Seorang
Arif ,
ia tetap konsisten mengawal batasan-batasan syara' sambil
menjaga hatinya
dari kemasukan hal selain Tuhannya 'Azza wa Jalla.
ia
sangat cemas dan takut
jika Dia melihat hatinya penuh dgan ketakutan
pada selain-Nya
dan pengharapan pada selain-Nya
bahkan kepasrahan pada
selain-Nya.
Karena itu ia sangat menjaga hatinya dari kontaminasi
mahkluk (manusia)
dan sarana-sarana, sampai-sampai ia benci bertemu dgan manusia.
Akan tetapi krna sudah merupakan keharusan baginya,
ia pun tetap
berinteraksi dgan manusia,
sebab mereka adalah pasien dan ia adalah
dokter mereka.
ia juga membenci kehidupan dunia dan Akhirat yg megah.
Hanya kedekatan Tuhannya saja yg menjadi satu-satunya impian dan
pilihannya.
Sementara itu,
pada kalangan muhibbin (pencinta),
Dia katakan pada mereka,
"Kalian ini telah memilih Aku diatas seluruh
mahkluk-Ku,
dunia dan akhirat-Ku.
Kalian kucilkan mahkluk dari hati
kalian,
dan kalian hapus mereka dalam nurani kalian.
Maka inilah
Wajah-Ku, Kupersembahkan pada kalian,
dan ini pula kedekatan-Ku pada
kalian.
Kalian memang benar-benar hamba-hamba-Ku yang sejati."
-Fathur Rabbani (Syekh Abdul Qodir Jaelani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar