Bismillah
TENTANG MA'RIFAT
Makrifat artinya mengenal Allah pada :
- Dzat-Nya
- Sifat-Nya
- Asma-Nya
- Af’al-Nya.
Rasulullah awal-awal sekali sudah menegaskan bahwa tugas kita manusia adalah mengenal Allah.
Seperti sabdanya : Awwaluddin Ma'rifatullah Artinya :Awal hidup (agama) adalah dengan mengenal Allah.
Dan firman Allah didalam al-Quran, Surat : Al Insyiqaaq ayat 6
Artinya: Hai manusia, jika sesungguhnya kamu telah berusaha dengan
sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuiNya.
Dan firman Allah lagi, surat : An Nabaa’ ayat 39
Artinya : Maka barang siapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan kembali (mengenal) kepada Tuhanya.
Dan firman Allah selanjutnya. Surat : Al-Ankabut ayat 69
Artinya : Mereka yang berjuang pada jalan kami, akan kami tunjukan jalannya kearah kami.
Dan cara untuk mengenal Allah itu adalah dengan cara kita mengenali diri.
Seperti firman Allah didalam hadits Qudsi.
Artinya : Barang siapa yang mengenal dirinya maka kenallah TuhanNya.
Maka kenalilah Aku sungguh-sungguh Muhammad bahwa Kita tidak berpisah,
Aku jadikan segala sesuatu karenamu, sedang engkau untuk-Ku. Muncullah
engkau pada kenyataan, Kunyatakan engkau dan Kulindungi engkau.
Dengan mengenal diri maka dapat mengenal Tuhan. karena rahasia Tuhan itu ditanggung oleh diri manusia.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa mengenal Tuhan itu hendaklah dengan mengenali diri Nafs kita.
Jalan untuk mengenal diri adalah dengan cara memahami Nur Muhammad, Nur
Muhammad ialah pengetahuan tentang pengenalan didalam diri kita.
Iman itu tempatnya di Sirr, Artinya Rahasia itu dari Cahaya
Hati-Nurani, Cahaya itu dari Alif, Alif itu bersumber dari titik, titik
yang dinamakan Sirr atau Cahaya Dzat (Nurullah) dan Sifat (Nurmuhammad)
yang memperkenalkan kita kepada Tuhan,
ketika titik itu terbagi
jadilah empat huruf, Pertama ALIF, kedua LAM awal, ketiga LAM akhir, dan
keempat HA, yang menjadi empat jalan bagi kita,
(syareat-tharekat-hakikat-makrifat) (dzat-sifat-asma-af'al)
(insani-nurani-ruhani-rabbani) (tubuh-hati-nyawa-rahasia).
Kemunculan Ma'rifat itu dari Iman.
Iman muncul dari Hati.
Hati muncul dari bayang-bayang.
Bayang-bayang muncul dari Nurani.
Nurani muncul dari Nyawa.
Nyawa muncul dari Ruh.
Ruh muncul dari Rahasia.
Rahasia muncul dari Cahaya
Cahaya muncul dari Qudrat.
Qudrat muncul dari Tuhannya.
Dari situlah kita datang dan disitu pula kita kembali.
Apabila Nur itu melihat pada Allah Sirr namanya.
Apabila Nur melihat pada Alam Hati namanya.
Apabila Nur melihat pada Akhirat Nyawa namanya.
Apabila Nur melihat ke dunia Badan jasmani namanya.
Apabila Nur melihat kepada badan jasmani Nurani namanya.
Sirr Muhammad kita dinamai Ma'rifat (Dzat-Nya).
Nyawa Muhammad kita dinamakan Hakikat (Sifat-Nya).
Hati Muhammad kita dinamakan Tharekat (Asma-Nya).
Tubuh Muhammad kita dinamakan Syareat (Af’al-Nya).
Adapun yang dikatakan Ma'rifat itu tidak boleh dipisah antara Islam,
Iman dan Tauhid, tidak bisa keempat itu bercerai satu dengan lain karena
sesungguhnya :
1- Islam tanpa Iman itu kosong bagai sebiji padi yang tidak berisi.
2- Iman tanpa Tauhid itu tidak berguna seperti padi yang tidak menjadi beras.
3- Tauhid tanpa Makrifat itu tidak sempurna bagai beras tidak menjadi nasi.
4- Makrifat itu adalah landasan pada Islam itu sendiri.
Dan sesungguhnya beriman tanpa tauhid juga tidak terpakai imannya,
karena tanpa tauhid, iman seseorang itu bagai ilalang yang bergerak
mengikuti arus angin bila saja di tiup maka tumbanglah dia.
Disamping itu tauhid tanpa makrifat tidak sempurna, karena tauhid kepada
sesuatu harus mengenal pada siapa yang ditauhidkan, kalau menyerahkan
diri kepada yang kita tidak kenal sama saja kita ini buta dan tuli
(meraba dan tidak mengerti). Oleh karena itu bila kita tauhid kepada
Allah maka harus pula kita mengenal Allah, Islam berkehendak Iman, Iman
berkehendak Tauhid dan Tauhid Berkehendak Makrifat. Oleh karena itu
jangan sekali-kali kamu pisahkan dirimu dari sisi Islam, Iman, Tauhid,
dan Makrifat, jika engkau ingin mendapat keridhoan Allah, dan ketahuilah
sesungguhnya untuk berma'rifartullah ialah berguru melalui guru hakekat
lagi mursyid dengan cara menjalani latihan tasawwuf.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar