Senin, 07 Maret 2016

Mengenal Tarian Sufi dan Makna Kostumnya

Whirling Dervishes 

 Berputar-putar Karena Cinta Tuhan

Whirling Dervishes (Darwis yang berputar) atau tarian berputar-putar (tarian sufi) 
yang lekat dengan Islam dan budaya kaum Sufi ini,
 sudah mulai akrab bagi sebagian masyarakat kita.

Padahal tak sekadar berputar-putar, 
banyak hal unik dibalik tarian itu. 
Berikut kisah seputar salah satu seni kaum Sufi itu.

***

Whirling Dervishes atau sering juga disebut sebagai Sema 
yang artinya mendengar, berasal dari wilayah Anatolia, Turki, sejak abad ke 13. Penciptanya adalah pria asal Persia bernama 
Mawlana Jalaluddin Rumi (Mevlana Celaleddin Rumi).

Tarian ini merupakan sebuah bagian dari meditasi diri, 
yang dilekatkan dengan ajaran sufistik dalam Islam. 
Lewat tarian meditasi ini, 
diharapkan para pelakunya 
bisa menggapai kesempurnaan pada imannya, 
menghapuskan nafsu, 
ego dan hasrat pribadi dalam hidupnya.

Untuk bisa lihai melakukan tarian ini, 
penari harus melakukan beberapa ritual, 
yang paling pokok adalah melakukan zikir. 
Tarian ini diiringi oleh musik yang khas Timur Tengah,
 juga sebuah gambaran perjalanan mistik khas pemahaman sufistik.

Upacara tarian ini akan dibagi menjadi empat bagian. 
Yang pertama adalah Naat dan Taksim, 
ini adalah bagian awal dari upacara 
dimana ada seorang penyanyi solo yang 
menghaturkan puja-puji kepada Rasullullah SAW. 

Lalu ini diikuti oleh improvisasi 
dari ritme bebas alat musik flute berwarna merah, 
yang menyimbolkan keterpisahan kita dengan Tuhan.

Urutan yang kedua adalah Devr-i Veled, 
dimana para penarinya akan saling membungkuk satu sama lain. 
Ini sebagai bentuk untuk mengakui nafas Ilahi 
yang telah meniupkan ruh kepada kita semua. 
Setelah semua penari melakukan ini 
maka mereka akan berlutut dan melepas jubah hitam mereka.

Masuklah mereka pada proses ketiga, yakni empat salam, 
ini merupakan bagian utama dari ritual ini. 
Para penari yang berputar itu mewakili bulan 
dan mereka berputar di luar Syekh 
atau pemimpin tarian yang berada tengah
 yang merupakan perwakilan dari matahari.

Mereka berputar dengan bertumpu pada kaki kiri mereka, 
telapak kanan yang dihadapkan ke atas 
artinya menuju surga dan tangan kiri menunjuk tanah. 
Empat salam ini menggambarkan perjalanan spiritual bahwa 
setiap orang dipercaya akan melewatinya.

Dari empat salam 
yang pertama adalah pengenalan akan Tuhan, 
yang kedua adalah pengakuan keberadaan Tuhan dan kebersatuannya dengan ciptaannya, yang ketiga merupakan ekstase satu pengalaman dengan penyerahan total dan 
yang keempat adalah simbol perdamaian hati karena kesatuan Illahi.

Bagian ritual penutup adalah Taksim, 
dimana ada pembacaan ayat Al-Qur'an dan doa yang dilakukan oleh Syekh.

Kematian dan Kostum Penari Sufi

Tarian sufi punya ciri khas tersendiri dibanding jenis tarian lain. 
Keunikan itu terdapat pada kostum yang dikenakan, 
juga gerakan memutar ke arah kiri.

Tarian ini tak hanya mengandalkan kekuatan cinta pada Ilahi saja 
melainkan makna filosofi kehidupan. 
Filosofi pertama terletak pada bagian topi memanjang 
yang dikenal dengan sebutan sikke. 
Sikke melambangkan batu nisan para wali dan sufi 
yang ada di dataran Timur Tengah. 
Selanjutnya, 
jubah hitam dan tenur putih 
yang masing-masing melambangkan alam kubur dan kain kafan.
 Maknanya agar senantiasa manusia selalu mengingat kematian.

Selalu mengingat kematian merupakan salah satu cara paling dahsyat 
untuk mengendalikan hawa nafsu dan ego duniawi. S
eorang penari sufi diartikan sama dengan berjuang melawan ego.

Warna kostum asli (penari sufi) hitam dan putih. 
Mengingat mati sebelum mati. 
Ini berguna untuk mengendalikan ego. 
Islam itu indah mengajarkan kelembutan. J
ihad yang sebenarnya adalah melawan ego. 

Di bagian kaki, 
penari sufi memakai alas khusus yang disebut kuff. 
Konon, Nabi Muhammad SAW pada saat musim dingin selalu mengenakan kuff 
dalam perjalanan kemana pun, terutama pada musim dingin.

Yang istimewa, 
jika seseorang memakai kuff pada saat berwudhu, 
maka tidak perlu dilepas seperti sendal atau sepatu biasa. 
Ada alasannya. Apa itu?

"Untuk menghindari menjejak bumi secara langsung 
karena energi bumi cenderung negatif,
 penuh keduniawian. 
Rasul suka pakai kuff saat musim dingin, 
lalu dilapisi lagi dengan sandal. 
Kuff sendiri terbuat dari kulit."

Sementara, 
gerakan memutar ke arah kiri melambangkan putaran alam semesta,
 putaran tawaf di Ka'bah, dan putaran surgawi Ilahiah.

Terakhir, 
kostum jubah berukuran besar 
mengikuti pakaian yang dikenakan Rasulullah pada saat itu. 
Dengan kostum yang berukuran besar di bagian bawah, 
tarian akan lebih indah dan menarik.


Referensi:
http://hot.detik.com/read/2013/07/25/092925/2313734/1017/2/berputar-putar-karena-cinta-tuhan
http://hot.detik.com/read/2013/07/25/130015/2314092/1017/1/kematian-dan-kostum-penari-sufi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar