Jumat, 25 Maret 2016

Fatwa Kehidupan ------------------------

Fatwa Kehidupan
------------------------
"Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya”
=============================================
Ruh itu ditiupkan bukan dimasukkan kedalam tubuh, dari dalam diri, 
dalam dimensi alam yang lebih tinggi, 
lalu dihembuskan kealam luar, meresap dan menjalar dalam setiap aliran tubuh. 

Maka jangan difahami bahwasannya ruh itu dari atas langit yang ada bintang2 itu
 lalu turun ke bumi, bukan demikian. 
namun dari dimensi alam tinggi keluar, 
dimana alam tinggi itu jg sama berada dalam tubuh, 
hanya berhimpit alamnya, namun terpisah secara dimensional.

Sebagaimana layaknya suatu tiupan atau hembusan dari mulut manusia, 
lalu mengeluarkan suara angin "Huuuuuuuuuuuuuu"...... 
Maka nama ruh itu adalah "Hu". Hu itu juga adalah sebagai "puji diri" dari ruh, 
puji diri itu maksudnya bahwa setiap ciptaan itu diberi "kode genetis" khusus, 
untuk "memuji dirinya sendiri", 
yang mana puji diri itu maksudnya adalah ALLAH memuji diriNYA sendiri 
melalui setiap ciptaanNYA, 
dan setiap ciptaan itu memiliki masing2 puji diri. 

Demikianlah maksudnya bahwa setiap ciptaan dilangit dan dibumi itu 
senantiasa "bertasbih" kepadaNYA, yaitu selalu memuji-muji ALLAH 
dalam bahasa puji dirinya masing-masing.

Ketika di dzikirkan "puji diri" dari ruh itu, yaitu "Hu.....Hu.....Hu....", 
maka setiap ruh manusia akan bergetar dan merespon mengikutinya, 
begitulah caranya untuk "menghidupkan" ruhani. 
bahwa rahasia-rahasia dari "puji diri" setiap sesuatu itu 
akan mendatangkan pengetahuan tentang hakekat sesuatu tersebut, 
demikianlah puji diri ruh itu bisa mendatangkan pengetahuan tentang ruh 
kepada seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar