Jumat, 15 Juli 2016
Divan-i Syamsi Tabriz (Jalaludin Rumi
Siapakah Dia?
Divan-i Syamsi Tabriz (Jalaludin Rumi)
Siapakah Dia?
Yang memenuhi dada dengan kesedihan;
lalu ketika engkau mengeluh-mengaduh pada-Nya,
diubahnya kepahitanmu menjadi manis.
Awalnya Dia tampil layaknya pengawas nan teliti;
sampai akhirnya kau kan dapati Dia bagaikan
sebuah Gudang Mutiara. [1]
Kekasih yang Maha Lembut:
Engkau lah yang dalam sekejap
mengubah keburukan menjadi kebaikan. [2]
Walau awalnya jiwa si hamba serendah setan,
digubah-Nya jadi secantik bidadari. [3]
Sebuah pemakaman dibuat-Nya
menjadi seindah pesta perkawinan. [4]
Dan Dia lah yang membuat orang
yang mengetahui dan menguasai dunia
terbutakan dari saat dia segumpal janin
dalam rahim ibunya. [5]
Dia yang mengubah kegelapan menjadi cahaya,
yang mengubah duri menjadi kelopak mawar;
Dia mencabut duri dari telapak tanganmu
dan menyediakan untukmu sebuah
pembaringan yang tersusun dari mawar.
Bagi Ibrahim, khalil-Nya, api dinyalakan-Nya,
dan diubah-Nya tanur Namrud menjadi
sesejuk bunga-bunga merekah. [6]
Dia limpahkan cahaya pada bintang-bintang,
dan ditolongnya mereka yang tak berdaya.
Dia mengganjar hamba-Nya,
bahkan memuji mereka.
Dia lah yang membuat dosa para pendosa
berserakan bagai dedaunan dilanda angin
bulan Desember;
ke telinga mereka yang menghujat-Nya
dilantunkan-Nya ayat bahwa Dia pengampun
bagi mereka yang bertaubat.
Dia berkata, "Wahai kaum yang beriman
maafkan lah orang yang tergelincir'; [7]
ketika sang hamba menegakkan shalat,
Dia lah yang diam-diam mengaminkan.
Adalah "Aamiin" dari-Nya yang membuat
sang hamba merasakan kebahagiaan
dalam shalatnya;
bagaikan buah tin, sisi lahiriah maupun batiniah
sang hamba menjadi manis dan menyenangkan. [8]
Rasa bahagia yang teramat mendalam ini
yang menguatkan tangan dan kaki sang hamba,
ketika dia dilintaskan melewati kesenangan
dan kemalangan;
karena rasa bahagia itu memberi kekuatan
setara kedigdayaan seorang Rustam
kepada tubuh seorang hamba yang rapuh.
Dalam rasa bahagia Ilahiah,
sang hamba bagaikan seorang Rustam; [9]
tanpa kehadirannya, bahkan seorang Rustam
terpuruk dalam liputan kepedihan;
dengan rasa bahagia ini lah jiwa diangkat
dan dikuatkan oleh Sang Wazir. [10]
Kukirimkan warta ini dengan sepenuh hatiku:
ia telah paham cara menempuh jalan dengan cepat--
membawa penjelasan tentang Syams ad-Diin
ke Tabriz-nya keimanan. [11]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar