Prosedur dzikr Ism adz-Dzat (Zat) ialah bahwa seseorang
mesti menyentuh langit-langit mulut dengan lidahnya
dan mencamkam makna Allah yang diberkati
(yang tidak menyerupai entitas apa pun
dan tak satu entitas pun menyerupai-Nya ,
Yang tidak menyerupai sesuatu
dan tak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya,
Yang tidak bisa diukur dan dibatasi,
Yang tidak diliputi arah ,
Yang tidak menyerupai badan,
Yang Tunggal tanpa ada tandingan ,
Yang terpisah tanpa ada keserupaan) dan
mestilah mengarahkan hatinya kepada Allah Yang Mahakuasa
serta tenggelam dalam dzikr Ism adz-Dzat.
"Jangan usapkan kesturi pada badan,
usapkan pada hati.
Apakah Kesturi itu ?
Nama suci-Nya yang penuh keagungan."
(Rumi)
Sebelum memulai dzikr itu,
mestilah diucapkan kata-kata berikut ini, dan maknanya,
yang sesungguhnya adalah makna nama Allah ,
mestilah dicamkan dalam benak pikiran,
"Berkah spiritual mengalir dari sang Wujud,
yang Tunggal tanpa ada yang menyerupai,
terpisah tanpa ada keserupaan ,
Yang memiliki segenap kualitas dan kesempurnaan,
terbebas dari segenap kekurangan dan ketercelaan,
pada hati ku."
yang memusat pada lathifah tertentu.
Manakala
sang dzakir mengulang-ngulang Ism adz-Dzat seratus kali,
ia mesti mengucapkan kata-kata ini
dengan penuh kerendahan hatian dan keimanan ,
dengan cara senang bercakap-cakap dengan Allah.
"Ya Allah,
Engkau dan keridhaan-Mu sajalah satu-satunya tujuanku.
Anugerahkan kepadaku Cinta dan Pengetahuan - Mu."
Kata-kata ini mestilah diucapkan dalam hati.
Dalam terminologi tarekat Naqsyabandiyyah ,
yang demikian ini disebut Baz-Gasht atau "kembali".
Mereka menafikan berbagai perasaan
yang menggangu dalam hati.
Sang Dzakir pun menjadi suci dan bersih
serta hatinya terpaut kepada Allah semata.
Khwaja Mir Dard mengatakan bahwa
sebelum memulai dzikr dengan segenap kerendahan hati
dan keimanan , merenungkan kekurangan-kekurangan nya sendiri,
menghadapkan wajahnya kepada Allah dan berharap bahwa
zikirnya akan diterima, sang dzakir pun memilih nama Allah
sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya
serta memusatkan perhatiannya pada dzikir dan berkata ;
"Meski hati tidak mengetahui realitas,
Segenap langkah pencarian pun
terus menempuh jalan.
Wahai Tuhan !
Entah Engkau memberi kami Raahmat-MU atau tidak
Kami akan mengulang -ulang nama-Mu, "Allah","Allah!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar