APAKAH WALAYAH /WILAYAH ITU ?
Akar bahasa Arab untuk istilah walayah /wilayah adalah w-l-y.
Akar ini memiliki banyak arti ,
antara lain yang memiliki dominasi atas sesuatu,
bangsawan , kesucian; menjadi tuan, penguasa, teman, dan kedekatan.
Dalam ortografi Arab kita dapat membaca istiah tersebut
sebagai walayah maupun wilayah , dan selama berabad-abad
orang-orang yang berotoritas telah memperdebatkan
bagaimana seharusnya kata tersebut diucapkan
karena cara pengucapannya mempengaruhi artinya .
Itulah sebabnya saya menuliskan nya dalam kedua bentuk.
Untuk menunjukkan luasnya makna konsep kunci ini ,
cukup untuk menyebutnya bahwa pertama-tama
ia berkaitan dengan salah satu Nama Allah (al-Wali).
Selain itu, wali berarti penguasa dan gubernur di bidang politik,
tetapi wali Allah juga orang suci secara harfiah, "teman Allah"
di bidang intelektual dan spiritual.
Mawla
(yang kemungkinan besar merupakan asal dari istilah Persia mulla)
mempunyai arti sosial dalam sejarah Islam awal da dimaksudkan
untuk orang-orang non-Arab yang terikat pada suka Arab tertentu,
tetapi juga merupakan sebutan kehormatan yang berarti guru misalnya,
ketika orang merujuk kepada Rumi yang oleh kebanyakan muridnya
disebut sebagai Mawlana , artinya Guru kami,.
Selain itu, salah satu nama dari al-Mahdi atau Imam kedua belas
dalam Syi'ah adalah Wali al-'ashr,Penguasa Waktu.
Manusia yang jatuh
telah terputus dari dimensi yang lebih tinggi atau
lebih batin dari diri mereka sendiri dan
terkurung oleh penjara ego.
Lebih jauh lagi,
pintu-pintu gerbang menuju keadaan yang lebih tinggi
terkunci untuk orang biasa.
Kaum Sufi percaya bahwa selain fungsi kenabian (al-nubuwwah ),
yang dianugerahkan Allah kepada Nabi ,
beliau juga diberikan kuasa inisiatik walayah/wilayah.
Tugas kenabiannya menegakkan Hukum Ilahi atau Syari'ah,
dan kuasa waliyah/wilayah menegakkan thariqah atau
jalan yang melaluinya pintu-pintu penjara ini dibuka dan
perjalanan di luar diri individu dapat dilakukan.
Selain itu , beliau adalah "penutup para nabi" , dan
dengan kematiannya siklus kenabian berakhir.
Tetapi fungsi walayah/wilayah berlanjut dan bersambung
dari generasi ke generasi sampai zaman kita sekarang
dan akan terus sampai akhir zaman.
Tidak ada Muslim yang menerima bahwa
kenabian berlanjut setelah kematian Nabi,
sementara kaum Sufi serta Syi'ah arus utama percaya bahwa
kita masih hidup dalam lingkaran walayah/wilayah dan bahwa
"Cahaya Muhammad" dan berkah Muhammad terus ditularkan
melalui inisiasi dan latihan ruhani dari generasi ke generasi.
Singkatnya,
bila orang ingin menempuh jalan ke Taman itu,
dia harus menemukan guru spiritual yang autentik ,
yang di dalam dirinya kekuatan itu hadir dan
menerima melalui ritual yang bersambungan kembali kepada Nabi ,
inisiasi yang menjalarkan kekuatan walayah/wilayah kepadanya.
Melalui ritual ini ,
kunci pada pintu yang membuka ke jalan pendakian
atau kekuatan batin itu terlepas.
Sekarang tugas sang muridlah untuk membuka pintu itu
dan melangkah di atas jalan menuju Allah
melalui amalan spiritual dan dengan Rahmat Allah.
Untuk menjadi sahabat Allah atau wali Allah ,
orang harus mampu terbang di langit tertinggi
diangkat oleh kuasa dari walayah/wilayah yang sekarang
tetapi juga mengerahkan upaya dengan menggunakan sayap jiwa.
Tentu saja , ada orang-orang yang ditarik ke Langit
melalui daya tarik spiritual semata dan diluar kehendak mereka.
Tetapi,mereka adalah pengecualian yang membuktikan aturan itu.
Mereka sering disebut majzab , yaitu yang sepenuhnya tertarik
kepada Allah dan oleh Allah, tetapi mereka tidak dapat
membimbing orang lain karena mereka tidak menapaki jalan itu ,
langkah demi langkah.
Adapun orang-orang yang telah menjalaninya disebut penempuh jalan
(tunggal, al-salik) dan merekalah sebagian besar orang-orang
yang mencapai stasiun agung dengan mengetuk pintu gerbang
ke Taman Kebenaran.
Merekalah orang-orang yang telah mengalami pelatihan spiritual
di bawah pengarahan guru yang autentik dan
telah menempuh seluruh tahapan dari jalan tersebut.
@HSN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar