Rabu, 16 Maret 2016

Mengapa Awliya adalah Awliya tetapi kita bukan?

Mengapa Awliya adalah Awliya tetapi kita bukan?

Masalahnya adalah 
kita tidak melakukan apa yang mereka katakan kepada kita 
untuk dilakukan. 
Kita tidak ingin mengalami kemajuan. 
Mereka mau menghadapi banyak rintangan 
dalam memurnikan diri mereka. 

Kalian puasa, mereka puasa. 
Kalian makan, mereka makan, 
kadang-kadang bahkan mereka juga (bertubuh) besar. 
Mereka makan (dengan porsi) dua kali lipat. 
Sebagian dari mereka berbadan besar. 
Mereka senang bercanda, tidak masalah. 
Kalian menikah, mereka juga menikah. 
Kalian mempunyai anak, mereka mempunyai anak. 
Kalian salat malam, mereka salat malam. 

Jadi, apa yang mereka lakukan lebih banyak? 

Mereka masuk ke dalam Maqaam al-Ihsan. 
Mereka melakukan ibadah nawafil, 
kita tidak melakukannya. 
Itulah masalahnya. 
Kita tidak melakukannya. 

Apakah ibadah nawafil itu? 

Mereka berbagi rasa dengan orang-orang. 
Mereka membagi apa yang mereka miliki dengan orang-orang. 
Mereka memberi nasihat untuk membantu orang, 
mereka mengatasi ego mereka. 
Tetapi kita, 
ego kita menguasai kita. 
Mereka menunggangi ego mereka. 
Mereka membuat ego mereka berada di bawah kendali mereka. 
"Nafsuka mati`atuka - Nafs, egomu adalah tungganganmu." 

Bukannya kalian yang menjadi tunggangan ego kalian. 
Kalian membuat ego kalian sebagai kuda kalian. 
Sekarang Setan dan ego kita menunggangi kita. 
Itulah perbedaan besarnya 
dan ketika mereka menyingkirkan semua karakteristik buruk ini, 
Allah membukakan maqamul cinta bagi mereka, 
sebagaimana yang dinyatakan dalam hadits suci Nabi (s). 
Itu adalah hadits yang sangat sahih, sebuah hadits qudsi,

"Hamba-hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku 
dengan ibadah-ibadah sunnahnya (nawafil) hingga Aku mencintainya; 
ketika Aku mencintainya, 
Aku akan menjadi telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, 
Aku akan menjadi matanya yang ia gunakan untuk melihat, 
Aku akan menjadi lidahnya yang ia gunakan untuk bicara, 
Aku akan menjadi tangannya yang ia gunakan untuk menyentuh sesuatu, dan 
Aku akan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan." ( Bukhari.)

Shaykh Hisham Kabbani

http://sufilive.com/Why-Awliya-Are-Awliya-and-We-Are-Not--1…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar