Jumat, 25 Desember 2015

MEREGUK SARI TASAWUF

ILMU PENGOBATAN JIWA.

Tidak ada seorangpun yang bisa memasuki Taman Kebenaran
yang jiwanya belum disembuhkan 
dari penyimpangan , keterceraian dan keterserakan 
yang disebabkan oleh kejatuhan dari keadaan fitrah,
dan terutama konsekwensi dari modernisme dan sekularisme 
selama beberapa abad silam, dan sebagai akibatnya 
kebanyakan orang hidup dalam dunia tanpa pusat.


Seperti metode spiritual lainnya, misalnya Yoga ,
Tasawuf memiliki ilmu tentang jiwa dan 
guru Sufi sejati juga seorang dokter jiwa 
yang dapat menyembuhkan penyakit jiwa murid-muridnya.

Ada psikologi suci serta psikoterapi suci dalam Tasawuf
yang tidak dapat disamakan dengan teori dan praktik
sekuler modern dengan nama yang sama .

Psikologi modern berbicara tentang kebebasan diri,
sementara tujuan psikologi  Sufi kebebasan dari diri atau ego.

Psikologi sufi berkenaan dengan integrasi elemen-elemen jiwa
dan selanjutnya perkawinannya dengan Ruh .

Psikologi tradisional ini,
juga banyak dilakukan dalam Hinduisme dan Buddhisme,
sebenarnya harus disebut pneumatologi dan dan sekaligus psikologi
karena ia berkaitan dengan ruh atau pneuma maupun jiwa.

Semua unsur jiwa kita diciptakan oleh Allah 
dan bernilai jika mereka memainkan peran
yang untuk  itu mereka dibuat.

Tetapi jiwa sebagian besar manusia telah menjadi kalut 
dan beberapa elemen jiwa tidak lagi berada di tempat mereka 
yang seharusnya, atau berfungsi sebagaimana seharusnya.

Manusia yang telah jatuh 
biasanya ,
mencintai apa yang seharusnya ia benci dan 
membenci apa yang seharusnya ia cintai.

Sebagai contoh, 
manusia yang telah jatuh menyukai aktivitas yang distorsif ,
yang seharusnya ia benci , dan membenci aktivitas kontemplatif 
yang tenang dan tenteram , yang seharusnya ia cintai , 
meski tentunya ada beberapa pengecualian.

Jiwa manusia yang jatuh penuh dengan buhul ,
yang mengakibatkan semua semua perasaan dan emosi negatif 
yang dialami jiwa , seperti kegelisahan, agresi , egosentrisme , depresi,
dan sebagainya, dan kekuatan-kekuatan ini mendorong  perbuatan
yang secara teologis dan moral disebut dosa atau kejahatan.

Selain itu, jiwa yang tercerai berai , yang begitu jamak hari ini,
berkaitan dengan perhatian yang berlebihan pada hal-hal lahiriah
dan hilangnya kepekaan terhadap yang sakral.

Masyarkat modern telah mengembangkan budaya 
yang lebih mengutamakan aktivitas daripada kontemplasi 
melalui penciptaan ruang-ruang kota 
yang penuh dengan kebisingandan pengalih perhatian 
serta atmosfer yang dipenuhi dengan informasi dan iklan 
yang tak hentinya membombardir kita semua.


Atmosfer yang meliputi segalanya ini 
semakin mengalihkan jiwa ke arah luar dan menjauhi  pusatnya.

Kedamaian batin telah menjadi makin sulit untuk diraih
karena riuhnya kehidupan manusia 
yang menjadi ciri kondisi  sebagian besar dunia ini.

Kita harus ingat bahwa terdapat korespondensi 
antara 
fenomena transien dan sementara di dunia ini 
dengan fenomena di dalam jiwa.
Dan karena hal-hal yang serupa biasanya saling tarik - menarik,
jiwa yang kalut makin terpikat pada dunia yang mengitari kita hari ini,
melupakan  pusatnya sendiri dan melupakan Allah,
yang berada di jantung/pusat dari manusia ,
entah mereka sadar akan Realitas ini atau tidak.

Namun jiwa mendamba keutuhan, 
dan tidak pernah sepenuhnya puas dengan keserbaragaman 
yang sementara , meskipun ini memberikan kesenangan yang instan 
karena pemenuhan  ini atau itu yang dihasratkan oleh nafsu.

Jika tak  ada kerinduan pada watak kita yang purba,
yang selalu terpusat dan dalam  persatuan dengan Ruh,
tidak seorangpun akan berusaha  untuk mengikuti jalan Sufi.
Tetapi sebagian orang menyadari penyakit ruhani mereka
dan mencari dokter bagi jiwa 
yang akan menyembuhkan penyakit mereka, 
yang akan menguraikan buhul-buhul jiwa , 
dan menempatkan berbagai unsurnya kembali ke tempat semula,
dengan masing-masing fakultas dalam jiwa berfungsi seperti 
yang dimaksudkan baginya menurut ajaran ruhani berbagai tradisi.

Obat yang diberikan untuk proses pengobatan penyakit jiwa ini
adalah amalan ruhani dan penumbuhan kebajikan .

Dalam salah satu ghazal yang paling terkenal  di Diwan -i-Syams,
Rumi melantunkan :

"Seruan Surgawi telah datang,
 dokter para  Pencinta telah tiba,
 Jika kau ingin dia datang kepadamu,
 jadilah sakit...
 jadilah sakit".

Langkah pertama menuju kesempurnaan adalah
kesadaran tentang ketidaksempurnaan kita.

Orang yang memerlukan seorang dokter tidak akan mendatanginya
jika dia menyadari bahwa dirinya sakit dan memerlukan bantuan medis.
Hal ini berlaku bagi jiwa maupun tubuh kita.

orang yang datang kepada guru Sufi dengan niat serius adalah
orang yang menyadari ketidaksempurnaan keadaan batin mereka
dan perlu disembuhkan dari penyakit yang diderita jiwa 
sebelum perjalanan hidup mereka sampai di akhir.

@HSN.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar