Selasa, 19 Juli 2016

Thariqah Alawiyah Plus

Dahulu, ada kelompok-kelompok yang menyerang kepribadian Syekh Sya'rawi dengan memutarbalikkan fakta terhadap apa yang beliau sampaikan. Pada saat itu, media-media yang ada di Mesir bahkan di seluruh negara Arab, dipenuhi dengan isu negatif sampai-sampai orang yang mencintai beliau, berbalik membenci beliau karena mendengar isu miring tersebut.
Pada saat itu, karakter beliau dibunuh dan nama balik beliau dirusak oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab ini.
Beberapa lama kemudian, saya datang ke Mesir untuk berkunjung ke kediaman beliau di daerah Husein. Lalu saya bertanya pada beliau,
"Ya Sayyidi, tatkala perkataan Anda diputarbalikkan dan kepribadian Anda dicoreng di depan khalayak ramai, kenapa Anda tidak mengklarifikasi dan menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya?"
Lalu beliau terdiam dan mulai berkata,
"Akan saya jelaskan mengapa (saya tidak mengklarifikasinya). Jadikanlah apa yang saya sampaikan ini sebagai manhaj (metode) dalam hidupmu."
Beliau melanjutkan,
"Jika ada orang-orang yang menyerang kepribadianmu, maka jangan dihiraukan. Diam saja dan jadikan dirimu seolah-olah tidak mendengarnya sama sekali."
Padahal, kalau waktu itu beliau muncul di televisi dan menjelaskan permasalahan tersebut, pastinya semua akan beres. Tapi pada saat itu, beliau melakukan hal yang berbeda. Beliau menyandarkan hatinya kepada Allah sepenuhnya.
Beliau selanjutnya berkata,
"Anakku, sesungguhnya Allah yang akan membela orang-orang yang beriman."
Lalu saya berkata kepada beliau,
"Kalau Anda tidak menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi, segala kebaikan yang telah Anda sampaikan tidak dianggap berguna oleh masyarakat."
"Tidak, Anakku. Allah lebih besar dari semua masalah ini. Mereka tidak tahu siapa Allah. Tatkala Allah melihat kebenaran di pihak seorang penuntut ilmu sementara dia tidak melakukan pembelaan terhadap dirinya, maka Allah sendiri yang akan membelanya," jawab beliau.
Maka benar saja, tidak begitu lama setelah isu itu diangkat, semua orang yang menjelek-jelekkan beliau lenyap begitu saja. Tidak ada lagi isu-isu negatif tentang beliau. Hingga saat ini, jika disebut nama Syekh Sya'rawi maka hati kita akan bergetar dan dipenuhi oleh cahaya ilahi. 


Kumpulan Nasehat Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, yang dirangkum dari berbagai sumber.
1.Senjata / Bekal Seorang Santri Adalah Buku dan Bolpen [Pena]
2.Tasbih Tidak Pernah Lepas Dari Saku Baju Atau Tasku
3.Orang Yang Melakukan Bid'ah Dikhawatirkan Mati Dalam Keadaan Su'ul Khotimah [Tidak Terpuji]
4.Seharusnya Seorang Santri Mempunyai Bacaan Wirid Untuk Menjaga Dirinya DariKesesatan
5.Sedikit Tapi Mantap Itu Lebih Baik Daripada Banyak Tapi Ngawur
6.Sseorang Yang Memiliki Cakrawala Keilmuan Yang Luas, Ia Tidak Akan Protes Terhadap Orang Lain
7.Ilmu Tidak Akan Berkumpul Dengan Sifat Sombong Di Dalam Satu Dada
8.Barang Siapa Yang Merasa Sudah Sampai, Berarti Ia Telah Merusak Permulaannya
9.Bersungguh-sungguhlah Dalam Berkhidmah Kepada Pemuka Agama
10.Sebaik-baiknya Perbuatan Adalah Memenuhi Kebutuhan Orang Lain
11.Tidak Layak Seorang Yang Berakal Bertanya "Mengapa Kalian Memperingati Maulid?", Karena Seolah-olah Ia Bertanya, "Mengapa Kalian Bergembira dengan Adanya Nabi?"
12.Kebanyakan Urusanku Telah Terprogramdan Terencana Dengan Rapi, Tetapi Aku Tidak Mau Diatur Oleh Program Itu
13.Masyarakat Jawa [Indonesia] Adalah Masyarakat Yang Berakhlak Baik dan Pemurah
14.Sifat Zuhud Bukan Terletak Pada PakaianDan Penampilan, Tetapi Terletak Di Sini [Yakni Hati]
15.Keistimewaan Tidak Memberikan Arti Keutamaan
16.Waspada Terhadap Pemikiran Jumud [Kaku] Dari Madzhab-madzhab Perusak
17.Aku Marah Terhadap Murid Yang Tidak Sopan Ketika Membaca Wirid, Lebih-lebih Ketika Membaca Al-Quran
18.Menjadi Seorang Guru Bukan Dengan Warisan, Akan Tetapi Dengan Belajar Dan Menuntut Ilmu
19.Kunci Segala Rahasia Bersumber Pada Bacaan Shalawat Kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
20.Seharusnya Seorang Santri Banyak Beribadah Untuk Menjaganya Dari Maksiat Dan Menguatkan Hafalannya
21.Jadikanlah Shalawat Kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam Senantiasa Berada Di Antara Kamu dan Munajatmu
22.Karena Satu Orang Maka Seribu Orang Dimuliakan
23.Dalam Perjalananku, Aku Selalu Membawa Kitab, Demi Mengikuti Jejak Ayahanda
24.Jangan Ikut Campur Dalam Urusan Politik, Engkau Lebih Mengerti Situasi Daerahmu
25.Amar Ma'ruf Nahi Mungkar Harus Dilakukan Dengan Sikap Bijak, Lembut Dan Bertahap
26.Kehidupan Yang Indah Adalah Jika Bisa Membantu Seseorang Dalam Beribadah Dan Melakukan Ketaatan
27.Aku Tidak Pernah Bosan Untuk Menyebarkan Ilmu, Walaupun Kepada Satu Orang
28.Orang Yang Tidak Bisa Memanfaatkan Kemuliaan Waktu Dan Tempat, SungguhIa Amat Merugi
29.Akhlak Lebih Didahulukan Daripada Ilmu
30.Kalian Harus Melanggengkan Bacaan Wirid, Sebab Wirid Dapat Menjadi tameng dan Perisai Diri
31.Kebiasaan Orang Mulia, Adalah Semulia-mulianya Kebiasaan
32.Siapa Saja Yang Memiliki Kitab Wiridku, Berarti Ia Telah Mendapatkan Ijazah. Ijazah Ini Bukan Dariku, tetapi Langsung Dari Para Pengarang Wirid-wirid tersebut
33.Surga Itu Tudak Gratis, Belilah Surga Itu Dengan Hartamu, Amalmu, Dan Dengan Tenagamu
34.Sesuatu Yang Tidak Kamu Ketahui, Maka Jangan Sekali-kali Kamu Menyentuhnya [mengerjakannya]
35.Ilmu Mudah Didapatkan, Tetapi Melayani [Khidmah] Kepada Ulama Susah Didapatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar