkan kemiskinan dan kefakiran bagi pembacanya.
23. Selawat dapat menghapus julukan orang kikir ketika selawat dibacakan.
24. Selawat menjadi penyelamat dari doa ancaman Rasulullah bagi orang yang membaca selawat ketika namanya disebutkan.
25. Selawat akan mengiringi perjalanan pembacanya kelak di atas jembatan menuju surga dan akan menjauh dari orang yang tidak membacanya.

26. Selawat akan menghilangkan keburukan-keburukan di suatu majelis pertemuan yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah dan Rasul-Nya.
27. Selawat adalah penyempurna pahala dari sebuah percakapan yang dimulai dengan menyebut nama Allah dan membaca selawat kepada Rasul-Nya.
28. Selawat adalah faktor yang dapat menyelematkan seorang hamba ketika berada di atas jembatan menuju surga.
29. Selawat menghapus status sebagai pembenci selawat.
30. Selawat adalah alasan bagi Allah untuk mengumumkan pujian baiknya kepada pembaca selawat tersebut di hadapan semua makhluk, baik di bumi maupun di langit.
31. Selawat dapat mendatangkan rahmat Allah.

32. Selawat dapat mendatangkan berkah.
33. Selawat dapat melanggengkan dan mempertebal cinta kepada Rasulullah SAW dimana cinta ini merupakan simpul pokok keimanan.Dan, keimanan seseorang belum sempurna tanpa adanya cinta kepada Nabi.
34. Selawat dapat memikat hati Rasulullah agar mencintai dirinya.
35. Selawat mendatangkan hidayah dan menghidupkan hati yang telah mati.
36. Selawat adalah syarat agar nama pembacanya disebut-sebut di hadapan Rasulullah SAW.
37. Selawat dapat memantapkan iman dan Islam serta membacanya sama dengan memberi hak yang layak diterima oleh Rasulullah SAW.

38. Selawat merupakan bentuk syukur kita atas segala nikmat dari Allah SWT.
39. Bacaan selawat mengandung dzikir, syukur dan pengakuan atas nikmat Allah SWT.
40. Selawat yang dibaca seorang hamba adalah bentuk doa dan permohonan kepada Allah, terkadang doa itu dipersembahkan kepada Nabi SAW dan tak jarang pula untuk dirinya sendiri, karena selawat dapat mendatangkan tambahan pahala.
41. Selawat adalah buah yang paling manis dan faedah paling utama yang dapat didatangkan dari pembacaan selawat atas Nabi adalah melekatnya gambaran seorang Nabi yang mulia di dalam jiwa pembacanya.
42. Memperbanyak bacaan selawat atas Nabi SAW menjadikan dirinya satu tingkatan dengan derajat seorang Syekh Murabbi (guru spiritual).

--As-Safinah Al-Qadiriyah Li Asy-Syaikh ‘Abd Qadir Al-Jailani Al-Hasani