Senin, 24 Oktober 2016

AJARAN TAWAKAL DARI SULTHANUL-AULIA

AJARAN TAWAKAL DARI SULTHANUL-AULIA
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menjelaskan:
"Engkau tidak akan pernah terhalang dari semua nikmat Allah SWT, kecuali disebabkan oleh terlalu berpegangnya dirimu kepada makhuk dan sebab-sebab yang ada, serta semua kebergantunganmu kepada usaha dan kerjamu.

Makhuk itu menjadi penghalang bagimu untuk mampu makan dari usahamu sendiri. Selama engkau masih berdiri bersama sesama makhluk serta mengharapkan pemberian dan anugerah mereka, meminta-minta belas kasih mereka, selalu menunggu di depan pintu rumah mereka, berarti engkau akan termasuk sebagai orang yang menyekutukan Allah SWT dengan makhluk-Nya (syirik).

Akhirnya, kau akan disiksa dengan terhalangnya kau untuk makan dari apa yang menjadi usahamu yang halal dari dunia ini. Apabila kau bertobat dan hatimu tidak lagi bersama makhluk-makhluk tersebut, tidak menyekutukan Allah SWT dengan makhuk-Nya, makan dari apa yang menjadi usahamu sendiri, tetapi kau terlalu percaya kepada usahamu itu, merasa tenang dan melupakn anugerah Allah SWT, maka kau juga termasuk orang yang menyekutukan Allah SWT. Hanya saja, syirik yang kedua ini adalah bentuk syirik khafi (samar), yang lebih tertutupi daripada yang pertama.

Akibatnya, Allah SWT juga akan menyiksamu dan memberikan penghalang antara dirimu dan kenikmatan serta anugerah-Nya. Apabila kau melakukan tobat dari semua itu, berarti kau menghilangkn syirik-syirik tersebut.

Hendaknya, engkau menghilangkan semua rasa ketergantungan dan kepasrahanmu kepada usaha, kerja keras, daya dan upayamu. Hendaknya, kamu hanya melihat Allah SWT sebagai Dzat Yang Maha Memberikan Rezeki, Yang Membuat sebab segala sesuatu, Yang Memudahkan dan Menguatkan setiap usaha, serta yang memberikan pertolongan kepada setiap kebaikan.

Semua rezeki hanya ada dalam kekuasaan-Nya, terkadang Dia Memberikannya melalui perantara sesama makhluk, baik dengan jalan kamu meminta kepada mereka ketika engkau tertimpa musibah atau ketika kau memintanya kepada Allah SWT.

Terkadang pula melalui jalan berupa usaha dan kerja sebagai upah dan ganti rugi. Dan terkadang pula Allah SWT memberikannya secara langsung tanpa sebab apa pun dan tanpa kamu ketahui perantara dan sebab-sebabnya. Maka, kembalilah ke sisi Allah SWT dan bersimpuhlah di hadapan-Nya, agar diangkat hijab yang menghalangi antara kamu dan segala anugerah-Nya.

Allah SWT akan menampakkan dan mencukupi dengan anugerah-Nya kepadamu setiap kamu membutuhkannya sesuai dengan apa yang kamu butuhkan. Hal itu seperti perlakuan seorang dokter yang halus dan lemah lembut serta penuh kasih sayang terhadap pasiennya sebagai bentuk perlindungan dari Allah SWT. Juga sebagai pembersih dirimu dari kecenderungan untuk mengharapkan selain-Nya.

Allah SWT juga akan memberikan keridhaan kepadamu apabila kau mampu dan mau memutuskan semua keinginan, syahwat, kenikmatan, tujuan, dan semua yang dicintai. Di hatinya tidak ada yang lain, kecuali hanya iradah-Nya semata.

Apabila Allah SWT mempunyai iradah untuk memberikan bagianmu yang harus kamu peroleh dan bukan menjadi bagian makhluk-Nya selainmu, Allah SWT akan menciptakan rasa ingin atau syahwat terhadap bagian tersebut, lalu Allah SWT memberikannya. Dia akan memberikannya ketika kamu membutuhkannya.

Dan, Allah SWT akan memberitahukan bahwa bagian itu adalah dari sisi-Nya. Dialah Yang telah memberimu dan memberikan rezeki kepadamu. Maka pada saat itu, kamu harus bersyukur dan mengetahuinya. Allah SWT akan menjauhkan ketergantunganmu kepada sesama makhluk serta mengosongkan batinmu dari apa saja selain-Nya.

Lalu, apabila keyakinan dan pengetahuanmu sudah menjadi kuat, hatimu menjadi lapang, hatimu menjadi terang, semakin bertambah kedekatanmu kepada Tuhanmu dan kedudukanmu di sisi-Nya, semakin bertambah kemampuan dan kemahiranmu untuk menjaga segala rahasia, maka kamu akan mengetahui kapan bagian atau rezekimu itu akan mendatangimu sebagai bentuk kemuliaan bagimu dan pengagungan terhadap kehormatanmu, serta sebagai bentuk anugerah dan hidayah dari-Nya.

Allah SWT:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar, dan mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (Q.S. As-Sajdah)

Allah SWT berfirman:
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya, Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Ankabut: 69).

Allah SWT juga berfirman dalam sebagian kitab-Nya, “Wahai anak manusia, Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Jika aku berkata kepada sesuatu, ‘Jadilah’, maka jadilah ia. Taatilah Aku, maka Aku akan menjadikan kamu, yang apabila kamu mengatakan kepada sesuatu, ‘Jadilah’, maka jadilah ia. “Allah SWT telah melakukan hal tersebut pada diri sebagian besar Nabi-Nya, para wali-Nya serta orang-orang khusus dari golongan manusia."

---Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Futuhul Ghaib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar