MAKNA RAMADHAN
MENURUT SYEKH ABDUL QADIR AL-JALANI
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Kata “Ramadhan” terdiri dari lima huruf, yakni: Ra, Mim, Dhad, Alif
dan Nun. Huruf awal “Ra” berarti rahmah (rahmat) dan ra’fah (belas
kasih). Mim berarti mujazat (balasan), mahabbah (cinta/kasih sayang) dan
minnah (anugerah). Huruf Dhad berarti dhaman (jaminan), yakni jaminan
pahala. Alif adalah huruf pertama dari kata Arab yang berarti “ulfah”,
yakni kasih sayang dan kedekatan yang akrab. Sedangkan huruf terakhir,
Nun berarti Nur (cahaya) dan nawal (penerimaan manfaat).
Jika
engkau memberi bulan puasa ini hak yang selayaknya, dan melaksanakan
segala tuntutan Ramadhan sebagaimana seharusnya, maka semua itu akan
mendapat balasan langsung dari Allah. Di dunia ini, kalian akan mendapat
pencerahan jiwa, mendapat berkah, nikmat dan anugerah, baik secara
lahir ataupun batin. Di akhirat kelak akan menerima apa yang belum
pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah
terbersit dalam hati manusia manapun.
Namun, kebanyakan manusia
tidak akan menerima apa pun yang bernilai dari bulan puasa ini.
Penghormatan kepada perintah (ihtiram al-amr) adalah sebanding dengan
penghormatan yang diberikan kepada Dia yang memerintahkannya (ihtiram
al-‘Amir bih). Jadi, bagaimana mungkin seseorang memperoleh manfaat dari
bulan ini, jika dia termasuk orang-orang yang tidak menghormati Allah,
rasul-rasul-Nya, nabi-nabi-Nya, dan orang-orang shaleh di antara
hamba-hamba-Nya?
Kebanyakan orang hanya melihat bapak-bapak
mereka, ibu-ibu mereka, dan tetangga-tetangga mereka menjalankan puasa,
lalu mereka pun ikut-ikutan berpuasa bersama mereka—sebagai kebiasaan
(‘adah), tapi bukan sebagai tindakan berpuasa yang sungguh-susungguh.
Mereka mengira bahwa berpuasa berarti tak lebih dari sekadar menahan
makan dan minum saja. Sehingga mereka gagal melaksanakan syarat-syarat
dan rukun-rukunnya.
Wahai kaumku!
Kalian harus meninggalkan
adat kebiasaan buruk dan berusahalah untuk melaksanakan ibadah secara
teratur. Berpuasalah demi Allah, maka kalian akan memperoleh kemuliaan
memenuhi bulan ini dengan puasa dan ibadah. Laksanakanlah
kewajiban-kewajiban kalian, dan lakukanlah dengan tulus dan ikhlas.
Ikutilah shalat tarawih dengan baik. Berilah sumbangan untuk penerang
masjid-masjid, sebab hal tersebut akan memberi kalian cahaya bagi kalian
di Hari Kebangkitan.
Jika kalian menyediakan makanan (pada waktu
berbuka) demi Allah, dan jika kalian menghormati bulan ini dengan
segala cara, maka Ramadhan akan menjadi pemberi syafaat bagi kalian di
hadapan Allah. Ia akan menunjukkan penghargaannya kepada kalian dengan
memohon kepada-Nya, agar Dia menganugerahkan kepada kalian rahmat-Nya
yang berlimpah, memberi cinta-Nya, kasih sayang-Nya, pemeliharaan-Nya
yang lemah lembut dan mendapatkan penjagaan-Nya secara penuh.
Puasa adalah perisai bagi orang yang menjalankannya dengan sikap menahan
diri dari yang haram, selalu bertakwa, tulus dan ikhlas menjalankannya,
sebab dalam hal ini puasa akan benar-benar melindunginya dari bencana
dunia dan akhirat.
Wahai orang yang menjaga puasanya! Berilah
orang fakir dan miskin bagian dari makananmu, sebab hal itu akan
menambah pahalamu, dan menjadi tanda bahwa puasamu diterima oleh Allah
apabila tiba waktunya bagimu untuk berbuka.
”
–Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar