JANGAN IMPIKAN ROH IMAN TANPA MENGHAYATI WAHYU
Semakin lama kita ditinggalkan Nabi SAW,
semakin jauh kefahaman dan penghayatan kita tentang wahyu.
Akibatnya, semakin mati ROH keIslaman dan keimanan kita.
Wahyu itu sendiri dari kata pokok HAYAT.
Ia mampu menghidupkan jiwa yang mati jika dihayati.
Wajarlah keyakinan kita akan menurun dan iman kita semakin mati
jika kita tidak memahami dan menghayatinya.
Inilah hakikat hidup umat Islam hari ini.
Kita berfirqah dan bersifat assobiyah di seluruh dunia.
Setiap diri meraba-raba dan bersangka-sangka
dalam menetapkan halatuju dan cara hidup.
AlQuran di tangan hanya dibaca 'tanpa maknanya' apabila ada orang mati,
di malam jumaat atau di bulan puasa saja.
Mari sama-sama kita keluar dari hidup yang dibelenggu kegelapan
tanpa CAHAYA petunjuk yang terang benderang ini.
Mari buang ego diri dan suburkan sifat HAMBA
agar kita turut menjadi pilihan ALLAH untuk melayakkan diri menerima petunjukNya.
Mari sama-sama kita bina dan tiupkan semula
ROH ISLAM dalam diri, keluarga dan masyarakat kita.
Mari tingkatkan usaha untuk memahami dan MENGHAYATI WAHYU
agar kita mampu membimbing dan menunjukkan pula jalan yang lurus,
yang harus kita istiqomahkan kepada generasi yang bakal kita tinggalkan.
QS; 42. Asy Syuura
52. Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu suatu ROH dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab dan tidak (mengetahui) iman, tetapi Kami menjadikannya suatu cahaya,
yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki
di antara hamba-hamba Kami.
Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
53. (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi. Bahwasanya, kepada Allah-lah kembali semua urusan.
TIDAK KIRA SAMADA KITA INI GOLONGAN ATAS (LANGIT) MAHUPUN BAWAH (BUMI),
MARI KEMBALIKAN URUSAN KITA MENGIKUT MANUAL & TATACARA
YANG TELAH ALLAH BERIKAN.
Renungan subuh
SELASA - 22 DIS 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar