Rabu, 12 Oktober 2016

BIMBINGAN RUHANI SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

BIMBINGAN RUHANI SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani 
pada penutup surah Ali Imran dalam Tafsir Al-Jailani mengatakan: 

“Wahai pengikut Muhammad 
yang selalu mengawasi (memerhatikan) limpahan kasyf, syuhud, yaqin, 
dan turunnya ketenangan dan ketenteraman, 
hendaklah engkau bersabar 
atas segala musibah dan petaka yang menimpamu, 
serta membuatmu menyadari atas pelbagai cobaan dan ujian Ilahi. 

Karena semua itu 
akan mengokohkan pendirianmu di dalam tauhid, 
meluruskankan tekadmu dalam menempuh jalan fana`, 
serta meningkatkan hasratmu dalam menggapai baqa`.

Ikatlah kalbumu dengan hakmu yang menjadi esensi dan hakikat dirimu. 

Agar engkau dapat siap menyambut-Nya, 
bertawajuh kepada-Nya, 
dan selalu menjauhi semua dampak yang muncul 
dari diri serta nafsumu yang menghalangimu dari-Nya. 

Ketahuilah bahwa 
semua itu tidak memiliki esensi apa-apa 
dalam pembuktian (at-tahqîq) dan pengukuhan (al-iqrâr), 
dengan segala yang muncul darinya. 
Karena semua itu adalah 
penampakan yang selalu berubah, 
bayangan-bayangan yang batil, 
dan kematian yang memusnahkan 
serta tidak memiliki wujud atau pengaruh apa pun, 
selain bahwa 
karena Wujud Hakiki (al-Wujûd al-Haqq) 
telah menjangkaunya dengan segala kesempurnaan-Nya.

Sehingga 

terpantullah darinya 
apa yang terpantul darinya. 

Berbagai pantulan dan bayangan pun 
muncul berpendar-pendar yang selalu baru, 
sebagai konsekuensi dari tajaliyat semua sifat dan asma Allah. 

Orang-orang yang terhijab (al-mahjûbûn) 
akan mengira bahwa 
semua itu adalah sesuatu yang terpisah-pisah. 
Padahal di saat dirasakan dan direnungkan hakikatnya, 
itu hanyalah salah satu tajali saja.

Ya Allah, 

dengan kelembutan-Mu, 
anugerahilah kami rezeki 
berupa makrifat dan tauhid-Mu.

Engkau harus membersihkan hati kecilmu 

dari segala yang menyebabkan taklid dan dugaan-dugaan. 

Kau harus mengosongkan nuranimu 
dari segala yang menimbulkan keberbilangan. 

Agar dadamu lapang dan hatimu lega 
sehingga ia dapat menjadi tempat bagi Sulthân al-Wujûd 
yang merupakan mata air 
semua kesempurnaan dan kemurahan, 
kiblat bagi Sang Maha Mengadakan lagi Maha Ada, 
telaga al-haudh yang tak pernah kering, 
dan maqam yang terpuji.

Jangan sampai engkau! 

Sungguh, jangan sampai engkau mengikuti jejak semua waswas 
yang muncul dari nafsumu! 
Karena ia adalah musuh bebunyutanmu 
yang paling bisa menyesatkanmu. 
Bahkan semua setanmu sebenarnya muncul darinya.

Oleh sebab itu, 

untuk menghindari godaannya, 
engkau harus berlindung dengan mengikuti bimbingan sempurna 
yang tidak lain adalah al-Qur`an yang diturunkan dari hadirat Allah
kepada sang Manusia Terbaik (Muhammad SAW) 
dan diperkuat oleh sang al-'Alîm al-'Allâm; 
untuk kemudian 
Dia memberi petunjuk 
kepada orang-orang yang sesat menuju tauhid yang benar, 
menghindarkan mereka dari setan si pembangkang, 
dan mengantarkan mereka ke kejernihan tajrîd 
(penyucian zahir-batin menggapai ridha-Nya) 
serta cahaya tafrîd 
(penguatan kesadaran keesaan Tuhan dari segala sesuatu selain-Nya), 
dengan taufik dari Allah serta tarikan Ilahi dari-Nya.

Ya Allah, ya Tuhan kami, 

dengan kelembutan dan kemurahan-Mu, 
tuntunlah kami kepada segala yang Kau sukai dan ridhai.”

--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Tafsir Al-Jailani, terj. Tim Markaz Al-Jailani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar