BIMBINGAN RUHANI SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
pada penutup surah Ali Imran dalam Tafsir Al-Jailani mengatakan:
“Wahai pengikut Muhammad
yang selalu mengawasi (memerhatikan) limpahan kasyf, syuhud, yaqin,
dan turunnya ketenangan dan ketenteraman,
hendaklah engkau bersabar
atas segala musibah dan petaka yang menimpamu,
serta membuatmu menyadari atas pelbagai cobaan dan ujian Ilahi.
Karena semua itu
akan mengokohkan pendirianmu di dalam tauhid,
meluruskankan tekadmu dalam menempuh jalan fana`,
serta meningkatkan hasratmu dalam menggapai baqa`.
Ikatlah kalbumu dengan hakmu yang menjadi esensi dan hakikat dirimu.
Agar engkau dapat siap menyambut-Nya,
bertawajuh kepada-Nya,
dan selalu menjauhi semua dampak yang muncul
dari diri serta nafsumu yang menghalangimu dari-Nya.
Ketahuilah bahwa
semua itu tidak memiliki esensi apa-apa
dalam pembuktian (at-tahqîq) dan pengukuhan (al-iqrâr),
dengan segala yang muncul darinya.
Karena semua itu adalah
penampakan yang selalu berubah,
bayangan-bayangan yang batil,
dan kematian yang memusnahkan
serta tidak memiliki wujud atau pengaruh apa pun,
selain bahwa
karena Wujud Hakiki (al-Wujûd al-Haqq)
telah menjangkaunya dengan segala kesempurnaan-Nya.
Sehingga
terpantullah darinya
apa yang terpantul darinya.
Berbagai pantulan dan bayangan pun
muncul berpendar-pendar yang selalu baru,
sebagai konsekuensi dari tajaliyat semua sifat dan asma Allah.
Orang-orang yang terhijab (al-mahjûbûn)
akan mengira bahwa
semua itu adalah sesuatu yang terpisah-pisah.
Padahal di saat dirasakan dan direnungkan hakikatnya,
itu hanyalah salah satu tajali saja.
Ya Allah,
dengan kelembutan-Mu,
anugerahilah kami rezeki
berupa makrifat dan tauhid-Mu.
Engkau harus membersihkan hati kecilmu
dari segala yang menyebabkan taklid dan dugaan-dugaan.
Kau harus mengosongkan nuranimu
dari segala yang menimbulkan keberbilangan.
Agar dadamu lapang dan hatimu lega
sehingga ia dapat menjadi tempat bagi Sulthân al-Wujûd
yang merupakan mata air
semua kesempurnaan dan kemurahan,
kiblat bagi Sang Maha Mengadakan lagi Maha Ada,
telaga al-haudh yang tak pernah kering,
dan maqam yang terpuji.
Jangan sampai engkau!
Sungguh, jangan sampai engkau mengikuti jejak semua waswas
yang muncul dari nafsumu!
Karena ia adalah musuh bebunyutanmu
yang paling bisa menyesatkanmu.
Bahkan semua setanmu sebenarnya muncul darinya.
Oleh sebab itu,
untuk menghindari godaannya,
engkau harus berlindung dengan mengikuti bimbingan sempurna
yang tidak lain adalah al-Qur`an yang diturunkan dari hadirat Allah
kepada sang Manusia Terbaik (Muhammad SAW)
dan diperkuat oleh sang al-'Alîm al-'Allâm;
untuk kemudian
Dia memberi petunjuk
kepada orang-orang yang sesat menuju tauhid yang benar,
menghindarkan mereka dari setan si pembangkang,
dan mengantarkan mereka ke kejernihan tajrîd
(penyucian zahir-batin menggapai ridha-Nya)
serta cahaya tafrîd
(penguatan kesadaran keesaan Tuhan dari segala sesuatu selain-Nya),
dengan taufik dari Allah serta tarikan Ilahi dari-Nya.
Ya Allah, ya Tuhan kami,
dengan kelembutan dan kemurahan-Mu,
tuntunlah kami kepada segala yang Kau sukai dan ridhai.”
--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Tafsir Al-Jailani, terj. Tim Markaz Al-Jailani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar