Siapakah Dia?
Divan-i Syamsi Tabriz (Jalaludin Rumi)
Siapakah Dia?
Yang memenuhi dada dengan kesedihan;
lalu ketika engkau mengeluh-mengaduh pada-Nya,
diubahnya kepahitanmu menjadi manis.
Awalnya Dia tampil layaknya pengawas nan teliti;
sampai akhirnya kau kan dapati Dia
bagaikan sebuah Gudang Mutiara.
[1] Kekasih yang Maha Lembut:
Engkau lah yang dalam sekejap
mengubah keburukan menjadi kebaikan.
[2] Walau awalnya jiwa si hamba serendah setan,
digubah-Nya jadi secantik bidadari.
[3] Sebuah pemakaman
dibuat-Nya menjadi seindah pesta perkawinan.
[4] Dan Dia lah yang membuat orang
yang mengetahui dan menguasai dunia terbutakan
dari saat dia segumpal janin dalam rahim ibunya.
5] Dia yang mengubah kegelapan menjadi cahaya,
yang mengubah duri menjadi kelopak mawar;
Dia mencabut duri dari telapak tanganmu
dan menyediakan untukmu sebuah pembaringan
yang tersusun dari mawar.
Bagi Ibrahim, khalil-Nya, api dinyalakan-Nya,
dan diubah-Nya tanur Namrud
menjadi sesejuk bunga-bunga merekah.
[6] Dia limpahkan cahaya pada bintang-bintang,
dan ditolongnya mereka yang tak berdaya.
Dia mengganjar hamba-Nya, bahkan memuji mereka.
Dia lah yang membuat dosa para pendosa berserakan
bagai dedaunan dilanda angin bulan Desember;
ke telinga mereka yang menghujat-Nya
dilantunkan-Nya ayat bahwa
Dia pengampun bagi mereka yang bertaubat.
Dia berkata,
"Wahai kaum yang beriman
maafkan lah orang yang tergelincir';
[7] ketika sang hamba menegakkan shalat,
Dia lah yang diam-diam mengaminkan.
Adalah "Aamiin" dari-Nya
yang membuat sang hamba
merasakan kebahagiaan dalam shalatnya;
bagaikan buah tin,
sisi lahiriah maupun batiniah sang hamba
menjadi manis dan menyenangkan.
[8] Rasa bahagia yang teramat mendalam ini
yang menguatkan tangan dan kaki sang hamba,
ketika dia dilintaskan melewati kesenangan dan kemalangan;
karena rasa bahagia itu
memberi kekuatan setara kedigdayaan seorang Rustam
kepada tubuh seorang hamba yang rapuh.
Dalam rasa bahagia Ilahiah,
sang hamba bagaikan seorang Rustam;
[9] tanpa kehadirannya,
bahkan seorang Rustam terpuruk dalam liputan kepedihan;
dengan rasa bahagia ini lah
jiwa diangkat dan dikuatkan oleh Sang Wazir.
[10] Kukirimkan warta ini dengan sepenuh hatiku:
ia telah paham cara menempuh jalan dengan cepat--
membawa penjelasan tentang Syams ad-Diin ke Tabriz-nya keimanan.
[11]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar