Kamis, 30 Juni 2016

Cinta Dan Takut

Sang Sufi bermi’raj ke ’Arsy dalam sekejap; 
sang zahid membutuhkan waktu sebulan 
untuk sehari perjalanan.
Meskipun, bagi sang zahid, 
sehari bernilai besar sekali, 
namun bagaimana satu harinya bisa sama 
dengan ’lima puluh ribu tahun’?
Dalam kehidupan sang Sufi, 
setiap hari berarti lima puluh ribu tahun di dunia ini.
Cintra (Mahabbah), 
dan juga gairah cinta ('isyq), adalah sifat Tuhan; 
takut adalah sifat hamba nafsu dan birahi.
Cinta memiliki lima ratus sayap; 
dan setiap sayap membentang 
dari atas surga di langit tertinggi sampai di bawah bumi.
Sang zahid yang ketakutan berlari dengan kaki; 
para pencinta Tuhan terbang lebih cepat daripada kilat.
Semoga Rahmat Tuhan 
membebaskanmu dari pengembaraan ini! 
Tak ada yang sampai 
kecuali rajawali yang setialah 
yang menemukan jalan menuju Sang Raja.

Maulana Jalaluddin Rumi, Matsnawi V, 2180



Barakah & Hidāyah,

Barakah & Hidāyah, 

ini adalah apa yang selalu kita minta.

Doa kita adalah selalu untuk kebahagiaan 
dan menemukan jalan yang benar, 
baru kemudian kalian akan bahagia, 
kalian tidak bisa bahagia dengan apa pun. 

Berkata" Mari kita lakukan hal ini, hal itu "mereka melakukan jalan mereka,

 pada akhirnya itu sia-sia. 
apapun yang mereka lakukan, hasilnya bukan untuk apa-apa.
Terpenting adalah untuk menemukan jalan yang benar , 
maka akan ada kebahagiaan. 
Allāh memberikan barakah dan memberikan hidāyah, 
ini adalah apa yang kita inginkan. 
hidāyah berarti, untuk menunjukkan mereka jalan yang baik.

Karena manusia , 

mereka di lihat dari waktu ke waktu selalu mengubah gaya hidup mereka, 
mereka tidak senang dengan apa yang mereka [memiliki].
 karena mereka melakukan itu mengikuti pikiran mereka. 
 jika mereka mengikuti perintah allāh, mereka akan bahagia , 
tidak perlu untuk mencoba hal hal baru setiap kali .
Beberapa saat setelah selesai. 

mereka menjadi sedih, 
mereka menjadi sengsara, 
mereka menjadi putus asa. 
tapi allāh, ia menempatkan kekuasaanNya,
 yang dapat kalian lakukan sampai akhir dunia. 
tidak perlu mencari hal lain [lain]. dan i
ni akan membuat kalian bahagia di dunia dan akhirat." 

Mawlana Syekh Muhammad adil ar Rabbani q.s

Nafsu . Akal Menutupi Nur Makrifat

Nafsu . Akal Menutupi Nur Makrifat

Firman Allah :
“Dan pada dirimu itu, mengapakah kamu tidak melihat (tanda-tanda dan bukti kebesaranNya)?” (Adz-Dzaariyaat : 21)
Awal agama adalah mengenal Allah, awal mengenal Allah adalah mengenal diri. Kata ‘arifbillah: “Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka mengenal ia akan Tuhannya. Sesiapa yang mengenal Allah, maka binasalah (fana) dirinya.”
Firman Allah diatas sebagai pembuka segala rahsia dalam rahsia. Hanya Allah wajibal wujud dan Dia wujud pada DzatNya. Adapun sekelian wujud yang lain bukan wujud pada dzatnya, tapi wujudnya diwujudkan oleh Allah. Makhluk diwujudkan Allah untuk menunjukkan sifat Keagungan dan KebesaranNya.
Firman Allah dalam hadis Qudsi :
ﻛﻨﺖ ﻛﻨﺰﺍ ﻣﺨﻔﻴﺎ ﻓﺄﺭﺩﺕ ﺃﻥ ﺃﻋﺮﻑ ﻓﺨﻠﻘﺖ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻟﻴﻌﺮﻓﻮﻧﻲ
“Aku adalah ‘Kanzun Mahfiyyan’ (yang terpendam dan tertutup). Aku ingin ditemukan dan dikenali. Kuciptakan makhluk agar mereka mengenalKu.”
Makhluk dan diri kita tiada lain melainkan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan DiriNya. Pada kita Dia menunjukkan wujudNya, menunjukkan SifatNya, menunjukkan Asma’Nya dan menunjukkan Af’alNya. Maka barangsiapa yang melihat dirinya dan alam tanpa melihat ‘wajah Allah’, mereka adalah golongan yang terdinding dengan waham (kegelapan awan nafsu dan khayalan akal).
Mereka adalah golongan yang syirik dalam penglihatan, pendengaran, sentuhan, pemikiran dan perasaan apabila hal tersebut tiada berhubung atau bertali simpul dengan Allah. Melihat diri dan alam tanpa melihat ‘wajah Allah’ bersamanya adalah jahil murakab; Yakni jahil pada Tuhannya, tiada mengenal Ketunggalan sifat Allah dan jahil pada dirinya yakni tiada mengenal hak pada dirinya!
Firman Allah :
“Dimana kamu hadap di situlah wajah Allah SWT.” (Al-Baqarah : 115)
Berkata Syaikh Ibnu ‘Athaillah Askandary dalam Syarah Hikam:
“Bagaimana dapat dibayangkan bahawa sesuatu itu mendindingkanNya sedangkan Dialah jua yang menzahirkan tiap-tiap suatu daripada tiada kepada ada.”
“Bagaimana dapat dibayangkan bahawa sesuatu itu mendindingkanNya sedangkan Dialah yang telah zahir dengan tiap-tiap sesuatu.”
“Bagaimana dapat dibayangkan bahawa sesuatu itu mendindingkanNya sedangkan Dialah jua yang telah zahir dalam tiap-tiap sesuatu dengan KudratNya dan dengan KeagunganNya daripada segala SifatNya.”
La ilaahaa illaLlah wahdahu laasyariikalah…Tiada tuhan melainkan Allah dan tiada sekutu yang lain disisiNya!
Hak jasad adalah kaku terbujur yang tiada dapat berfungsi apa-apa walaupun ada mata, telinga, mulut, hidung, tangan, akal dan hati. Ia tidak dapat menepis walau seekor lalat atau nyamuk jika hinggap padanya. Ia bisu, buta, pekak, tiada bernafas, bodoh, lemah dan tiada kehendak. Tiada siapa mahu menyimpan jasad kaku ini dalam rumah walaupun di kalangan ahli keluarga yang amat menyayanginya.
Jasad adalah sarung untuk diri kita (ruh) di alam dunia ini. Diri kita telah beribu tahun di alam ruh memuji dan memandang Allah mengikut kadar yang diizinkan. Maka sampai saat Allah mahu diri kita melihat dan memujinya di alam zahir, maka diri kita dimasukkan dalam sarung badan manusia dari pelbagai jenis keturunan yang berlainan warna kulit, bentuk badan dan sebagainya.
Diri kita di alam ruh telah mengenal Allah dengan pandangan yang dibuka secara kasyaf dan memuji Allah dengan Nur Allah. Diri kita (ruh) juga adalah kaku, tiada baginya sifat melainkan Allah persifatkan ia dengan diperlihatkan, diperdengarkan, diperkalamkan, diperhidupkan, diperkehendakkan, diperilmukan dan diperkuasakan tanpa alat zahir seperti mata, telinga dan lainnya. Apabila ia dimasukkan dalam sarung badan manusia, maka segala alat anggota badan berfungsi dengan kadar yang ditentukan sesuai di alam zahir pula. Tiada tujuan lain kita dimasukkan dalam badan yang lengkap dengan alat-alat tersebut melainkan agar tetap bertauhid dan bertasbih padaNya.
Firman Allah :
"Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk mengabdikan diri kepada-Ku." (adz-Dzaariyaat : 56)
Kita diperintah mentauhidkan DiriNya dalam pandangan, dalam pendengaran, dalam pernafasan, dalam rasa, dalam sentuhan dan dalam gerak diam.
Firman Allah :
“… Maka ke mana pun kamu menghadap disitulah wajah Allah.” (al-Baqarah: 115)
“Dan Allah bersama kamu di mana sahaja kamu berada.” (al-Hadid : 4)
“Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat." (as-Shofat : 96)
Begitu juga kita diwajibkan mentauhidkan DiriNya dalam perbuatan yang merangkumi aspek kesyumulan kehidupan insan sama ada dalam ibadah, pendidikan, perubatan, pekerjaan, perniagaan, makan dan minum, perkahwinan, politik, perundangan, hiburan, pergaulan, akhlak, budaya dan lainnya.
Namun apabila diri kita berada dalam badan, segala makrifat kita telah terdinding oleh dua daging iaitu daging pada kepala (otak) dan daging pada sebelah kiri (jantung). Pada otak dinamakan akal dan pada jantung dinamakan nafsu. Akal membawa kita kepada ketuhanan logik (Muktazilah) dan nafsu mengajak kita kepada ketuhanan diri (Qadariah).
Segala maklumat Alam Ruh, Alam Jabarut dan Alam Malakut tersimpan kukuh dalam sirr sanubari setiap insan. Ia tiada hilang dan perlu dibuka kembali agar tiada tertipu dengan keindahan dunia dan mengingatkan kembali asal dirinya.
Al-Quran dan Hadis adalah cahaya yang memberi petunjuk bagi segala rahsia dalam rahsia. Ia memberi jawaban kepada persoalan dari mana asal manusia, apa tujuannya di alam ini dan ke mana mereka akan pergi selepas ini. Ia membuka rahsia alam di sebalik alam yang tiada dapat dicapai dengan akal manusia yang amat terbatas.
Bermula alam tiada, diciptaNya qalam, alam ruh, alam malaikat, alam jin dan syaitan, alam zahir, alam barzakh dan alam akhirat. Sesiapa yang berpegang dengan petunjuk keduanya (Al-Quran dan Hadis) dan memahami tafsiran keduanya mengikut jalan para ulama yang Haq, nescaya mereka akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.

INTI AGAMA

Untuk menghormatinya ﷺ, 
memuji nya ﷺ adalah inti dari agama. 

Esensi dari ṭarīqah kita, 
esensi dari agama adalah untuk mengikuti Nabi (ﷺ). 
untuk menghormatinya, 
memuji nya (ﷺ) adalah inti dari agama. 
tidak bisa dengan lainya. 
jadi islām adalah semua tentang memuji Nabi (ﷺ). 

Jika kalian ingin Allāh, 
jika kalian suka Allāh ikuti saya "kata Nabi (ﷺ). 
Allāh akan mencintai kalian, 
mengangkat derajat kalian. 

Saat Ini ada begitu banyak orang, 
banyak shayṭān membingungkan orang, 
ada orang yang lebih buruk daripada shayṭān. 
mereka menyesatkan pikiran orang dari jalan yang benar 
mereka membahayakan orang, 
tapi terutama mereka membahayakan diri mereka sendiri. 

Karena 
ketika kalian mencoba 
untuk melakukan perbuatan baik 
shayṭān menahan kalian. 
ego juga menahan, 
tetapi ketika ada kejahatan 
mereka menyerang semua bersama-sama. 
itu sebabnya kalian melihat efek domino . 
mengikuti mereka adalah berbahaya. 
Usaha kalian, 
semua yang kalian lakukan akan sia-sia. 
tidak hanya hal itu yang akan sia-sia, 
kalian juga melakukan dosa. 
Kalian membawa beban dosa itu juga. 

Sultan ul awliya mawlana Syekh Muhammad adil AR-Rabbani 
(qaddasallahu sirrahul'aziz) 
allaahumma Salli Alaa muhammadin 
WA Alaa aali muhammadin WA sallim

Ibrahim bin Adham

Ketika sedang berjalan, Ibrahim bin Adham bertemu dengan seorang lelaki yang tidak dikenalnya lalu bertanya kepadanya, "Engkau seorang hamba?"

Jawab Ibrahim, "Ya".

"Di mana tempat perkampungan terdekat?" tanya lelaki itu.

Ibrahim segera saja mengarahkan jari telunjuknya keperkuburan yang ada di dekat situ sambil berkata,

"Itulah perkampungan yang sebenarnya, sebuah perkampungan hakiki".

Lelaki itu mundur sedikit lalu dengan perasaan kurang senang berkata, "Aku menanyakan letak perkampungan, mengapa kamu menunjukkan pekuburan kepadaku? Apa kamu hendak mengolok-olok aku?".
Dengan penuh kemarahan, lelaki itu memukul kepala Ibrahim dengan tongkatnya sehingga darah bercucuran dari kepala Ibrahim.

"Pukullah kepala yang telah lama berbuat dosa kepada Allah ini", gumam Ibrahim bin Adham sambil berusaha menghentikan aliran darah dari kepalanya.

Lelaki itu kemudian pergi. Kejadian ini diketahui oleh orang yang kebetulan berada tidak jauh dari tempat itu. Ia lalu menghampiri pendatang tadi dan berkata, "Hai lelaki, tahukah maksiat yang telah kamu lakukan hari ini? Kamu baru saja memukul kepala orang yang paling banyak beribadah di zamannya. Kamu baru saja memukul Syeikh Ibrahim bin Adham, seorang alim yang terkenal."

Mendengar ini, lelaki itu segera kembali mendatangi Ibrahim lalu meminta maaf.

Ibrahim kemudiannya ditanya olehnya, mengapa dia mengaku dirinya hamba. Jawab Ibrahim,

"Kamu tidak bertanya: Engkau hamba siapa. Kamu hanya bertanya engkau seorang hamba. Kerana itulah aku menjawab 'ya' keranaaku adalah hamba Allah. Dan apabila kamu menyebat kepalaku, aku telah pun berdoa agar Allah memasukkan kamu kedalam syurga."

"Bagaimana mungkin?", seru lelaki itu dengan perasaan lega bercampur heran.

"Karena, ketika kamu memukul kepalaku, aku bersabar, dan balasan bagi orang yang sabar tidak lain adalah syurga. Jadi, tidaklah pantas jika aku masuk surga karena kamu, tetapi kemudian aku mendoakanmu masuk neraka. Ini juga bukanlah sikap yang bijaksana", jelas Ibrahim bin Adham.

Begitulah sifat mukmin sejati. Akhlaknya mulia walaupun dihina dan disakiti oleh orang lain, dan di dalam hatinya, tidak terdetik untuk membalas dendam, sebaliknya mendoakan kesejahteraan terhadap orang yang menzaliminya.

Sultan ul awliya mawlana Syekh Muhammad Nazim Al Haqqani (qs)

Sultan ul awliya 
Mawlana Syekh Muhammad Nazim Al Haqqani (qs)
13 10 2006.


Wahai orang orang beriman, 
ini adalah sepertiga terakhir 
dari bulan yang diberkati bulan Ramadan.
Sepuluh hari terakhir telah tiba. 

Allah SWT membuka pintu ilahinya Rahmat Ilahi-nya yang Agung , 
Allah memberikan kita, apa yang kita minta. 
Sepuluh hari pertama adalah hari Rahmat, 
kedua hari-hari maghfirat, pengampunan.
Dalam sepuluh hari di sana ada laylatuL Qadr. 

setiap tahun allah berikan yang berbeda 
dan tahun ini ampunan ilahi Nya melebihi Rahmat 
dari 14oo tahun sebelumnya! 

Berhati-hatilah, 
apa yang kalian bicarakan dalam sepuluh hari terakhir ini. 
segala sesuatunya harus bersih, 
hati kalian harus untuk Allah SWT. 
setidaknya selama satu jam dalam sehari , 
bersama lah dengan Allah dan ucapkanlah: 

"Wahai Allah SWT, sekarang saya di hadapanMu" 


Orang sekarang telah menjadi keras dan bodoh, 
karena mereka meninggalkan Islam. 
ini adalah kedua kalinya dari jahiliya. 

Wahai Allah, 
kirimkan seseorang untuk menyelamatkan kami. 
Bantuan datang dari kalian sendiri. 
satu orang sudah cukup
Wahai orang orang kita telah mencapai hari hari terakhir, 
3 bagian dari bulan suci Ramadan dan itu adalah yang paling berharga, 
hari yang paling berharga di bulan suci Ramadhan, dan 
melalui 3 bagian itu, 
sepuluh hari dan sepuluh malam ini adalah 
yang paling berharga sepanjang tahun.

Dan Allah berikan kepada orang orang beriman , Muslim, 

untuk bahagia dengan samudera ampunan Allah 
yang tak ada habisnya dan juga lautan berkah Nya.

Wahai orang orang, 
datang untuk diri sendiri! 
Jangan mengikuti Setan dan jalan Setan! 
Tinggalkan jalan setan. 
datang ke Islam, 
datang pada Allah! 

Dalam sepuluh hari ini 

ada satu malam yang nilainya 
tidak ada yang bisa dapat mengatakan tentang 
kebesaran dan kesucian malam itu, 
laylatuL Qadr. 

Malam itu seluruh langit hanya di penuhi 
dengan berkah dan Nur, 
cahaya dari takhta suci , 
arsyu Rahman,turun di 7 langit dan 7 langit 
akan sedemikian Indah megah oleh kemuliaan dari Allah SWT.
Hanya Dia yang membusanai malam itu! 


Wahai orang orang, 
coba lah untuk meraih nya 
walau hanya untuk kalian sesuatu surgawi itu , 
untuk membuat kalian diterima dalam hadrat Ilahi, 
yang Tuhan kalian senang dengan kalian! 
Wahai orang orang, cobalah ini! 

Wahai umat manusia, 
datang pada Allah, 
jangan melarikan diri, 
jangan berjalan di (ke) neraka! 

Allah SWT memanggil kalian 
untuk hidup yang kekal Abadi, 
keabadian, selamanya! 
Semoga Allah mengampuni kita! 

Allah SWT menyembunyi kan malam yang suci, 
sehingga orang dapat meminta setiap malam itu adalah 
malam suci laylatuL Qadr, malam kekuatan, 
yang hanya muncul (di dalamnya) seperti Atom dari kekuatan itu, 
(dari) kekuasaan samudera Allah. 
hanya satu dharra, satu Atom, 
akan datang dan malam itu muncul 
dan membuat semua ciptaan melalui cahaya Ilahi. 
(yaitu) melalui (satu) titik lautan kekuasaan! 

Allahu Akbar! Allah yang besar! 

Semoga Allah mengampuni kita! 
kita berharap bahwa itu Kamis malam, Rabu, Kamis. 
kita berharap bahwa itu pada malam itu, 
tapi mungkin malam ini, 
mungkin 21, 23 atau 25 atau 27 atau 29 malam. 
kita berharap tahun ini pada tanggal 27 malam (yang) yang tajalli, 
penampakan, Allah SWT akan datang ke bumi untuk membuatnya bersih! 

Wahai Orang orang, 

hati-hati dan coba lah untuk bangkit. 
bangun, wahai umat manusia, 
sambut lah malam yang suci! 
Kalian akan senang di sini dan akhirat untuk selama-lamanya, 
keabadian, kekekalan. 
Semoga Allah mengampuni kita!
AMIIN YRA.

Rabu, 29 Juni 2016

GURU MURSYID PADA KERUHANIAN ISLAM ADALAH Al-ULAMA WARISYATUL ANBYA.

GURU MURSYID PADA KERUHANIAN ISLAM ADALAH Al-ULAMA WARISYATUL ANBYA.
===================================================

Assalamu’alaikumWr. Wb.
Terlebihdahulu puji syukur yang tidak terhingga kita panjatkan kehadirat Allah SWT.
Sebagaimana pujian-nya orang-orang yang kuat yaqin dan kesyukuran-nya orang-orang yang putus pengenalan.
Selanjutnya shalawat seiring salam yang khalis mukhlisin keharibaan Arwahul Muqaddasah junjungan alam Baginda Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW. Kepala Negara yang pengayom dan kasih kepada rakyatnya,
Ahli Tata Negara yang tiada duanya,
Panglima perang yang gagah perkasa,
Filosof dunia yang tiada tolok bandingnya,
Kepala keluarga yang bijaksana,
Imam yang sempurna,
Guru dari sekalian Guru Mursyid,
Matahari penunjuk jalan,
Pemberi syafa'at dan Rahmatan lil'alamin, Rahmat bagi seluruh Alam.
Kemudian hormat dan khidmat serta salam ta'zim yang berkepanjangan kita sampaikan kepada Khalifah Rasulullah sebagai Al-Ulama Warshatul Anbya di masing-masing jamannya.
Merekaitu telah mengangkat kita dari lembah kehinaan, kebodohan dan kebutaan
ke atas dataran pengenalan yang tinggi ke peringkat kemuliaan yang tidak terhina lagi untuk selamanya yaitu bahagia raya yang tidak pernah kunjung padam
karena telahmengetahui yang halal dan yang haram,
mengerti yang haq dan yang bathil,
mengenal yang syirik dan yang mukhlis,
mengenal mana langkah Malaikat dan mana langkah Syetan.

Wahai Guru Mursyid kami dengan sebab musababmu menjadilah kami hamba-hamba yang disinarkan Allah dengan Iman,
mengenal akan amanat Allah dan mengenal akan Warisan Rasulullah sebagai Khalifah Allah dan Khalifah Rasul yaitu Ulama Warshatul Anbya.
Berkah uluran tanganmu kami terangkat dari lembah kesesatan kepada pengenalan,
dengan bimbinganmu yang penuh kesabaran kami terhindar dari keragu-raguan,
dengan pengajaranmu yang cukup dalil kami mendapat keyakinan,
dengan tuntunanmu yang tidak mengenal bosan kami dapat mengenal tujuan,
dengan petunjukmu yang penuh hikmah merubah kami dari kejahilan kepada kearifan,
dan dengan amalan dzikirullah yang engkau tanamkan menjadikan kami hamba-hamba Allah yang sempurna Islam, sempurna Iman, sempurnaTauhid dan sempurna Ma'rifatullah.

Kehidupan kita dengan kehidupan Nabi SAW terpaut lebih kurang 1500 tahun setelah Junjungan wafat,
padahal beliau Nabi Muhammad SAW sebagai tangan di dunia bagi ummatnya,
dan ini ditegaskan AllahSWT. dalam Surat Al Anbya (107) :
Wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil 'alamiin –
"dantidaklah KU utus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat untuk seluruh alam".

Maksudnya adalah agar kita senantiasa mendapat rahmat Allah maka semua aktivitas kita wajib menyertakan unsur Nabi SAW (Ruhani = Arwahul Muqaddasah Nabi Muhammad SAW)
karena yang dikatakan rahmatan lil ‘alamin adalah Nurun ‘ala Nurin = Nur ilahi berdampingan dengan NurMuhammad yang terbit dari Fi’il Sifat Dzat Allah Ta’ala
dan telah ditanamkan oleh Allah didalam dada = qalbu = ruhani Nabi Muhammad SAW (sekarang di dalam arwahul muqaddasahnya)
yang selanjutnya diwariskan kepada Para Masyaekh yang Mursyidana sebagai Al Ulama Warshatul Anbya
sebagai Khalifah Rasul dan Khalifah Allah
karena silsilah rohani para Khalifah Rasul tersebut terjalin secara nyata dan realita sampai ke Arwahul Muqaddasah NabiMuhammad SAW
sehingga Allah SWT tidak menurunkan Nabi lagi
sesuai dengan Sabda Nabi SAW
riwayat Bukhari – Muslim :
Kanat banu-isroila tasu suhumul'anbiyau,
kullama halaka Nabiyyun kholafahu Nabiyyun Wainnahu laa Nabiyya ba'diwasa takuunu khulafa'u fataktsuru =
"Dulu Bani Israil diurus dan dipeliharaoleh Nabi,
setiap kali seorang Nabi meninggal,
Nabi yang lain menggantikannya.
Sesungguhnya tidak ada Nabi sesudahku dan ada para Khalifah yang berjumlah banyak."

Para Khalifah Rasulullah yang berjumlah banyak inilah yang juga disebut oleh Nabi Muhammad SAW sebagai AlUlama Warshatul Anbya sebagai perpanjangan tangan Nabidi dunia untuk umatnya,
Mereka dicipta dan tercipta sebagai pewaris penerus pekerjaan Nabi SAW,
Mereka diberi hak oleh Allah memberikan Syafa’at kepada jama’ahnya sebagaimana Nabi Muhammad SAW memberikan Syafa’at kepada Umatnya
Yasfa’u yaumal qiyaamatil ambya’u tsummal ulamaa’u tsummasy-syuhadaa’u :
(HR. Ibnu Majah)

Mereka adalah umatnya Nabi SAW yang duduknya sederetan dengan para Nabi
(QS.Surat An-Nisa’ 69).

Di dalam dada (ruhani) mereka bermuatan Nurun ‘ala Nurin atas penerusan pancaran Nurun‘ala Nurin dari ruhani Nabi Muhammad SAW. (sekarang dalam Arwahul Muqaddasahnya).
Nurun ‘alaNurin adalah saluran haq kepada Allah SWT,
di dalam Al-Qur’an dipopulerkan dengan nama ilaihil wasilata (QS. Al Maidah 35)
yang kapasitasnya tidak terhingga (simbul matematikanya adalah " ~ " )
dan Nur itulah yang menuntun rohani kita untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah dan Rasulnya.
Sebagaimana kita ketahui bersama didalam pelaksanaan ibadah shalat yang pada dasarnya shalat itu bermuatan do’a dan dzikirullah atau ingat akanAllah,
semua rukun syaratnya benar, ruku’ sujudnya betul dan bacaan didalam shalat bagus
namun yang hadir dihati didalam shalatnya ternyata tidak kepada Allah,
tidak hudurul qolbu ma’allah
justru yang hadir di hati adalah aktivitas dunia yang telah dilaluinya dengan silih berganti
sehingga Rasulullah SAW memberikan keterangan
"betapa banyakumatku shalat yang didapat hanyalah ruku’ dan sujud
serta betapa banyak umatku berpuasa yang didapat hanyalah lapar dan dahaga",
artinya tidak bermuatan nilai ibadah dan yang didapat hanyalah catatan amal.

Rasulullah SAW bersabda :
Innad du'aa amauquufun bainas samaai walardhi laa yas'adu minhu syai-in hattaa tushalli 'alaa nabiyyika –
"Sesungguhnya Do’a itu terhenti di antara langit danbumi sampai engkau bershalawat atas NabiNya",
(HR. Thabrani, Tarmizi).

Maksudnya do’anya tidak sampai kehadirat Allah sebelum menemukan Wasilah Allah yang telah ditanam di dalam ruhani Nabi-NYA.
Jika dianalogikan dengan bahasa elektronika,
maka Untukmendapatkan frequensi Allah SWT terlebih dahulu menggabungkan frequensi kita kedalam frequensi Nabi SAW karena frequensi Allah telah ada dalam frequensiNabi-NYA.

Tata cara untuk menghubungkan hati ruhani kita ke ruhani Nabi Muhammad SAW kemudian ke hadirat Allah SWT dalam Kitab Al Qur’an populer dengan nama At –Thariq (QS. Al-Jin 10).
Semua ibadahnya umat Islam kepada Allah SWT wajib menyertakan unsur Nabi-Nya (sekarang Arwahul muqaddasah NabiSAW).
Oleh karena itu bagi Umat Islam yang terpanggil hatinya untukmenyempurnakan ibadahnya melalui kerohanian Islam yaitu memasuki
Thariqat Islam Thariqat Naqsyabandiyah (yayasan jabal Qubis),
wajib mencari dan mendapatkan seorang Guru Mursyid yang Absah dan Mu’tabaroh
yang ahli silsilah yang segaris di Tali Allah Haqiqi
(Silsilah Ruhaninya sambungmenyambung secara nyata dan fakta hingga sampai ke Arwahul MuqaddasahNabi SAW)
yang dibuktikan dengan Ijazah Silsilah dari Guru Mursyidnya dan segaris di Tali Allah Syari’i
(berpedoman pada Al Qur’an dan Al Hadits disamping Ijma’ dan Qiyas).

Sesungguhnya Allah senantiasa menjaga Thariq-NYA yang mustaqim melalui para Khalifah Allah dan para Khalifah Rasul yaitu Al Ulama Warshatul Anbya.
Oleh karena itu para MursyidanaAhli Silsilah selalu mengingatkan umat Islam dalam ibadah agar tauhidnya tetap lurus kepada Allah tentu harus melalui jalan–thariq–metoda–ilaihil wasilata yang lurus pula.
Kitaberibadah tujuannya hanyalah Allah Ta’ala bukan pahala bukan agama dan bukan syurga sekalipun.

Dewasa ini telah kita saksikan betapa prihatinya melihat moral = ahlak = perilaku umat sudah banyak yang menyimpang dari tuntunan Agama,
karena mereka pada umumnya tidak mau ataupun tidak mampu mengamalkan ajaran Agama Islam secara utuh (kaffah) = jasmani dan ruhani atau belum menemukan penuntun (Guide) Ulama Warshatul Anbya dalam beribadah kepada Allah SWT.
Merubah ahlak dan perilaku seseorang atau suatu kaum harus dimulai dari dalam diri yaitu menata hati ruhaninya terlebih dahulu
dengan cara kontak dzikir akan Allah melalui tata cara kerohanian yang tuntunannya dicontohkan oleh NabiSAW kepada umat di masanya,
lalu diwariskan kepada Al Ulama Warshatul Anbya.

Mengapa hati ruhaninya ditata terlebih dahulu...?
karena hati ruhani itulah yang mengendalikan seluruh anggota badaniah termasuk akal-pikirnya.
Rujukannya Sabda Nabi SAW :
Innamaa bu'itsu liutamimma makaarimal akhlaaq -
"Sesungguhnya aku(Nabi SAW) diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak (perilaku zahir =jasmani dan perilaku batin = rohani)
(HR Ahmad).

Tehnologinya:
Qun ma’allahfainlamtaqun ma’allah faqun ma’a man ma’allah fain nahu yusiluka ilallah
" adakanlah beserta Allah (ruhaninya)
jika tidak bisa beserta Allah adakanlah beserta orang yang telah beserta Allah,
maka orang itulah (ruhaninya)yang menghubungkan ruhanimu kepada Allah "
(HR. Abu Daud).

Metoda pelaksanaan tehnisnya di dalam Thariqatullah Thariqat Naqsyabandiyah (yayasan Jabal Qubis),
dimasa kini (dijaman Ulama) yang menuntun dan ngiguhke/mrenahke (bahasa jawa)
adalah Guru Mursyid sebagai Al Ulama Keruhanian Islam.

Perilaku zahir/fisik didalam ibadah seumpama Ilmu Fiqih mengajarkan
lafadz, niat, dan pelaksanaan tehnis dari zahirnya ibadah,
cakupan operasionalnya adalah yang horizontal (filosofisnya agar ada perbedaan antara ibadah kaum Muslimin dengan Non Muslimin),

sedangkan Ilmu Kerohanian Islam dimensinya adalah qalbu = hati rohani
yaitu mengajarkan teknis pelaksanaan kerohanian yang merupakan substansi - esensi ibadah itu sendiri
yaitu cara menghubungkan diri Rohani, Qalbu – hati hayati, langsung ke hadirat Allah SWT
melalui sistem rohani yang sambung menyambung hingga ke Arwahul Muqaddasah Nabi Muhammad SAW.
Metode pelaksanaan tehnisnya di dalam Al-Qur’an disebut Thoriqoh = thariqat (QS. Surat Jin 16).

Ilmu Fiqih adalah penting dibidang ibadah fisis jasmaniah,
sedangkan Ilmu Kerohanian Islam juga penting dalam hubungan rohani vertikal kehadirat Allah SWT.
yang merupakan esensi yang fundamental dalam misi ibadah itu sendiri karena yang hubungan antara hamba dengan Allah Tuhannya adalah qalbunya (ruhaninya).
Dengan demikian merupakan obyek yang mesti diolah dan digarap oleh ahlinya - ahladz dzikri,
jadi kedua Ilmu (Fiqih dan Kerohanian Islam) itu tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya,
harus berjalan dan dijalankan bersama-sama laksana dua sisi mata uang dimana sisi yang satu merupakan pelengkap mutlak dengan sisi yang lainnya, demikian juga sebaliknya.

Sebagai contoh yaitu tentang shalat,
pelaksanaan berdirinya shalat seseorang secara normatif wajib menggunakan 3 (tiga) rukun/unsur yang melekat pada dirinya yaitu :
1. Rukun qauli (perilaku lesan)
2. Rukun fi’li (perilaku anggota badan)
3. Rukun qalbi (perilaku hati)

Ketiga unsur tersebut mempunyai tugas yang berbeda-beda namun dilaksanakan bersama-sama karena satu paket pekerjaan.
Lesan bertugas membaca bacaan yang wajib dibaca dalam sholat misalnya takbir,
membaca surat Alfatihah, membaca tasyahut, membaca dua kalimahsyahadat, shalawat Nabi dan membaca salam.

Kemudian anggota badan bertugas mengangkat tangan untuk takbiratul ikhram - ruku’- sujud, dst.
Sedangkan qalbi bertugas meletakkan niat untuk melaksakan shalat dan berdzikirullah =ingat Allah = hubungan kepada Allah = hudurul qalbu ma’allah.
Seluruh pekerjaan qauli dan fi’li orang tersebut adalah benar,
namun yang hadir di hati dan pikirannya silih berganti aktivitas dunianya yang sudah berlalu maupun khayalan aktivitas dunia yang akan dikerjakan hingga sampai selesainya shalat
dan tidak mendapatkan fii shalatihim khasi’un (di dalam shalatnya khusu’),
akibatnya hari kehari hati mereka senantiasa dalam rasa resah gelisah -
gundah gulanah tidak ada sakinah mawaddah (bahagia dan sejahtera) dalam dirinya
karena mereka belum pernah diajarkan qalbinya (rohaninya) kontak dzikir hubungan kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW diutus didunia salah satu tugasnya untuk menyempurnakan akhlak
(tingkah laku dzahir dan tingkah laku bathin =Rohani/qalbu/hati)

agar kedua unsur tersebut beriman dan bertaqwa kepada Allah dan Rasulnya,
yang akibatnya mereka mendapatkan pribadi insan kamil.
Ruhani yang sudah beriman dan bertaqwa kepada Allah dan Rasulnya kelak ruhaninya akan ditempatkan di Syurga Allah karena Rahmat Allah juga.
Itulah haqiqat Dinnullah (Agama Allah) di bumi yang dibawa awalnya oleh Nabi AdamAs. dan diakhiri oleh Nabi Muhammad SAW.

Para ahladz dzikir itu adalah insan-insan pilihan Allah (yang dikehendaki Allah)
sehingga tidak sembarang orang dapat menduduki predikat ahladz dzikri,
karena kondisi pribadinya (Qalbunya = hatiruhaninya) telah disetting oleh Allah sendiri sebagai Waliya Mursyida - Pemimpin peramalan Dzikirullah sebagai Al Ulama Warshatul Anbya yang hati rohaninya segaris padaTali Allah
dan qalbu mereka senantiasa tahqiq akan Allah setiap saat
(karena memang mereka itulah aparat Allah SWT, pilihan-Nya sebagai pewaris – penerus pekerjaan Nabi)
sehinggaAllah tidak menurunkan Nabi lagi
karena ilaihilwasilata tetap dipancar teruskan kepada Al Ulama Warshatul Anbya tersebut serta meneruskan tangan Nabi di dunia untuk umatnya dimasing-masing jamannya),

oleh karena itu mereka adalah orang-orang yang istimewa (Rohaninya),
sebab di dalam hati ruhaninya bermuatan Nur Muhammad
(Nurun‘ala nurin yahdillahu linurihi mayyasya’u =Nur Allah di atas Nur Muhammad,
menunjuki kepada hambanya yang dikehendaki padaNur itu :
( QS An-Nur 35 )

sehingga Nur itulah yang menuntun rohani = hati kita dengan metode (Thariqatullah) menuju ke Rohani Utama
(Arwahul Muqaddasah Nabi Muhammad Rasulullah SAW)
bersama-sama dengan rohani Junjungan Nabi kita menuju kehadirat Allah SWT baik di dalam ibadah khusus/mahdhoh,
maupun ibadah sunat lainnya (nawawil) sehingga seluruh ibadah kita ( yang shalatku,ibadahku, hidupku dan matiku ) senantiasa hadir di maqam Ikhsan.

Perlu diketahui,
bahwa jalan thariqatullah yang benar harus berdiri di atas Syari'at Islam (Ilmu Fiqih) yang benar
dan supra rasional yang benar harus berdiri di atas rasional
dan metafisika yang benar juga harusberdiri diatas fisika

sebagaimana Sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yaitu :
AlIslamu Ilmiyyun wa ‘amaliyyun =
"Islam itu ilmiah dan amaliah".

Hadits tersebut di dukung dengan Firman Allah dalam QS. Al Jin ayat 16:
Waallawi astaqamuu 'alath-thaariqati laa asqainahum maa an ghadaaqaan -
"Sekiranya mereka tetap berjalan di jalan (Thariq) yang lurus, pasti Kami (Allah) turunkan hujan rahmat yangmelimpah".

Nabi Muhammad SAW sebagai tangan untuk umatnya dibumi,
maksudnya rohani Nabi ikut berproses secara kerohaniannya,
menyucikan ruhani (hati, jiwa) para pengikutnya di SatuJalur Utama - Tali Allah
(QS. Ali-Imran 164),

mengajari mereka Al Kitab dan Al Hikmah ,
sekaligus sebagai Imam Utama (Kerohanian) menuju ke hadirat Allah SWT.
Mereka (para mandataris Allah = Nabi dan Ulama) yang digaris Tali Allah mendapatkanNur, Cahaya-NYA,

diterangkan di QS. An Nur , ayat 35 :
Nuurun 'alaa nuurin yahdillaahu linuurihimayasyau -
"Nur diatas Nur ( Nur Allah diatas Nur Muhammad ) menunjuki hamba-Nya yang dikehendaki dengan Nur itu".

Disamping itu ditegaskan di lain surah yaitu QS. Al Kahfi, ayat 17 :
Mayyahdillahu wahuwal muhtad wamayyudlilfalaan tajidaalahu waliyya mursyida -
"Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka dia dalam kebenaran,
namun barang siapa yang disesatkan (tidak diberi petunjuk olehAllah)
maka tidak ada seorang Pemimpin (Waliya Mursyida = Pemimpinperamalan Dzikrullah) yang dapat menunjukinya."

Dan juga dikuatkan dalam firman-Nya di QS Al A'raf, ayat 178 :
Manyahdillahu wahuwal muhtadi wa man yudhlil faulaika humul khasiruun -
"Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah,
dialah orang yang mendapat petunjuk,
dan siapapun yang IA biarkan sesat,
merekalah orang-orang yang menderita kerugian.

Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Ali Imran, ayat 31 :
Qul inkuntum yuhibbuunallaha faattabi'uuniiyuhbibkumullaahu wa yaghfiru lakum dunuubakum wallaahu ghafuurun rahiimun
" Katakanlah (Ya Muhammad) :
"Jika kamu(benar-benar) mencintai Allah,
maka ikutilah aku (ikut Nabi Muhammad lahir batin),
niscaya Ia (Allah) akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Allah Ta'ala menyatakan dalam hadits Qudsi :
Lam yasa'ni ardhi walaa samaaiwawasi'ani qalbu 'abdil mu'minul layyinul waadi' -
"Tak dapat menjangkau akandzat-KU (Allah), bumi dan langit-Ku ,
yang dapat menjangkau-KU adalah hamba-KU mu'min, yang berhati lunak dan tenang.
(HR. Ahmad dari Wahab bin Munabbih)

Maksudnya adalah,
yang sampai kehadirat Allah adalah hamba Allah yang mukmin dan berhati lunak (hamba yang telah mendapat penerusan Nurun ala Nurin) dari Sang Khaliq Allah SWT .
Oleh karena itu,
Tuhan sangat adil sekali menempatkan alat komunikasi antara mahluk (materi) dengan Tuhan Allah (a-materi) dengan simbol dan sebutan hati, qalbu - fuad - af'idah - rohani.
Kalaulah cukup ibadah melalui lisan dan anggota badan saja,
maka ada pertanyaan yang bernada protes kepada Tuhan.
Umpamanya bagaimana manusia yang diciptakan Tuhan sejak lahir dikondisikan cacat secara phisik (invalid), buta,tuli, lumpuh, gagu, separo lumpuh dan lain-lain,
bagaimana mau melaksanakan Syari'at Islam secara kaffah,
komplit dan sempurna sementara kondisinya saja cacat,
sudah susah didunia apa mereka mesti susah diakherat juga ?!,

tetapi bila dilihat dengan kaca mata Ilmu Hakekat (Kerohanian Islam),
maka akan terjawab
yaitu ibadah mereka dengan Qalbu = Hati - Rohani.
Harap diketahui bahwa manusia (insan) itu dinilai oleh Allah hanya dua macam,
pertama hatinya dan yang kedua adalah amalnya.

Pertanyaannya adalah
siapa yang memiliki dan mewarisi Hati - Qalbu mu'min yang lunak dan tenang ?
Jawabannya adalah Nabi Muhammad SAW,
beliau jelas beriman, bertaqwa, kaffah betulIslamnya.

Pertanyaan yang kedua adalah
siapa sih ... ! pemimpin kita (Ummat Islam itu) ?,

dengan jelas dan tegas bahwa pemimpin ummat Islam :
Pertama Allah SWT,
Kedua Rasul-Nya (Utusan , Kekasih-Nya = Muhammad SAW)
dan yang Ketiga adalah Orang-orang yang beriman (Para Ulama = Sholihiin, Shiddiqiin, Syuhada, Waliya Mursyida),
kita sekarang ini hidup dijaman Orang-orang yang beriman alias dijaman Ulama
(lihat QS. AlMaidah, ayat 55-56).

Pertanyaan selanjutnya adalah kriteria - klasifikasi yang bagaimanakah orang-orang yang beriman itu ?!
Untuk menjawab itu referensinya adalah bahwa mereka (kaum Mukminin),
harus dan mutlak yang segaris dengan ajaran Al Qur'andan Sunnah - Hadits,
Istilahnya Ahlus Sunnah wal Jamaah,
baik yang bersifat zahir - jasmani
dan batin-rohaninyasegaris di Tali Allah.

Oleh sebab itu secara khusus mereka itu (kaum Mukminin yang berhati lunak dan tenang) jelas-jelas mereka yang dikehendakioleh Tuhan Allah SWT ! (Mereka = Hamba-hamba pilihan-Nya, yang dihatinya diberiNur, Nur Muhammad).
Lantas dimana dan bagaimanakah letak Nuruun ‘ala Nuurin (Nur Muhammad) yangdiberikan-Nya kepada hamba-hamba yang dikehendaki itu?,
Nur itu letaknya diHati = Rohani = Qalbu, dan Nur itu sebagai Al Wasilata = Tali Allah.
(lihat QS.An Nur, ayat 35).

Referensinya bahwa kita beragama itu bukan terletak hanya dijasmaniah -
bersyari'at saja (termasuk di otak) yang bersifat kasar(materi),
jasmani hanya sebagai alat saja, yang berkapasitas sangat terbatas.
Sedangkan Rohani = hati, qalbu saja tanpa diberikan al wasilata - Tali Allah yang berupa Nuruun ‘ala Nuurin maka tidak akan sempurna,
hanya sebatas sebagai catatan amal saja.

Kesimpulannya,
kita wajib memfokuskanrohani kita ke rohani Sang Mursyid - Ahli Silsilah Thariqatullah yang telah bersatu - terfokus kepada Rohani utama Rasulullah SAW,
sedangkan kita tentunya diguide - handle - dituntun oleh mereka - para Mursyidana
(Ahladz dzikir = Ulama warshatul anbya dimana ruhani-ruhani mereka telah disucikan oleh Allah SWT)
sebagai Aparat - Instruments-NYA, yang telah tertanam Al Wasilata = Nur Muhammad =Nuruun ‘ala Nuurin sebagai Tali Allah,
menujuke hadirat Allah Yang Maha Hidup, Maha Qadim, Maha Halus dan Maha Segalanya.
Usaha penggabungan antara rohani kita dengan rohani para mursyidana serta Rohani Rasulullah SAW ( 3 in 1 ) yang didalamnya telah terpasang saluran-NYA (Channel, Al-Wasilata),

(CATATAN :
Penggabungan ruhani disini bukanlah lalu kemasukan-kesurupan,
sebagaimana ilmu kebatinan yang kita lihat dan kita dengar,
yang substansinya dipastikan berisi selain unsur Allah
yaitu berisi unsur Syaitan, Jin dan sebangsanya yang bukan ajaran Islam serta diluar Tauhid Islam walaupun menggunakan Ayat-ayat Al-Qur’an).

Betapa tinggi dan beruntungnya kondisi mereka yang telah bergabung ruhaninya di garis Tali Allah
dan mendapatkan Nuruun ‘ala Nuriin – Nur Muhammad - Al Wasilata – channel sehingga shalatnya menjadi khusuk,
suatu pekerjaan yang amat sangat diperlukan sekali dan dilaksanakan setiap kita beribadah agar dapat bersama-sama bermakmum dan berimam denganRohani Rasulullah yang khalis mukhlisin,
sebagai tanda abdi kita yang setinggitingginya dan amat suci murni terhadap Al Malikul Mulki yang Wahdahu LaaSyarikalaah.

Kelihatannya, keterangan diatas itu panjang dan sangat sulit,
namun sesungguhnya mudah dan temponya sangat singkat,
itu juga sewaktu melakukan sholat yang letaknya di hati/qalbu,
sebagai titik a materi didalam diri seorang mu'min,

istilah dalam Ilmu hakekat disebut Latifaturrabbaniyah.
Perlu dicatat bahwa meski hanya sedetik ukuran demensi kita (terbatas),
dan bila masuk dalam demensi yang tak terhingga (alam Illahiyah- faktor Rabbaniyah) maka hasilnya pasti tak terhingga pula.
Sebab satu-satunya mahluk di dunia ini ( lebih dari 15 abad yang lalu hingga kini dan sampai kiamat )
yang pernah berjumpa ke hadirat Tuhan Allah Ta'ala hanya ada satu manusia pilihan yaitu Nabi Muhammad SAW.
Sewaktu peristiwa agung Isra’ – Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Di bawah ini kami contohkan logikapraktis tentang hubungan manusia dengan Allah SWT.
Contohkongkret yang pertama :
Bila kita (hati-qalbu-ruh) diumpamakan bola lampu,
maka sebagai mediator - al wasilata untukmeng-hidup-kan harus pakai listrik (Tali Allah),
kita ikuti para orang mukmin yang hatinya sudah terpasang nuruun ala nuurin dan kita disetting di iguhke, di prenahke (bahasajawa) oleh Mursyid = ahladz dzikir untuk berhubungan langsung dengan listrik dan akibatnya lampu kita menjadi hidup (nyala).
Dengan lain bahasa bahwa kita (ruhani - hati ) di setting - di iguhkan di dalam dan bersatu dalam 3 in 1
yaitu Ruhani kita, Ruhani Mursyidana, Ruhani Rasulullah SAW
dan telah segaris dengan Tali Allah = Al Wasilata (Nuurun ala Nuurin = NurMuhammad) menuju kehadirat Allah SWT.

Contoh kongkret yang kedua :
Penggabungan Rohani/qalbu kita dengan rohani Rasul adalah syarat mutlak dalam thariqatullah - Ilmu Kerohanian Islam,

seperti diumpamakan :
Kita mesti paham bahwa mana yang kawat dan mana yang listrik,
karena kedua-duanya mempunyai bentuk yang sama.
Kawat adalah penghantar saja,
tetapi ia bukan listrik dan kedua-duanya sangat berhampir satu sama lain,
dan bentuknya sama tapi tidak bersyarikat !.
Bila dimanapun kita pegang kawat itu,
si-listrik-nyalah yang akan MENYETRUM kita bukan si kawat yang nyetrum melainkan sang listrik,
karena kedua-duanya sangat berhampiran satu sama lain walaupun tidak bersyarikat,
dan bentuk keduanya persis sama saja pada waktu itu,
namun si kawat tidak menjadi listrik, dan listrik tidak akan pernah menjadi kawat !.

Banyak lagi contoh-contohyang tidak kami cantumkan di tulisan ini,
dan semoga kaum muslimin - muslimat dapat hikmah dari keterangan yang sangat berharga ini,
sehingga kaum muslimin menyegerakan untuk mendapatkan ilmunya yang di dalam dada para Mursyidana yang tahqiq (selalu) di garis Tali Allah syari`i
(Al Qur`an dan AlHadits disamping Ijma` Ulama dan Qiyas)
dan di garis Tali Allah haqiqi (silsilah rohaninya nyata benar sambung menyambung hingga sampai ke rohani NabiMuhammad Rasulullah SAW)
demi untuk kesempurnaan ibadah kita dalam meraih kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrowi yang di ridhoi Allah SWT.
Amin …
Ya Rabbil `alamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Nb :
"Goresan Hati Ayahanda Guru Mursyid yg tertuang dalam untaian kata yang membentuk kalimat dilisan."

TIGA MACAM MA’RIFAT DAN BUAHNYA

TIGA MACAM MA’RIFAT DAN BUAHNYA.

Menurut Imam Nawawi Al-Bantani,
sebagian ulama ahli hikmah berkata:
“Barang siapa berma’rifat terhadap Allah, tentu tidak merasa nikmat bergaul dengan makhluk-Nya.
Barang siapa berma’rifat terhadap dunia, tentu tidak akan menyukainya. Barang siapa berma’rifat terhadap keadilan Allah, tentulah tidak akan terlibat dalam masalah konflik/sengketa.”

Ma’rifat terhadap dunia maksudnya memahami bahwa dunia pasti akan lenyap. Ma’rifat terhadap keadilan Allah maksudnya benar-benar yakin akan adanya keadilan Allah. Oleh karena itu, dia selalu mengalah, sehingga tidak pernah terlibat dalam sengketa.
Al-Hasan al-Bashri r.a. telah mengatakan sehubungan dengan pengertian ini bahwa barang siapa mengenal Allah, pasti akan menyukai-Nya; dan barang siapa mengenal dunia, maka ia akan membencinya.
Hal yang sama dikatakan oleh Imam as-Syafi’i r.a. melalui bait-bait syair berikut:
Dunia itu tidak lain bangkai yang diubah bentuknya
Menjadi rebutan anjing-anjing yang siap melahapnya
Jika engkau menjauhinya berarti engkau peroleh kedamaian dari ahlinya,
tetapi jika engkau ikut merebutnya, engkau harus bersaing
dengan anjing-anjing lain yang mengejarnya."

---Dikutip dari kitab Nasha'ihul Ibad karya Imam Nawawi Al-Bantani

Penyebab.

Penyebab.

Tuhan telah menetapkan aturan, sebab-akibat, dan cara-cara 
demi semua yang mencari-Nya di bawah langit yang biru ini. 
Hampir segala hal berjalan menurut aturan itu, 
namun adakalanya Kekuatan-Nya menghancurkan aturan itu.
Dia menetapkan berbagai aturan dan kebiasaan: 
Dia menciptakan keajaiban yang nyata (mu’jizat) 
yang menyimpang dari kebiasaan.
 
Wahai engkau yang terjerat sebab-akibat, 
jangan bayangkan bahwa Penyebab itu telah mati!
Penyebab mewujudkan apa pun yang Dia kehendaki, 
Kemahakuasaan-Nya dapat menghancurkan seluruh sebab-akibat;
Namun umumnya, 
Dia melaksanakan Kehendak-Nya lewat jalan sebab-akibat, 
supaya para pencari dapat mencapai apa yang diinginkan.
Apabila tiada sebab, 
bagaimana pencari bisa meneruskan perjalanan? 
Dia mesti meninggalkan jejak yang tampak 
di atas jalan yang dilalui.
Sebab-akibat adalah film bagi mata,
namun tidak setiap mata 
mampu merenungkan perbuatan-Nya.
Dibutuhkan penglihatan yang tajam 
untuk mencapai yang ada di balik sebab 
dan melepaskan seluruh film,
Sehingga dapat tampak Penyebab 
dalam dunia tanpa ruang dan 
terlihatlah seluruh usaha dan perbuatan kita 
hanyalah air-liur.
Segala sesuatu yang baik ataupun yang buruk itu 
datang dari Penyebab: 
sebab-akibat dan cara-cara, 
O tuan, adalah bukan apa-apa.
Melainkan hantu yang tampak 
di atas jalan raya Sang Raja 
agar kekuasaan-ketidaktahuan 
dapat bertahan untuk sementara waktu.

Maulana Jalaluddin Rumi, Matsnawi V, 1543

MENULIS.... APA ITU MENULIS???

MENULIS.... APA ITU MENULIS ???
Menulis adalah suatu kemampuan 

melihat, mendengar, merasakan, dan menganalisa suatu peristiwa lalu menuangkannya ke dalam bentuk tulisan yang berupa rangkaian kalimat-kalimat yang indah dan bisa dimengerti oleh pembacanya serta mempunyai maksud dan tujuan tertentu.
Dengan begitu maka dapat dibedakan antara menulis dengan menjiplak/menyalin tulisan. Awalnya sih, antara menulis dan menjiplak sama-sama diawali dengan melihat. Hanya saja kalau menulis diawali dengan melihat, mendengarkan, merasakan dan menganalisa 

suatu peristiwa 
sedangkan menjiplak/menyalin diawali melihat tulisan yang sudah ada.
Lalu kejadian-kejadian yang seperti apa saja 

yang bisa kita jadikan sebagai sebuah karya berupa tulisan? 
Apakah semua kejadian bisa dijadikan bahan untuk tulisan?

Adakah dari teman-teman yang sudah tahu... 

Jika ada yang tahu silahkan tulis di kolom komentar ya...
Ikuti pembahasannya pada postingan selanjutnya..
Terima kasih juga kepada teman-teman 

yang sudah menyumbangkan ide-idenya pada postingan sebelumnya.

Bagi teman-teman yang ingin belajar menulis

, konsultasi karya, bimbingan menulis 
atau meminta bantuan penyelesaian masalah seputar kepenulisan, 
silahkan inbok...!!!

Terima kasih dan sampai berjumpa lagi pada postingan selanjutnya..

MENULIS.... APA ITU MENULIS???

MENULIS.... APA ITU MENULIS ???
Menulis adalah suatu kemampuan 

melihat, mendengar, merasakan, dan menganalisa suatu peristiwa lalu menuangkannya ke dalam bentuk tulisan yang berupa rangkaian kalimat-kalimat yang indah dan bisa dimengerti oleh pembacanya serta mempunyai maksud dan tujuan tertentu.
Dengan begitu maka dapat dibedakan antara menulis dengan menjiplak/menyalin tulisan. Awalnya sih, antara menulis dan menjiplak sama-sama diawali dengan melihat. Hanya saja kalau menulis diawali dengan melihat, mendengarkan, merasakan dan menganalisa 

suatu peristiwa 
sedangkan menjiplak/menyalin diawali melihat tulisan yang sudah ada.
Lalu kejadian-kejadian yang seperti apa saja 

yang bisa kita jadikan sebagai sebuah karya berupa tulisan? 
Apakah semua kejadian bisa dijadikan bahan untuk tulisan?

Adakah dari teman-teman yang sudah tahu... 

Jika ada yang tahu silahkan tulis di kolom komentar ya...
Ikuti pembahasannya pada postingan selanjutnya..
Terima kasih juga kepada teman-teman 

yang sudah menyumbangkan ide-idenya pada postingan sebelumnya.

Bagi teman-teman yang ingin belajar menulis

, konsultasi karya, bimbingan menulis 
atau meminta bantuan penyelesaian masalah seputar kepenulisan, 
silahkan inbok...!!!

Terima kasih dan sampai berjumpa lagi pada postingan selanjutnya..

MENULIS... APA ITU MENULIS ???

MENULIS... APA ITU MENULIS???

Pernahkah anda menulis? 


Mungkin banyak orang akan menjawab, pernah. 
Bahkan sering. 
Dari TK hingga Perguruan tinggi saya sudah diajari menulis.
Tapi tahukah anda 

ternyata bukan itu yang dimaksud menulis...
Itu semua bukan menulis tapi menjiplak tulisan...


Lalu apa itu menulis?


Adakah dari teman-teman di sini tahu, 

apa itu menulis? 
Kalau tahu tulis di kolom komentar ya...
Ikuti pembahasan lengkapnya pada postingan selanjutnya...!!!

Ingin tulisan anda dikoreksi 
atau mau konsultasi tentang cara menulis... 
Silahkan inbok atau tulis di kolom komentar.

Terima kasih.
Selamat menulis...!!!


MAKNA RAMADHAN

MAKNA RAMADHAN
MENURUT SYEKH ABDUL QADIR AL-JALANI
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Kata “Ramadhan” terdiri dari lima huruf, yakni: Ra, Mim, Dhad, Alif dan Nun. Huruf awal “Ra” berarti rahmah (rahmat) dan ra’fah (belas kasih). Mim berarti mujazat (balasan), mahabbah (cinta/kasih sayang) dan minnah (anugerah). Huruf Dhad berarti dhaman (jaminan), yakni jaminan pahala. Alif adalah huruf pertama dari kata Arab yang berarti “ulfah”, yakni kasih sayang dan kedekatan yang akrab. Sedangkan huruf terakhir, Nun berarti Nur (cahaya) dan nawal (penerimaan manfaat).

Jika engkau memberi bulan puasa ini hak yang selayaknya, dan melaksanakan segala tuntutan Ramadhan sebagaimana seharusnya, maka semua itu akan mendapat balasan langsung dari Allah. Di dunia ini, kalian akan mendapat pencerahan jiwa, mendapat berkah, nikmat dan anugerah, baik secara lahir ataupun batin. Di akhirat kelak akan menerima apa yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah terbersit dalam hati manusia manapun.
Namun, kebanyakan manusia tidak akan menerima apa pun yang bernilai dari bulan puasa ini. Penghormatan kepada perintah (ihtiram al-amr) adalah sebanding dengan penghormatan yang diberikan kepada Dia yang memerintahkannya (ihtiram al-‘Amir bih). Jadi, bagaimana mungkin seseorang memperoleh manfaat dari bulan ini, jika dia termasuk orang-orang yang tidak menghormati Allah, rasul-rasul-Nya, nabi-nabi-Nya, dan orang-orang shaleh di antara hamba-hamba-Nya?
Kebanyakan orang hanya melihat bapak-bapak mereka, ibu-ibu mereka, dan tetangga-tetangga mereka menjalankan puasa, lalu mereka pun ikut-ikutan berpuasa bersama mereka—sebagai kebiasaan (‘adah), tapi bukan sebagai tindakan berpuasa yang sungguh-susungguh. Mereka mengira bahwa berpuasa berarti tak lebih dari sekadar menahan makan dan minum saja. Sehingga mereka gagal melaksanakan syarat-syarat dan rukun-rukunnya.
Wahai kaumku!
Kalian harus meninggalkan adat kebiasaan buruk dan berusahalah untuk melaksanakan ibadah secara teratur. Berpuasalah demi Allah, maka kalian akan memperoleh kemuliaan memenuhi bulan ini dengan puasa dan ibadah. Laksanakanlah kewajiban-kewajiban kalian, dan lakukanlah dengan tulus dan ikhlas. Ikutilah shalat tarawih dengan baik. Berilah sumbangan untuk penerang masjid-masjid, sebab hal tersebut akan memberi kalian cahaya bagi kalian di Hari Kebangkitan.

Jika kalian menyediakan makanan (pada waktu berbuka) demi Allah, dan jika kalian menghormati bulan ini dengan segala cara, maka Ramadhan akan menjadi pemberi syafaat bagi kalian di hadapan Allah. Ia akan menunjukkan penghargaannya kepada kalian dengan memohon kepada-Nya, agar Dia menganugerahkan kepada kalian rahmat-Nya yang berlimpah, memberi cinta-Nya, kasih sayang-Nya, pemeliharaan-Nya yang lemah lembut dan mendapatkan penjagaan-Nya secara penuh.
Puasa adalah perisai bagi orang yang menjalankannya dengan sikap menahan diri dari yang haram, selalu bertakwa, tulus dan ikhlas menjalankannya, sebab dalam hal ini puasa akan benar-benar melindunginya dari bencana dunia dan akhirat.
Wahai orang yang menjaga puasanya! Berilah orang fakir dan miskin bagian dari makananmu, sebab hal itu akan menambah pahalamu, dan menjadi tanda bahwa puasamu diterima oleh Allah apabila tiba waktunya bagimu untuk berbuka.

–Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir

DI BALIK UJIAN DARI ALLAH SWT


DI BALIK UJIAN DARI ALLAH SWT
.
Semoga jadi perenungan buat kita semua :

1- Jika anda diuji dengan syahwat dan hawa nafsu,


periksalah sholat anda 
"Maka datang sesudah mereka 
suatu keturunan yang mereka telah melalaikan sholat 
dan memperturutkan syahwat hawa nafsunya" (QS. Maryam: 59)

2- Jika anda merasa keras hati, berperangai akhlak buruk, sengsara dan tidak ada kemudahan,
Periksalah hubunganmu dengan ibumu dan baktimu kepadanya. "Dan (Dia jadikan aku) berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka" (QS. Maryam: 32)

3- Jika anda merasa depresi, tertekan dan kesempitan dalam hidup,
Periksalah interaksimu dengan Al-Qur'an. 
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku (Al-Qur'an- berdzikir), 
maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit" (QS. Thaha: 124)

4- Jika anda merasa kurang tegar dan teguh 
di atas kebenaran dan gangguan kegelisahan,
Maka periksalah bagaimana pelaksanaanmu terhadap nasehat 
dan mauizhah yang engkau dengar. 
"Sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan 
(iman mereka)” (QS. Annisa: 66)

- QS Mawlana Syekh Nazim Al Haqqani

"Grandsyekh juga mengatakan kepada saya poin penting lainnya. 
Ini adalah tentang pentingnya dzikir, pentingnya mengingat Allah." 

Dia berkata kepada saya ; 
wahai Nazim Effendi Semua maqam, atau tingkat spiritual, 
yang manusia dapat capai dalam kehidupan ini dan 
kehidupan berikutnya(akhirat) hanyakan dicapai 
dengan seberapa banyak mereka mengingat Allah melalui dzikir, 
dzikir yaitu kamu selalu bersama Allah SWT 
dalam segala situasi sepanjang waktu .

Begitu banyak orang berdzikir "Allah Allah!" 
Tapi saat mereka melakukanya 
mereka tidak bersama Allah Tuhan mereka 
hanya lidah mereka(berdzikir tapi lalai)
Faham ? 


Tidaklah penting untuk mengatakan Allah, 

yang penting adalah ingat Allah selalu, bahwa 
Dia bersamamu.

Bila kau mencari, Dia bersama mu.
Ketika kau berjalan, Dia bersamamu. 

ketika kau duduk, Dia bersama mu.
ketika kau berbicara, Dia bersama mu. 

ketika kau berpikir, 
ketika kau makan, 
ketika kau tidur, 
Dia bersama mu. 

Dia tidak akan meninggalkan . ini lah dzikir(ingat) "

- QS Mawlana Syekh Nazim Al Haqqani

- QS Mawlana Syekh Nazim Al Haqqani

"Grandsyekh juga mengatakan kepada saya poin penting lainnya. 
Ini adalah tentang pentingnya dzikir, pentingnya mengingat Allah." 

Dia berkata kepada saya ; 
wahai Nazim Effendi Semua maqam, atau tingkat spiritual, 
yang manusia dapat capai dalam kehidupan ini dan 
kehidupan berikutnya(akhirat) hanyakan dicapai 
dengan seberapa banyak mereka mengingat Allah melalui dzikir, 
dzikir yaitu kamu selalu bersama Allah SWT 
dalam segala situasi sepanjang waktu .

Begitu banyak orang berdzikir "Allah Allah!" 
Tapi saat mereka melakukanya 
mereka tidak bersama Allah Tuhan mereka 
hanya lidah mereka(berdzikir tapi lalai)
Faham ? 


Tidaklah penting untuk mengatakan Allah, 

yang penting adalah ingat Allah selalu, bahwa 
Dia bersamamu.

Bila kau mencari, Dia bersama mu.
Ketika kau berjalan, Dia bersamamu. 

ketika kau duduk, Dia bersama mu.
ketika kau berbicara, Dia bersama mu. 

ketika kau berpikir, 
ketika kau makan, 
ketika kau tidur, 
Dia bersama mu. 

Dia tidak akan meninggalkan . ini lah dzikir(ingat) "

- QS Mawlana Syekh Nazim Al Haqqani