TARIAN ABADI
Ketika engkau memasuki tarian, kau tinggalkan dua dunia
Dunia tarian yang berada di atas langit dan bumi (Rumi).
Selain musik dan puisi,ternyata tarian dapat digunakan sebagai
media untuk mendekat pada Allah.
Tarian sufi, tak dapat dilepaskan dari arcetipe/hakikat ketuhanannya.
Tarian ini tidak memiliki kaitan mutlak dengan raga, karena
ia dirasakan oleh jiwa yang terbebas dari segala keterbatasan.
Musik sejati, tak dapat di dengar oleh telinga yang cacat dan
tarian jiwa tak dapat dilihat mata.
Apa musik dari tarian sufi ?
"Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu, apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya "kun"
maka jadilah ia" . (16 :40).
Artinya, segala sesuatu di alam tercipta karena perkataan Allah.
Hanya Allah yg bereksistensi.
Ketika mendengar melodi "Kun"/jadilah, jiwa akan bergerak,
terpengaruh dan beralih. Merekapun pindah dan bergerak dari
keadaan tidak bereksistensi ke keadaan bereksistensi,sehingga mereka "menjadi".
Musik azali lain yang didengar jiwa adalah :
"Bukankah Aku (alastu) Tuhanmu?" Mereka menjawab,"ya,kami
bersaksi" ( 7:172).
Ketika jiwa mendengar melodi "Alastu" di dunia, jiwa masuk
ke dalam gerak dan kegelisahan. Kemudian jiwa mulai naik
menuju Allah, karena segala sesuatu akan kembali padaNYA.
Kaum sufi terus bergerak menuju Yang Tak Terbatas, mendengar
kan musik perintah kreatif Allah. Setiap saat Allah berfirman
JADILAH maka sebuah penyingkapan diri baru yang lebih megah
dan sempurna dari sebelumnyapun terjadi.
Nyanyian tak pernah berhenti, tarianpun tak kan berakhir.
Pecinta terus menari dan bergerak, meskipun kelihatannya
tetap diam.
"Kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempat
nya,padahal dia berjalan sebagai jalannya awan" (27:88).
Setiap atom adalah sebuah firman, setiap firman mengatakan
sebuah nama. Setiap nama mempunyai bahasa yang berbeda.
Dan setiap bahasa mempunyai sebuah lagu.
Bagi setiap lagu, si pecinta memasang telinga.
Pecinta adalah burung yang terbang dari Allah menuju Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar