Mungkin
hny ini yg bisa sy katakan :
carilah guru, belajarlah darinya.
Untuk
mjd seorg dokter ahli, rasanya tak cukup hny dgn bnyk membaca.dia hrs
blajar dr dokter yg ahli dan bpengalaman menanganni tubuh dan psikologis
pasien. Nanti darinya akan diajarkn
bagaimana mnggunakan mikroskop, membedah mayat,mengambil cairan paru2 yg
berlebihan ato lainnya, yg itu tak didapatkn/ dijelaskn dr buku2,
internet bahkn simposium ato seminar kedokteran apapun. Ada metode, ada
ruang ada praktikum. Adapun dia nanti akan menjadi dokter yg bonafide,
profesional atau putus di tengah jalan, itu bukan lg urusan si dokter yg
dosen. Tp sepnuhnya tanggung jwb si mahasiswa.
Dalam spritual sama seperti ini.
Carilah guru.
Dia akan ajarkn metodenya,
caranya untuk memasuki ruang waktunya Allah.
Dan guru hny mngantar
sampai di kaki gunung.
Selanjutnya, terserah si tholib, si murid.
Yg berikutnya..
Sy hny bs berkata,
teruslah mengetuk pintu Allah
dg semua
aturan main yg termaktub pada syariat dg iklas,
sabar dan merendahkan
diri.
Ketika langkah tiba
pd ayat " ingatlah kamu kpdKU,
niscahya Aku
ingat pula kpdmu...(2:152),
tetaplah berprasangka baik pdNYA.
Susahnya jalan ini.
Susahnya jalan ini.
Tetapi kita harus yakin,
Allah tdk menyia nyiakan hambaNYA
yg bersungguh sungguh datang/kembali ato taubat padaNYA.
Itu saja.
Salam cahaya :)
Salam cahaya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar