MU'JIZAT DAN MUSLIHAT.
Suatu ketika Bahauddin menerima seorang Qalandar
yang menawarkan diri melakukan keajaiban,
sebagai bukti bahwa ia mewakili guru mistik paling agung.
Asy-Syah Naqshabandi berkata:
"Kami di sini di Bukhara adalah komunitas yang unik,
yang ditakdirkan untuk tidak menghasilkan
atau membenarkan hal-hal khusus yang paling kecil,
dengan peristiwa-peristiwa luar biasa yang disebut mu'jizat (keajaiban).
Tetapi bernilai bagimu
untuk menunjukkan di depan seluruh perkumpulan kaum darwis,
dan semua yang datang menemui kami."
Maka waktu pertunjukan pun diatur
untuk penampilan si Qalandar asing.
Sepanjang hari ia menunjukkan keajaiban satu demi satu;
ia membawa kematian menuju kehidupan,
ia berjalan di atas air,
ia membuat kepala yang terputus berbicara dan keajaiban-keajaiban lain.
Warga Bukhara gempar.
Sebagian mengatakan bahwa ia pasti murid setan,
karena mereka tidak mau menerima cara hidupnya
atau mempercayainya sebagai kekuatan yang bermanfaat.
Sebagian pendukung asy-Syah menyatakan diri mereka puas,
"Matahari baru telah terbit",
dan mereka berusaha mempersiapkan tempat ibadahnya.
Sebagian murid baru asy-Syah
memintanya menunjukkan keajaiban yang sama,
untuk menunjukkan pada mereka bahwa ia mampu.
Bahauddin tidak berbuat apa pun selama tiga hari.
Maka,
di depan banyak orang,
ia mulai menunjukkan apa yang dapat disebut keajaiban.
Satu per satu,
orang-orang melihat sesuatu yang sulit dipercaya.
Mereka melihat, mendengar dan menyentuh hal
yang bahkan tidak dapat dibayangkan
tentang mu'jizat orang-orang suci sepanjang masa.
Maka Bahauddin, satu per satu,
menunjukkan pada mereka,
bagaimana muslihat yang dilakukan,
dan bahwa mereka telah terpedaya.
"Kalian yang mencari permainan sulap
-- ikuti jalan permainan sulap," katanya,
"karena aku mengerjakan yang lebih serius."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar