Jangan meremehkan Tauhid
Dalam sebuah riwayat perang , Usamah mengejar salah seorang dari musuh. Hingga pada akhirnya ia tak bisa mengelak, terpojok. Ketika Usamah bin Zaid mencabut pedangnya, orang itu segera mengucap syahadat. Namun pedang Usamah telah terayun, dan tewaslah orang itu.
Rasulullah mendengar peristiwa itu dan marah.
Rasulullah bertanya : ‘Apakah engkau yang telah membunuhnya?
Usamah bin Zaid menjawab, 'Ya' “Wahai Rasul Allah Ia hanya mengucapkan kalimat itu karena hendak berlindung dari pukulan pedang”
Beliau bertanya lagi : “Jika kau masih ragu atas apa yang ada di hatinya, mengapa tak kau belah saja dadanya (jika engkau memang mengetahui isi hatinya) agar terang benderang ? Engkau membunuh setelah ia mengucapkan Laa Ilaha Illa Allah Lalu apa yang hendak engkau perbuat dengan kalimat tauhid ‘Tidak ada Tuhan kecuali Allah’, jika dia datang (untuk minta pertanggung jawaban) pada hari kiamat nanti? ‘ (HR Muslim 142)
Setelah itu Usamah berkata “Tak putus putusnya Rasulullah mengucapkan hal itu, sehingga aku sangat ingin seandainya baru hari itu aku menjadi seorang muslim.”
Sesungguhnya, Allah menggenggam rahasia hati manusia. Bukan kita yang berhak Melempar tuduhan dengan akidah seseorang sebagai kesesatan, lebih-lebih mengkafirkan, akan menampar muka sendiri, Sampai hari ini ditengah-tengah kita masih saja terjadi sesama umat Islam saling menghujat, saling menyesatkan dan saling mengkafirkan.
Hal ini kalau dibiarkan akan menjadi bibit permusuhan dan perpecahan.
Jadi jangan mimpi kita bisa bersaudara kalau kita satu sama lainnya saling mengkafirkan, Jangan mimpi kalau kita bersaudara kalau kita satu sama lainnya saling menyesatkan, Mustahil kita bisa bersaudara kalau antara kita satu sama lainnya saling menghujat, saling menyesatkan, saling mengkafirkan.
Rasulullah bersabda : “mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran”. (HR Muslim)
Jika dua orang muslim saling bertemu (untuk berkelahi) dengan menghunus pedang masing-masing, maka yang terbunuh dan membunuh masuk neraka. aku pun bertanya: Wahai Rasulullah, ini bagi yang membunuh, tapi bagaimana dengan yang terbunuh? Maka Nabi menjawab: Dia juga sebelumnya sangat ingin untuk membunuh temannya.(HR Bukhari 30)
Pepatah orang tua kita dahulu mengatakan: “Menang jadi arang, kalah jadi abu”. artinya mereka sama-sama dalam kerugian.
Dan Rasulullah bersabda “Aku mendahului kalian ke telaga, Lebar telaga itu sejauh antara Ailah ke Juhfah, Aku tidak khawatir bahwa kalian akan kembali musyrik sepeninggalku, Tetapi yang aku takutkan ialah kamu terpengaruh oleh dunia, Kalian berlomba-lomba untuk mendapatkannya kemudian berbunuh-bunuhan, dan akhirnya kalian musnah seperti kemusnahan umat sebelum kalian”. (HR Muslim 4249)
Wallahu a'lam
Rasulullah bertanya : ‘Apakah engkau yang telah membunuhnya?
Usamah bin Zaid menjawab, 'Ya' “Wahai Rasul Allah Ia hanya mengucapkan kalimat itu karena hendak berlindung dari pukulan pedang”
Beliau bertanya lagi : “Jika kau masih ragu atas apa yang ada di hatinya, mengapa tak kau belah saja dadanya (jika engkau memang mengetahui isi hatinya) agar terang benderang ? Engkau membunuh setelah ia mengucapkan Laa Ilaha Illa Allah Lalu apa yang hendak engkau perbuat dengan kalimat tauhid ‘Tidak ada Tuhan kecuali Allah’, jika dia datang (untuk minta pertanggung jawaban) pada hari kiamat nanti? ‘ (HR Muslim 142)
Setelah itu Usamah berkata “Tak putus putusnya Rasulullah mengucapkan hal itu, sehingga aku sangat ingin seandainya baru hari itu aku menjadi seorang muslim.”
Sesungguhnya, Allah menggenggam rahasia hati manusia. Bukan kita yang berhak Melempar tuduhan dengan akidah seseorang sebagai kesesatan, lebih-lebih mengkafirkan, akan menampar muka sendiri, Sampai hari ini ditengah-tengah kita masih saja terjadi sesama umat Islam saling menghujat, saling menyesatkan dan saling mengkafirkan.
Hal ini kalau dibiarkan akan menjadi bibit permusuhan dan perpecahan.
Jadi jangan mimpi kita bisa bersaudara kalau kita satu sama lainnya saling mengkafirkan, Jangan mimpi kalau kita bersaudara kalau kita satu sama lainnya saling menyesatkan, Mustahil kita bisa bersaudara kalau antara kita satu sama lainnya saling menghujat, saling menyesatkan, saling mengkafirkan.
Rasulullah bersabda : “mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran”. (HR Muslim)
Jika dua orang muslim saling bertemu (untuk berkelahi) dengan menghunus pedang masing-masing, maka yang terbunuh dan membunuh masuk neraka. aku pun bertanya: Wahai Rasulullah, ini bagi yang membunuh, tapi bagaimana dengan yang terbunuh? Maka Nabi menjawab: Dia juga sebelumnya sangat ingin untuk membunuh temannya.(HR Bukhari 30)
Pepatah orang tua kita dahulu mengatakan: “Menang jadi arang, kalah jadi abu”. artinya mereka sama-sama dalam kerugian.
Dan Rasulullah bersabda “Aku mendahului kalian ke telaga, Lebar telaga itu sejauh antara Ailah ke Juhfah, Aku tidak khawatir bahwa kalian akan kembali musyrik sepeninggalku, Tetapi yang aku takutkan ialah kamu terpengaruh oleh dunia, Kalian berlomba-lomba untuk mendapatkannya kemudian berbunuh-bunuhan, dan akhirnya kalian musnah seperti kemusnahan umat sebelum kalian”. (HR Muslim 4249)
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar