Sabtu, 19 Desember 2015

MEREGUK SARI TASAWUF.

BAGAIMANA KITA MERAIH  TAMAN KEBENARAN.
Jalan Menuju Yang Esa.

JALAN YANG LURUS.

Lima kali setiap hari , 
setiap Muslim di seluruh dunia berdiri dihadapan Allah dalam shalat 
dan membaca surah Al-Fatihah yang seperti telah disebutkan, 
mencakup "Tunjuki kami jalan yang lurus',Q.S Al-Fatihah (1) ;6.

Jalan yang lurus itu menyangkut hubungan dasar kita 
sebagai manusia dengan Allah.
Mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus 
bukan hanya mengikuti Kehendak Allah dan hukum-Nya di bumi,
tetapi dalam pengertian tertinggi adalah naik ke Hadhirat Ilahi.

Mencapai Taman itu mensyaratkan untuk melalui jalan pendakian yang,
lebih jauh lagi , dapat dipandang sebagai perjalanan 
ke luar diri kita menuju Realitas Transenden dan 
penembusan ke dalam Realitas yang sama dalam aspek imanennya 
yang bersemayam di dalam lubuk hati kita.

Ide tentang jalan yang lurus (al-shirat al-mustaqim) begitu sentral 
bagi kaum Muslim sehingga mereka mengindentifikasi Islam 
sebagai jalan pendakian menuju Allah.

Ketika kaum Sufi membaca ayat ini, 
mereka berkonsentrasi pada jalan vertikal dan atemporal 
daripada yang fana dan horizontal, serta berdo'a kepada Allah 
agar diberi petunjuk tentang jalan pendakian.

Hal itu berarti mentransendensi kesadaran 
dan kehidupan manusia sehari-hari , sebuah jalan 
yang juga menjadi salah satu kekuatan batin,
hingga mereka tiba "disana", yang juga "disini" 
di tengah-tengah wujud kita.

Menurut hadis , 
"hati orang beriman adalah Arasy yang Maha Pengasih (dan Penyayang)",
yaitu Allah.

Jalan yang mengantarkan seseorang 
dari pinggir lingkaran keberadaan menuju Pusat ini 
disebut dalam bahasa Arab at-thariq atau thariqah,
dan ini juga merupakan istilah yang digunakan 
untuk tarekat Sufi tertentu.

Selama kita berada dalam tatanan manusia , 
ada pertautan yang mengikatkan kita langsung kepada Allah
dan jalan yang bisa kita ikuti untuk mencapai-Nya,
entah kita menerima atau menolak yang Ilahi 
dan jalan menuju kepada-Nya.

Sebagaimana yang dikatakan Rumi ;

"Ada ikatan,
 tanpa bertanya bagaimana ,
 tanpa  bandingan,
 Antara  Allah manusia  dan jiwa manusia".

@HSN.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar