Imam Al Ghazaly.
BERDZIKIR DAN BERMA'RIFAT
Sepanjang hati
merasakan nikmatnya dzikir
dan berpaling pada bentuk dzikir itu sendiri,
maka hati telah terhalang dari Allah sw
Apabila hati tidak ragu-ragu,
jauh dari syirik samar (syirk khafy)
sehingga la menjadi hamba yang
tenggelam
dalam kemahaEsaan Al Haq,
maka la disebut hamba yang
bertauhid.
Begitu pula tentang ma’rifat.
Siapa yang mencari
ma’rifat,
dari ma’rifat itu sendiri,
la seperti dzikir yang mengingat
dzikirnya.
Sedangkan orang yang memperoleh ma’rifat,
justru seperti orang
yang tidak mendapatkannya,
tetapi yang didapati adalah Yang dima’rifati
(Allah Swt).
Dia telah menempatkan diri dalam wahana dari hakikat
wishal
dan berada pada nuansa qudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar