“Kami sangat menghargai saudara-saudara kami
yang menganggap bukti kemusliman orang seorang.
Tetapi, kebiasaan yang kami lakukan adalah memperkukuh dulu landasan Tauhid
dari manusia-manusia yang beroleh pancaran cahaya hidayah dari al-Hadi
sampai terpancar cahaya salamah dan cahaya amanah laksana bentangan pelangi
di cakrawala jiwa.
Jika Tuan bertanya kenapa kami melakukan kebiasaan itu?
Maka, kami akan menjawab bahwa kami sangat meyakini betapa sesungguhnya makna hakiki dari Islam adalah pancaran rahasia cahaya matahari Kebenaran
yang mengejawantahkan citra
Kelempangan (al-Hadi),
Keselamatan (as-Salam),
Keamanan (al-Mu’min),
Kemurahan (al-Karim),
Kesabaran (ash-Shabur),
Pengampunan (al-Ghaffar),
Kesucian (al-Quddus),
Kesantunan (al-Halim),
Kecintaan (ar-Rahman),
Kasih (ar-Rahim), dan
pancaran dari Asma’, Shifat, Af’al Allah
yang mulia yang menerangi alam semesta dengan rahmat-Nya (rahmatan lil al-‘alamin).”
.
“Dengan pandangan kami itu,
jelaslah bagi kami bahwa apa yang disebut al-Islam adalah ruhaniah.
Al-Islam mutlak berada di dalam genggaman Allah.
Karena itu, kami menganggap tidak bijak jika meminta Barbosa
mengucapkan dua kalimah syahadat sebagai tanda kemusliman,
sementara kami menangkap isyarat ruhani bahwa
dia belum waktunya mengikrarkan keislaman dirinya.
Jika Barbosa dengan terburu-buru kita minta mengikrarkan syahadat,
maka dia akan secepatnya terlempar dari kaumnya dan bahkan akan kehilangan nyawanya. Sementara dengan membiarkan dia sebagaimana adanya,
dia akan menjadi perantara bagi terpancarnya cahaya hidayah kepada kaumnya.
Lantaran itu, kami sangat yakin jika waktunya telah datang,
dia akan menemukan sendiri Kebenaran Sejati meski tanpa bimbingan kami.
Kenapa kami berpendapat demikian?
Karena menurut pandangan kami,
persaksian keislaman orang seorang tidak bisa dipaksakan waktunya.
Jika sudah tiba saatnya,
di mana pun dia berada akan mempersaksikan dirinya sebagai Muslim.
Dan kami sangat yakin jika mereka telah dipancari hidayah oleh al-Hadi
akan terbimbing di jalan-Nya,
meski mereka berada di lingkungan yang membenci Islam,” kata Abdul Jalil.
.
#Novel Syaikh Siti Jenar #Quote
Tidak ada komentar:
Posting Komentar