Rabu, 29 Juni 2016

MAKNA RAMADHAN

MAKNA RAMADHAN
MENURUT SYEKH ABDUL QADIR AL-JALANI
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Kata “Ramadhan” terdiri dari lima huruf, yakni: Ra, Mim, Dhad, Alif dan Nun. Huruf awal “Ra” berarti rahmah (rahmat) dan ra’fah (belas kasih). Mim berarti mujazat (balasan), mahabbah (cinta/kasih sayang) dan minnah (anugerah). Huruf Dhad berarti dhaman (jaminan), yakni jaminan pahala. Alif adalah huruf pertama dari kata Arab yang berarti “ulfah”, yakni kasih sayang dan kedekatan yang akrab. Sedangkan huruf terakhir, Nun berarti Nur (cahaya) dan nawal (penerimaan manfaat).

Jika engkau memberi bulan puasa ini hak yang selayaknya, dan melaksanakan segala tuntutan Ramadhan sebagaimana seharusnya, maka semua itu akan mendapat balasan langsung dari Allah. Di dunia ini, kalian akan mendapat pencerahan jiwa, mendapat berkah, nikmat dan anugerah, baik secara lahir ataupun batin. Di akhirat kelak akan menerima apa yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah terbersit dalam hati manusia manapun.
Namun, kebanyakan manusia tidak akan menerima apa pun yang bernilai dari bulan puasa ini. Penghormatan kepada perintah (ihtiram al-amr) adalah sebanding dengan penghormatan yang diberikan kepada Dia yang memerintahkannya (ihtiram al-‘Amir bih). Jadi, bagaimana mungkin seseorang memperoleh manfaat dari bulan ini, jika dia termasuk orang-orang yang tidak menghormati Allah, rasul-rasul-Nya, nabi-nabi-Nya, dan orang-orang shaleh di antara hamba-hamba-Nya?
Kebanyakan orang hanya melihat bapak-bapak mereka, ibu-ibu mereka, dan tetangga-tetangga mereka menjalankan puasa, lalu mereka pun ikut-ikutan berpuasa bersama mereka—sebagai kebiasaan (‘adah), tapi bukan sebagai tindakan berpuasa yang sungguh-susungguh. Mereka mengira bahwa berpuasa berarti tak lebih dari sekadar menahan makan dan minum saja. Sehingga mereka gagal melaksanakan syarat-syarat dan rukun-rukunnya.
Wahai kaumku!
Kalian harus meninggalkan adat kebiasaan buruk dan berusahalah untuk melaksanakan ibadah secara teratur. Berpuasalah demi Allah, maka kalian akan memperoleh kemuliaan memenuhi bulan ini dengan puasa dan ibadah. Laksanakanlah kewajiban-kewajiban kalian, dan lakukanlah dengan tulus dan ikhlas. Ikutilah shalat tarawih dengan baik. Berilah sumbangan untuk penerang masjid-masjid, sebab hal tersebut akan memberi kalian cahaya bagi kalian di Hari Kebangkitan.

Jika kalian menyediakan makanan (pada waktu berbuka) demi Allah, dan jika kalian menghormati bulan ini dengan segala cara, maka Ramadhan akan menjadi pemberi syafaat bagi kalian di hadapan Allah. Ia akan menunjukkan penghargaannya kepada kalian dengan memohon kepada-Nya, agar Dia menganugerahkan kepada kalian rahmat-Nya yang berlimpah, memberi cinta-Nya, kasih sayang-Nya, pemeliharaan-Nya yang lemah lembut dan mendapatkan penjagaan-Nya secara penuh.
Puasa adalah perisai bagi orang yang menjalankannya dengan sikap menahan diri dari yang haram, selalu bertakwa, tulus dan ikhlas menjalankannya, sebab dalam hal ini puasa akan benar-benar melindunginya dari bencana dunia dan akhirat.
Wahai orang yang menjaga puasanya! Berilah orang fakir dan miskin bagian dari makananmu, sebab hal itu akan menambah pahalamu, dan menjadi tanda bahwa puasamu diterima oleh Allah apabila tiba waktunya bagimu untuk berbuka.

–Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar