Rabu, 02 Desember 2015

MEREGUK SARI TASAWUF

KEUTAMAAN MAKRIFAT BAGI TASAWUF.

Kristus berkata ,"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal"(Yoh,14;2).
Ucapan ini tentu saja memiliki beberapa arti.
Salah satunya adalah bahwa ada banyak agama yang mengarah 
kepada Allah.
Hal itu juga berarti bahwa terdapat berbagai jenis jalan spiritual ,
sebagian berdasarkan pengorbanan dan tindakan-tindakan 
yang tidak mementingkan diri sendiri, 
sebagian lagi berdasarkan pengetahuan.

Karena Islam adalah agama Tauhid , dan dimensi batinnya, yaitu
Tasawuf , memadukan berbagai kemungkinan berbeda di dalam dirinya.
Tetapi juga karena Islam intinya didasarkan pada pengetahuan tentang
Keesaan Tuhan, jalan pengetahuan menjadi penting bagi jalan Sufi,
walaupun , seperti sudah dinyatakan , pengetahuan ini 
selalu dikombinasikan dengan cinta, iman, dan perbuatan baik.

Itulah sebabnya mengapa banyak orang yang tahu dalam cara 
yang mempersatukan dan mencerahkan dan yang disebut
kaum gnostik (dalam pengertian orisinal istilah itu dan 
bukan sebagai bid'ah Kristen) sering menyusun puisi mistikal 
yang sangat sublim.

Pengetahuan yang dibicarakan Tasawuf bukanlah pengetahuan mental
melainkan cahaya yang menerangi orang yang memiliki pengetahuan ini
dan bahkan sekelilingnya dan akhirnya mengembalikan manusia 
kepada Sumbernya, Matahari Supernal.
Pada tingkat tertinggi , subjek serta objek pengetahuan ini adalah Allah.

Kaum gnostik dalam Tasawuf disebut al-'arif billah , 
orang yang tahu karena Allah dan bukan orang yang mengetahui Allah, 
karena pada dasarnya hanya Percikan Ilahi di dalam diri kitalah 
yang dapat mengetahui Ilahi.
Tugas kita adalah membukakan tabir di dalam diri,
yang menghalangi kehadiran pengetahuan yang mempersatukan ini.

Nabi pernah berkata, "Pengetahuan adalah cahaya ", 
dan kita dapat menambahkan bahwa 
Al-Qur'an berbicara tentang Allah sebagai Cahaya langit dan bumi.
Nah, eksistensi itu sendiri adalah 
sinar yang memancar dari Matahari Ilahi.


Pengetahuan dengan demikian juga merupakan wujud.
Semakin banyak seseorang mengetahui dalam cara yang prinsipal,
dan tidak hanya secara diskursif, semakin seseorang itu "ada".
Pada tingkat tertinggi , 
orang yang mengetahui, pengetahuan, dan yang diketahui
menjadi satu.
Mengetahui Kebenaran dengan seluruh wujud diri , pada akhirnya
berarti "menjadi Kebenaran itu", menyadari bahwa 
akar dari "Aku" kita adalah Diri Ilahi itu sendiri, 
yang hanya Dia lah yang pada akhirnya dapat berucap "AKU".

Bukanlah ego individual al-Hallaj yang mengucapkan ana al-Haqq.
Itu akan menjadi penghujatan, dan seperti itulah 
tafsiran orang-orang jahil, yang tidak mengerti di sekeliling dirinya.

Dalam kenyataannya , orang yang mengucapkan ana al-Haqq ,
tidak lagi hidup sebagai politeis atau pemuja berhala, 
yang menempatkan egonya sendiri sebagai realitas terpisah dari Allah
sebagai al-Haqq dan memberhalakan ego-nya yang senantiasa berubah
dan cepat berlalu serta menjadikan dunia sebagai tuhan.

Singkatnya , 
pencarian Kebenaran terletak di jantung Tasawuf, 
dan tujuan sang murid adalah agar bisa naik ke tingkat kepastian
sehingga eksistensinya yang terpisah menjadi terbakar oleh Kebenaran
dan kepadanya dibukakan jalan untuk memasuki Taman Kebenaran.

#SHN,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar