Para sufi menganggap Allah SWT
sebagai kekasih hakiki para pecinta sejati,
kekasih-kekasih selain-Nya adalah jelmaan dari tajali-Nya.
Cinta kepada tajalli-Nya dianggapnya
sebagai cinta majazi yang secara vertikal menuju cinta sejatinya, yaitu Allah Swt.
Para sufi percaya bahwa
pada hakekatnya tidak ada suatu apapun kecuali eksistensi-Nya yang maha Esa.
Semua makhluk adalah huruf-huruf yang terangkai indah dalam lembar wujud-Nya. Tintanya adalah cinta.
Cinta hanya bisa dipahami lewat pengalaman personal.
Namun hakikatnya mustahil direngkuh hanya dengan sekali percobaan.
Manusia tak mungkin mengarungi dan menggapai cinta sejati,
karena cinta merupakan jalan tak berujung.
Cinta tak pernah memuaskan pencandu yang selalu dicekik dahaga.
Besarkah pengaruh cinta?
Demi cinta,
subjek rela meniadakan dirinya
sembari menganggapnya sebagai puncak kesempurnaannya.
Laron yang mati akibat tersengat api lampu yang dipujanya.
Semut ternggelam dan terbenam dalam gula yang dicintainya.
Bagi sebagian orang, cinta lebih dari sekedar bernyawa.
Karena itulah, mereka mengutamakannya atas kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar